Monday, December 13, 2021

 

Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi


KATA PENGANTAR

 

       Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang materi Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi.”

      Shalawat dan salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariat agama Islam yang sempurna dimana merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

      Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan materi ini.

      Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

       Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Negara Ratu, 12 Desember 2021


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang............................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

C.     Tujuan Masalah.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Sopan Santun dalam Komunikasi.................................................................. 3

B.     Etika dalam Komunikasi................................................................................ 3

C.     Empati dalam Komunikasi Berfikir Positif.................................................... 8

D.    Kesetaraan...................................................................................................... 9

E.     Tanggung Jawab............................................................................................ 10

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan.................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 12

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Secara etimologi (bahasa) “Etika” berasal dari kata bahasa yunani etbos. Dalam bentuk tunggal, “ethos” berati tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berfikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berati adat kebiasaan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhklak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Nilai etika berkembang karena pengaruh dari keyakinan agama, norma-norma budaya teradisi keluarga, maupun hukum setempat, namun demikian ada standar etis universal yang dapat diterima oleh masyarakat secara umum. Nilai-nilai yang terinternalisasi dalam diri seseorang sebagai hasil belajar akan tampak dalam perilakunya berkomunikasi. Nilai-nilai atau norma-norma inilah yang kita kenal sebagai etika.

Pada hubungan komunikasi antar pribadi, para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kulural dan sosiologis. Rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan rentangan perilakukomunikasi yang diperbolehkan pada situasi non antar pribadi. Selanjutnya komunikasi yaitu berasal dari bahasa inggris yaitu “communication” yang berarti : perhubungan, kabar, perkabaran. Dengan kata lain mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Artinya komunikasi efektif itu minimal harus mengandung kesamaan makna antar dua pihak yang terlibat, dan yang terpenting lagi adalah orang lain bersedia menerima paham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan lain dari hasil komunikasi tersebut.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Jelaskan Sopan Santun dalam Komunikasi?

2.      Jelaskan Etika dalam Komunikasi Antar pribadi?

3.      Jelaskan Empati dalam Komunikasi berfikir positif?

4.      Jelaskan Kesetaraan dan Tanggung Jawab dalam Komunikasi Antar Pribadi?

 

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui Sopan santun dalam komunikasi

2.      Untuk mengetahui Etika dalam komunikasi antar pribadi

3.      Untuk mengetahui dan memahami Empati dalam komunikasi berfikir positif

4.      Untuk mengetahui dan Kesetaraan dan Tanggung Jawab dalam komunikasi antar pribadi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Sopan Santun dalam Komunikasi

Menurut Hartono sopan santun adalah kebiasaan yang baik dan disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat. Sopan santun terdiri atas “sopan” dan “santun” yang berarti adat, aturan, norma, peraturan. Santun berati norma, bahasa yang taklim (amat hormat), kelakuan, tindakan, perbuatan[1]. Sedangkan sopan santun menurut Alam adalah tata karma di dalam pergaulan antar manusia dan manusia, sehingga manusia itu dalam pergaulan setiap harinya memiliki kesopansantunan, saling hormat menghormati dan saling sayang menyayangi. Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antaradua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah.

 Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari, karena dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan keberadaan nya sebagai makhluk sosial dimanapun tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia, sudah tentu memiliki norma-norma atau etika-etika dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Makna utama dari kesantunan berbahasa adalah memperlancar komunikasi. Oleh karena itu, dengan adanya pemakaian bahasa yang sengaja dibelit-belitkan, yang tidak tepat sasaran, atau yang tidak menyatakan yang sebenarnya karena enggan kepada orang yang lebih tua juga merupakan ketidaksantunan bahasa. Kenyataan ini sering dijumpai di masyarakat karena terbawa oleh budaya “tidak terus terang” dan menonjolkan perasaan[2]

 

B.     Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi

Etika komunikasi merupakan suatu rangkumam istilah yang mempunyai pengertian tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat. Pada dasarnya komunikasi antar pribadi dapat berlangsung secara lisan maupun tertulis. Secara lisan dapat terjadi secara langsung (tatap muka), maupun dengan menggunakan media seperti telepon, SMS, Facebook, e-mail, dan sebagainya, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung, norma etika perlu diperhatikan[3]. Adapun menurut Tata Taufik dalam bukunya Etika Komunikasi Islam mengungkapkan bahwa dakwah merupakan komunikasi islam dimana dakwah dan komunikasi sebagai sesuatu teknik, serta dakwah islamiah sebagai tindakan ammar ma’ruf nahi munkar serta penyampaian pesan risalah Islamiah[4].

Ada 2 jenis etika jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan norma-norma yakni :

1.      Etika Deskriptif

Etika deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.

2.      Etika Normatif

Etika normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek.

Dalam pergaulan dan kehidupan masyarakat, antara etika dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di manapun orang berkomunikasi selalu memerlukan pertimbangan etis, agar lawan bicara dapat menerima dengan baik. Berkomunikasi tidak selamanya mudah. Apalagi kalau kita tidak mengetahui jati diri (latar belakang sosial budaya) mereka yang kita hadapi. Etika yang tergambarkan dalam tata krama berkomunikasi adalah kebiasaan dan mungkin merupakan kesepakatan dalam hubungan antara warga dimasyarakat. Ukuran etika itu berlaku secara selingkung, dan kadang-kadang sulit dimengerti akal sehat[5]. Untuk mengukur kualitas etika komunikasi yang baik, maka dapat dilihat dari sejauh mana kualitas teknis komunikasi itu sesuai dengan nilai-nilai kebaikan yang berlaku[6]. Etika berbicara mengenai nilai dan norma, moral manusia, ukuran tingkah laku yang dipandang baik dalam masyarakat. Etika memiliki tujuan yaitu untuk membantu manusia mengambil sikap dan tindakan yang tepat untuk dilakukan, bebas namun bertanggung jawab, sehingga menciptakan kebahagian. Secara khusus terdapat 10 etika komunikasi antar pribadi yang harus diperhatikan dengan baik yaitu,

 

1.      Etika Komunikasi Tatap Muka

Dalam komunikasi tatap muka, orang – orang yang terlibat dalam proses komunikasi saling bertemu. Dengan begitu setiap orang dapat melihat langsung lawan bicaranya, termasuk melihat ekspresi wajah, pancaran mata, serta body language-nya. Pembicaraan dengan komunikasi tatap muka merupakan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan sesuatu. 

 

2.      Etika Komunikasi melalui panggilan telepon

Ketika kita menelepon, pada dasarnya kita tengah bertamu ke rumah orang lain; begitu juga sebaliknya. Sehingga dalam menelepon atau menerima telepon, kita harus memperhatikan beberapa etika berikut.

a.       Pertimbangkan waktu menelepon, pilih waktu yang tepat misalnya hindari menelepon tengah malam.

b.      Saat berbicara di telepon, usahakan berbicara dengan tenang dan langsung ke inti masalah.

c.       Beri perhatian penuh pada lawan bicara di telepon, jangan berbicara dengan orang lain di dekat anda. Cukup beri isyarat jika ada orang yang mengajak bicara, agar menunggu hingga anda selesai menelepon.

3.      Etika Komunikasi Melalui SMS

Layanan pesan pendek cukup populer, sebab selain praktis dan harganya lebih murah, juga menghindari pembicaraan panjang yang tidak perlu. Berikut beberapa etika menulis sms. Baca kembali sms yang telah ditulis, untuk menghindari kesalahan.

a.       Hindari penggunaan kata-kata kotor.

b.      Hindari penggunaan singkatan yang tidak populer, untuk menghindari kesalahan penafsiran.

c.       Hindari menggunakan huruf kapital pada seluruh teks, sebab huruf kapital dianggap menandakan kemarahan.

 

4.      Etika Komunikasi Melalui Sosial Media

Pekembangan dunia internet membawa dampak yang signifikan terhadap cara berkomunikasi. Melalui sosial media seperti facebook kita dapat berkomunikasi tanpa terkendala waktu dan jarak. Jangkauan komunikasi menggunakan internet sangat luas, sekali memposting suatu pesan, maka seluruh dunia dapat mengetahuinya.

5.      Etika Komunikasi Ketika Menyambut Tamu

Menyambut tamu yang datang dengan baik, merupakan sebuah tindakan menghormati tamu. Kemampuan dalam menyambut dan menerima tamu tersebutakan berhubungan dengan penilaian tamu terhadap diri dan keluarga penerima  tamu. Berikut etika menyambut tamu dengan baik:

a.       Menjemput tamu yang datang, misalanya dari bandara atau statsiun kedatangan.

b.      Berjabat tangan, atau memeluk jika cukup dekat.

c.       Mengalungkan bunga.

d.      Mengadakan jamuan penghormatan.

e.       Mengkomunikasikan jadwal acara.

6.      Etika Komunikasi Ketika Berkenalan

Memiliki banyak teman akan selalu menyenangkan, semakin banyak teman yang kita miliki akan semakin memudahkan kita dalam banyak hal. Salah satu cara mendapatkan teman adalah dengan berkenalan.

a.       Agar proses perkenalan dapat berjalan dengan baik, ada etika berkenalan yang harus dilakukan misalnya:

b.      Menyebut nama dengan jelas.

c.       Percaya diri.

d.      Berikan personal contact.

e.       Orang yang lebih muda yang memperkenalkan diri kepada yang lebih tua, dan pria terhadap wanita.

f.       Hindari perkenalan di tempat ramai seperti di pinggir jalan.

 

7.      Etika Komunikasi dalam Percakapan

Dalam melakukan percakapan kita harus memeperhatikan etika agar percakapan berlangsung dengan nyaman dan menarik bagi kedua belah pihak. Berikut beberapa etika yang dapat diterapkan:

a.       Mengangkat topic pembicaraan tentang hal atau isu yang menarik, misalnya kebudayaan, hobi, dkk. Hindari mengangkat topic yang bersifat pribadi atau sensitif.

b.      Memiliki rasa humor dan wawasan luas.

c.       Mampu menyesuaikan diri.

d.      Menjelaskan dengan singkat, padat, dan jelas.

e.       Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara.

f.       Menggunakan bahsa yang dimengerti lawan bicara.

g.      Bersikap ramah, dan menunjukkan tingkah laku yang baik.

h.      Tenang, dan tidak mudah terpancing emosi.

 

8.      Etika Ketika berada di Ruang Tunggu Umum

Kita harus menjaga kenyamanan dan ketertiban orang di sekitar kita, saat berada diruang tunggu umum, dengan memperhatikan tata tertib dan etika yang berlaku. Berikut beberapa contoh etika tersebut:

a.       Mengantri dengan sabar sampai mendapat giliran. Hindari menyerobot antrian.

b.      Hindari menerima telepon didepan umum dengan suara keras.

c.       Hindari duduk berselonjor kaki sehingga menghalangi jalan. Hindari pula nenaikkan kaki ke atas bangku.

d.      Jangan membuang sampah sembarangan.

e.       Tidak bersikap mengganggu dan berusaha menjaga kenyamanan.

 

9.      Etika ketika Merokok

Seperti kita ketahui rokok memberikan dampak buruk bagi kesehatan, adalah tidak etis jika seorang perokok merokok didepan lawan bicara yang tidak merokok, sebab orang tersebut juga akan menerima dampak dari asap rokok yang ditimbulkan. Dalam merokok, perokok harus memperhatikan beberapa etika seperti berikut:

a.       Tidak merokok di tempat yang memiliki aturan dilarang merokok.

b.      Meminta ijin pada orang didekat anda sebelum merokok.

c.       Hindari merokok saat acara makan sedang berlangsung.

d.      Sebaikya merokok lah di ruang terbuka.

 

10.  Etika Ketika Bertukar Kartu Nama

Kartu nama merupakan sbuah kartu berisi identitas dan kontak kita. Sampai saat ini kartu nama masih sering digunakan. Berikut beberapa etika terkait pemberian kartunama:

a.       Lakukan pada awal pertemuan.

b.      Serahkan kartu nama dengan tangan kanan, atau menggunakan kedua tangan.

c.       Jika kartunama dicetak dalam dua bahasa, berikan kartu dengan posisi sisi bahasa yang dapat di mengerti penerima menghadap ke penerima[7].

 

 

C.    Empati dalam Komunikasi Berfikir Positif

Menurut siti aisyah boediarja empati sebagaimana dikemukakan pertama kali pada tahun 1909 yang berasal dari bahasa latin em dan pathos yang artinya feeling into. Kata empati (empathy) sendiri berasal dari Einfuhlung yang semula digunakan seorang psikolog jerman. Kata ini secara harfiah berarti “merasa terlibat” (feeling into). Penting nya empati atau “merasa terlibat” dalam komunikasi ini biasanya sering kali dihubungkan dengan pembahasan mengenai persepsi dan kemampuan dalam mendengarkan. Empati didefenisikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk mengidentifikasi atau memahami dengan cara seolah mengalami sendiri-perasaan, pikiran, atau sikap orang lain. Empati secara signifikan mempengaruhi kualitas kehidupan pribadi dan potensional manusia, terutama aktivitas-aktivitas yang terkait dengan hubungan sosial. Empati memfasilitasi komunikasi, kerja sama, sikap menghornati, dan sifat kasih sayang. Empati memberikan kekuatan untuk mengubah kondisi-kondisi negatif ketika seseorang berusaha meningkatkan interaksi-interaksi dengan orang lain[8].

Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence menyatakan bahwa pada dasarnya empati adalah kemampuan untuk mengerti emosi-emosi yang dirasakan oleh orang lain. Goloeman juga mencatat bahwa ada tingkatan yang lebih dalam mengenai pengertian, pendefenisian dan reaksi terhadap kepadulian serta kebutuhan yang mendasari reaksi serta respon emosional lainnya. Apa saja manfaat positif empati?

1.      Membangun revlasi dengan orang lain

Manfaat empati yang paling utama adalah membangun relasi sosial dengan orang lain. Orang lain akan merasa dimengerti oleh kamu dan dengan sendirinya akan menjadi nyaman dan dekat denganmu.

2.      Meningkatkan perilaku tolong-menolong

Melatih diri meningkatkan sikap empati berarti meningkatkan perilaku tolong-menolong di kehidupan sehari-hari.

3.      Membentuk moral yang baik

Memiliki empati berarti memiliki rasa kasih terhadap orang lain. Empati membantu kamu untuk mengidentifikasikan sikap atau perilaku yang baik untuk dilakukan, selalu dengan moral yang dianut.

 

4.      Membantu mengatur ego diri

Memiliki kemampuan berempati berarti mampu berfikir di luar dari kepentingan diri sendiri. Dengan begitu, kamu akan belajar untuk melihat kepentingan orang lain di samping kepentingan diri sendiri.

 

D.    Kesetaraan

Kesetaraan (equality). Kesetaraan adalah pengakuan bahwa masing-masing pihak bernilai dan berharga. Selain itu, kesetaraan juga merupakan sikap memperlakukan orang lain. Indikator tersebut, yakni (1) komunikasi horizontal atau demokratis dan (2) mengakui kelebihan orang lain.[9] Kesetaraan (equality)  Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri, 1991: 13) Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antarmanusia yang memiliki suatu pribadi.[10]

 

 

 

E.     Tanggung Jawab

Williams Rawins mengungkapkan bahwa “ semua pihak harus bertanggung jawab atas perilaku komunikasi “. Dalam sebuah lingkungan yang menjunjung tinggi kebebasan, kata-kata seperti “dapat di pertanggung jawabkan dan tanggung jawab” sering tidak di mengerti atau tidak di dengarkan, kata-kata itu semakin menjadi “kata kunci”. Sebagai komunikator, tanggung jawab etis kita dapat tumbuh dari sebuah status atau posisi yang telah di peroleh atau telah di sepakati, lewat komitmen (janji, sumpah, persetujuan) yang telah kita buat atau konsekuensi (efek, dampak) komunikasi kita dengan orang lain. Tanggung jawab mencakup unsur pemenuhan tugas dan kewajiban, dapat dipertanggung jawabkan pada setiap individu dan kelompok lain, juga dapat dipertanggung jawabkan ketika dinilai menurut standart yang disepakati, dan dapat di pertanggung jawabkan menurut hati nurani kita sendiri.

 

 

 

 

 


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi sehari-hari, karena dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan keberadaan nya sebagai makhluk sosial dimanapun tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia, sudah tentu memiliki norma-norma atau etika-etika dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Makna utama dari kesantunan berbahasa adalah memperlancar komunikasi. Etika komunikasi merupakan suatu rangkumam istilah yang mempunyai pengertian tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat. Pada dasarnya komunikasi antar pribadi dapat berlangsung secara lisan maupun tertulis. Secara lisan dapat terjadi secara langsung (tatap muka), maupun dengan menggunakan media seperti telepon, SMS, Facebook, e-mail, dan sebagainya, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung, norma etika perlu diperhatikan. Penting nya empati atau “merasa terlibat” dalam komunikasi ini biasanya sering kali dihubungkan dengan pembahasan mengenai persepsi dan kemampuan dalam mendengarkan. Empati didefenisikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk mengidentifikasi atau memahami dengan cara seolah mengalami sendiri-perasaan, pikiran, atau sikap orang lain. Kesetaraan adalah pengakuan bahwa masing-masing pihak bernilai dan berharga. Selain itu, kesetaraan juga merupakan sikap memperlakukan orang lain. Indikator tersebut, yakni (1) komunikasi horizontal atau demokratis dan (2) mengakui kelebihan orang lain. Kesetaraan (equality)  Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam sebuah lingkungan yang menjunjung tinggi kebebasan, kata-kata seperti “dapat di pertanggung jawabkan dan tanggung jawab” sering tidak di mengerti atau tidak di dengarkan, kata-kata itu semakin menjadi “kata kunci”. Sebagai komunikator, tanggung jawab etis kita dapat tumbuh dari sebuah status atau posisi yang telah di peroleh atau telah di sepakati, lewat komitmen (janji, sumpah, persetujuan) yang telah kita buat atau konsekuensi (efek, dampak) komunikasi kita dengan orang lain.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ade masturi. 2010. Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik (Perspektif Psikologi Komunikasi). Jurnal Dawah dan Komunikasi. Vol. 1, No. 1.

Anton Prasetyo W & Yunus Winoto.2016. Komunikasi Interpersonal Di Kalangan Karyawan Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Jawa Barat Dan Hubungannya Dengan Kinerja Tenaga Perpustakaan, UNP Jurnals, Vol. XV No. 1.

Hartono,          Sopan Santun dalam Pergaulan, (Bandung : CV. Armico, 2007),

https://pakarkomunikasi.com/etika-komunikasi-antar-pribadi

Kunjana Rahardi, R. 2002,     Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia Jakarta : Penerbit Erlangga

Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 1999,.

Maria Victoria Awi, Norma Mewengkang, Antonius Golung. 2016. Peranan Komunikasi Antar Pribadi Dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga Di Desa Kimaam Kabupaten Merauke, E-journal “Acta Diurna” Volume V. No.2.

Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010,

Tata Taufik, Etika Komunikasi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2012,


MANUSIA TIDAK TERLEPAS DARI KEASALAHAN MOHON MAAF APABILA TERDAPAT KELASALAHAN DALAM PENGETIKAN ATAUPUN PENGUTIPAN.

"SEBAIK APAPUN KARYA PASTI ADA YANG TIDAK SUKA DAN SBURUK APAUN KARYA PASTI AKAN ADA YANG SUKA".

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Hartono, Sopan Santun dalam Pergaulan, (Bandung : CV. Armico, 2007), hal. 11

[2] Kunjana Rahardi, R. 2002, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia Jakarta : Penerbit Erlangga

[3] Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010, hal. 135

[4] Tata Taufik, Etika Komunikasi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2012, hal. 211-221

[5] Ibid, hal. 136

[6] Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 1999, hal 33-34.

[8] Ade masturi. 2010. Membangun Relasi Sosial Melalui Komunikasi Empatik (Perspektif Psikologi Komunikasi). Jurnal Dawah dan Komunikasi. Vol. 1, No. 1.

[9] Maria Victoria Awi, Norma Mewengkang, Antonius Golung. 2016. Peranan Komunikasi Antar Pribadi

Dalam Menciptakan Harmonisasi Keluarga Di Desa Kimaam Kabupaten Merauke, E-journal “Acta Diurna” Volume V. No.2.

[10] Anton Prasetyo W & Yunus Winoto.2016. Komunikasi Interpersonal Di Kalangan Karyawan Badan Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Jawa Barat Dan Hubungannya Dengan Kinerja Tenaga Perpustakaan, UNP Jurnals, Vol. XV No. 1.

No comments:

Post a Comment

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...