Wednesday, September 25, 2019

TEORI ADLERIANS KONSELING KELOMPO


Kelompok : 3
MAKALAH KONSELING KELOMPOK
TEORI ADLERIANS
MATA KULIAH KONSELING KELOMPOK
 











Dosen pengampu:

NOFFIYANTI S. Sos, MA
Disusun oleh:
Anita Sari                    1841040304
Daziwar Fahri                         1841040144
Indah Nuraini              1841040313
Ismail                         1841040268
Kelas: D


PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TA. 2019/1441 H


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum
            Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya lah kami para pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu ya itu makalah yang berjudul Teori Adlerians. Dan solawat beserta salam tak lupa kita sanjung agungkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan safaatnya di yaumul kelak .
            Dalam makalah ini kami membahas tentang Teori Adlerians untuk memenuhi tugas matakuliah komunikasi konseling. Semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para pendengar dan pembaca. Namun kami masih menyadari bahwasanya makalah kami masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kami masih mengharapan kritik dan saran yang membangun agar dapat kami jadikan pelajaran di kedepanya karena hakikinya manusia tidak ada yang sempurna.
            Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya terhadap rekan-rekan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini dan ucapan terima kasih pula terhadap Ibu Noffiyanti yang telah membimbing, dan memberikan ilmunya terhadap kami semuah khususnya pada mata kuliah komunikasi konseling. Akhir kata dari kami.
Wasalamualaikum.
Bandar Lampung, 25 September 2019          


                        Penulis






DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang...................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Teori Adlerian.......................................................................... 2
B.     Konsep Utama Teori Adlerian.............................................................. 2
C.     Tujuan Kelompok Konseling Adlerian................................................. 3
D.    Premis Dasar Konseling Kelompok Adlerian....................................... 3
E.     Prosedur Konseling Kelompok Adlerian.............................................. 4
F.      Kelebihan dan kekurangan konseling kelompok Adlerian................... 7
G.    Psikoterapi............................................................................................ 8
H.    Perbedaan Teori Freud dan Adler........................................................ 9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Adler merupakan salah satu teoris besar dalam psikologi kepribadian yang telah mengembangkan Konseling Adlerian bersama para pengikutnya berdasarkan teori psikologi individual Adler . Konsep-konsepnya revolusioner dan menampilkan sisi kemanusiaan yang utuh dalam dialektikanya. Adler awalnya merupakan anggota bahkan sebagai ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina yang merupakan organisasi pengembang teori Freud, namun kemudian memisahkan diri karena mengambangkan ide-ide dan konsepnya sendiri.
Konsep yang dikembangkan oleh Adler memiliki perbedaan yang substansial dengan teoris Freud. Adler yang berlatar belakang pendidikan dokter kemudian mengembangkan suatu teori yang spesifik yang disebutnya psikologi individual. Teori Adler ini sangat menekankan peranan ego dan kontekstualitas sosial dalam gerak dinamika kehidupan manusia.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Sejarah Teori Adlerian?
2.      Apa Saja Konsep Utama Teori Adlerian?
3.      Apa Tujuan Kelompok Konseling Adlerian?
4.      Apa Saja Premis Dasar Konseling Kelompok Adlerian?
5.      Apa Saja Perbedaan Teori Freud dan Adlerian?

C.    TUJUAN MAKALAH
1.      Untuk Mengetahui Sejarah Teori Adlerian
2.      Untuk Mengetahui Konsep Utama Teori Adlerian
3.      Untuk Mengethui Tujuan Kelompok Konseling Adlerian
4.      Untuk Mengetahui Premis Dasar Konseling Kelompok Adlerian
5.      Untuk Mengetahui Perbedaan Teori Freud dan Adlerian


BAB II
PEMBAHASAN

A      Sejarah Teori Adlerian

Teori konseling Adlerian dicetuskan oleh Alferd Adler, seorang psikolog dan fisikawan yang lahir di pinggiran kota Wina pada 7 Februari 1870[1]. Adler tumbuh dan berkembang dalam keadaan menderita rakhitis dan pneumonia. Penyakit tersebut membuatnya lemah, tidak bias berjalan bahkan hamper meninggal. Adler adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia tumbuh dilingkungan yang memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Adler menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dengan teman-temannya yang termasuk Yahudi dan non-Yahudi dari kelas menengah dan bawah. Pengalaman inilah yang mempengaruhi kepeduliannya terhadap aspek sosial dan kepribadian. “The technique of    treatment must be in yourself” merupakan frase yang dikemukakan oleh Adler, hal ini untuk menekankan pentingnya konselor sebagai pribadi.

B       Konsep Utama Teori Adlerian
Teori Adlerian selalu terfokus pada kelompok. Konsentrasi Adlerian melekat pada minat sosial (social interest) dari individu, menekankan pada pengembangan sosial, kerja sama, dan pendidikan. Alferd Adler pada awalnya menggunakan kelompok untuk psikoterapeutik dan pendidikan psikologis. Ia menggunakan kelompok untuk konseling dengan para orang tua   pada tahun 1922-an. Ia selalu menggunakan “co-therapistis” (pendamping terapis) dalam pekerjaannya.

Teori Adler memandang bahwa prilaku manusia dan perkembangannya dipengruhi oleh tatanan minat sosial, urutan kelahiran, dan gaya hidup. Dalam setiap proses konseling yang dilakukannya, Adler hampir selalu bertanya pada kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni: urutan keluarga, jenis kelamin, dan usia saudara-saudara sekandung.

C      Tujuan Kelompok Konseling Adlerian
Tujuan utama dari konseling Adlerian difokuskan pada pertumbuhan dan tindakan-tindakan individu dalam kelompok, alih-alih pada kelompok itu sendiri. Pada tingkat global, individu yang menjadi anggota kelompok Adlerian memperoleh pengalaman yang lebih berorientasi social, terintegrasi secara pribadi, dan memperoleh keterarahan tujuan. Mereka juga mampu memperbaiki kepercayaan-kepercayaan yang salah dan menjadi lebih mampu berhubungan dengan isu-isu yang berasal dari keluarga.

Hasil dari kelompok kerja Adlerian yaitu kelompok kerja menyadari kembali bahwa mereka lebih mampu mengerjakan tugas bersama daripada sendiri atau terpisah.

D      Premis Dasar Konseling Kelompok Adlerian
Prinsip utama teori kepeduliannya pada minat sosial (social interest). Minat sosial didefenisikan sebagai “not only a interest in others but an interest of others” yang artinya bahwa minat sosial bukan hanya satu minat dalam orang lain, tetapi suatu minat didalam
 minat pada orang lain (Ansbancher, 1977:57). Selanjutnya, Corey (2013) menyatakan konsep utama Adlerian yaitu:
a.       Pandangan tentang sifat manusia
Manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan sosial. Adler menekankan determinan-determinan sosial kepribadian bukan determinan-determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan ketidaksadaran. Manusia adalah tuan, bukan korban dari nasibnya sendiri.

b.      Inferioritas dasar dan kompensasi
Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya yang inheren serta untuk mencapai superioritas. Tujuan hidup adalah kesempurnaan, bukan kesenangan.Adler menekankan bahwa setiap orang memiliki perasaan rendah diri. Anak (karena ukuran dan ketidakberdayaannya) merasa rendah diri. Individu berusaha mengatasi ketidakberdayaannya itu dengan kompensasi, yakni mengembangkan gaya hidup yang memungkinkan tercapainya keberhasilan.

c.       Usaha untuk mencapai superioritas
Orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan mencari kekuasaan, dengan berusaha untuk mencapai superioritasnya, ia ingin mengubah kelemahan dengan kekuatan atau mencoba mencapai keunggulan pada suatu bidang sebagai kompensasi bagi kekurangannya di bidang-bidang lain.

d.      Gaya hidup
Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap individu. Setiap individu memiliki gaya hidupnya sendiri dan tidak ada dua orang yang memiliki gaya hidup yang persis sama. Gaya hidup individu dibentuk pada masa kanak-kanak sebagai kompensasi bagi inferioritasnya dalam hal tertentu.[2]

e.       Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak
Adler menekankan jenis-jenis pengaruh awal yang menyebabkan anak mengembngkan gaya hidup yang keliru. Susunan dalam keluarga bias memperkuat perasaan rendah diri pada anak.

E       Prosedur Konseling Kelompok Adlerian
Seperti halnya dalam pendekatan psikoanalitik, konseling kelompok dengan pendekatan Adler pun mencakup penelitian dan penafsiran masa lampau konseli. Walaupun demikian, terdapat perbedaan yang mendasar diantara paham Adler dan paham Freud. Hubungan lain yang menunjukkan kelompok Adlerian dalam praktik, berlangsung melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1.      Membangun dan Memelihara Hubungan Terapeutik yang Tepat
Pada tahapan ini, konselor mendorong kerja sama dan semangat yang sama kepada anggota kelompoknya. Anggota kelompok dapat melakukan kontrak formal atau informal untuk bekerja pada wilayah yang memiliki makna personal bagi mereka.
Tahap pertama yang dilakukan dalam Adlerian ini ialah upaya bantuan yang ditekankan kepada pembentukan hubungan terapeutik yang baik, didasarkan atas kerja sama dan saling menghargai. Peserta didorong aktif dalam proses itu, karena mereka bertanggung jawab tentang partisipasinya sendiri dalam kelompok itu. Hubungan terapeutik dalam kelompok konseling dengan pendekatan Adler terjalin dalam bentuk hubungan antara pihak-pihak yang sama martabatnya.

2.      Mengekspresikan Dinamika-dinamika dalam Diri Individu
Pada tahapan ini mencakup eksplorasi tentang konstelasi-konstelasi keluarga, rekoleksi-rekoleksi awal, dan kesalahan-kesalahan dasar. Setelah analisis-analisis ini, anggota kelompok mulai bergerak ke arah wawasan dan tahapan reorientasi kelompok.
Ada 2 tujuan dari tahap ini, yaitu memahami gaya hidup konseli dan mengamati bagaimana gaya hidup itu mempengaruhi prilaku konseli yang bersangkutan dalam menjalankan tugas hidupnya yang dewasa ini. Tujuan tahap ini adalah untuk mengarahkan konseli supaya dapat keluar dari kekeliruannya sendiri dengan selalu memberikan syarat untuk keberhasilannya. Ada beberapa tehnik untuk menilai dan menganalisis suatu masalah, yaitu menyatakan kembali (paraphrasing), konfrontasi, pertanyaan, dan hipotesis sementara.

3.      Mengkomunisasikan Suatu Pemahaman Diri kepada Individu
Pada tahapan ini, identik dengan suatu pemahaman dan wawasan meliputi cara membantu anggota kelompok dalam memahami alasan mereka ketika membuat pilihan-pilihan  di masa lalu.
Dalam suasana kelompok tahap wawasan itu berfungsi dan berbuat seperti yang dilakukannya itu. Untuk mempermudah proses peroleh wawasan dan memadukannya ke dalam gaya hidup konseli, konselor dapat menggunakan teknik penafsiran. Penafsiran bersangkutan dengan alasan mengapa para peserta berprilaku seperti yang dilakukannya. 

4.      Membuka Alternatif-alternatif dan Pilihan-pilihan Baru
Pada tahap terakhir anggota-anggota kelompok konseling dianjurkan untuk bertindak dan lebih menerima kehidupan mereka yang terkontrol. Setiap prosedur dalam tahap ini berarti harus menerima resiko, bertindak “seolah-olah/tafsiran” mereka sebagai pribadi yang bijak, dan mengoreksi pola-pola mereka yang tidak efektif di masa lalu.[3]

Ada empat tahapan dalam konseling kelompok Adlerian yaitu:
a.       Tahap membentuk dan memelihara hubungan
Dalam tahap ini, upaya bantuan ditekankan kepada pembentukan hubungan terapeutik yang baik, didasarkan atas kerja sama dan saling menghargai. Hubungan terapeutik dalam konseling dengan pendekata Adler terjalin dalam hubungan antara pihak-pihak yang sama martabatnya.

b.      Tahap analisis
Ada 2 tujuan dari tahap ini, yaitu memahami gaya hidup klien dan mengamati bagaimana gaya hidup itu mempengaruhi klien yang bersangkutan dalam menjalankan tugas hidupnya dewasa ini. Ada beberapa teknik untuk menilai dan menganalisis suatu masalah, yaitu menyatakan kembali (paraphrasing), konfrontsi, pertanyaan, dan hipotesis sementara.

c.       Tahap wawasan
Tahap wawasan diarahkan dapat membantu klien memahami mengapa mereka itu berfungsi dan berbuat seperti yang dilakukannya itu, untuk mempermudah proses perolehan wawasan dan memadukannya kedalam gaya hidup klien, konselor dapat menggunakan teknik penfsiran yaitu bersangkutan dengan alasan mengapa para peserta berprilaku seperti dilakukannya disini dan saat ini.

d.      Tahap orientasi kembali
Dalam tahap ini, peranan kelompok sangat penting karena kelompok itu merangsang tindakan dan orientasi yang baru. Orientasi kembali merupakan tahap pengambilan tindakan, apabila peserta menentukan keputusan dan tujuan-tujuannya yang telah diubah.

e.       Peran konselor dalam konseling kelompok Adlerian
Konselor dapat berperan sebagai seorang peserta dlam upaya terapeutik yang berdasarkan kerjasama antar anggotanya. Peran aktif konselor tampak pula sebagai penerapan fungsi konselor sebagai contoh atau model bagi para konseli[4].

F.   Kelebihan dan kekurangan konseling kelompok Adlerian
1.      Kelebihan:
a)      Keyakinan yang optimis bahwa setiap orang dapat berubah untuk mencapai sesuatu kearah evolusi manusia bersifat positif.
b)      Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien.
c)      Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan tetapi manusianya yang sakit atau salah.
d)     Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku.
e)      Berorientsi humanistic.
f)       Tingkah lakunya berarah tujuan
g)      Modelnya dibangun dengan lebih memperdulikan kesesuaiannya untuk menangani orang-orang normal yang bermasalah daripada terhadap orang-orang yang menderita psikologis akut.
h)      Lebih menekankan pada aspek-aspek psikologi sosial.


2.      Kekurangan:
a.       Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan.
b.      Meminimalkan faktor biologis dan riwayat masa lalu.
c.       Terlalu banyak menekankan tanggung jawab pada keterampilan diagnostic konselor.
d.      Ada kecendrungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap beberapa masalah manusia yang kompleks.
e.       Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif sebagai penentu prilku.
f.       Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya pada pendekatan ini  masih lemah (kurang teliti).[5] Dua dorongan pokok yaitu:
1)      Dorongan kekuatan adalah dorongan yang mengabdi kepada aku ( diri sendiri)
2)      Dorongan kemasyarakatan adalah mendorong manusia bertindak yang mengbdi kepada masyarakat

G.    Psikoterapi
Tujuan psikoterapi menurut Adler ialah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, mendorong minat sosial.
Teknik-teknik terapi yaitu:

1.      Menggali masa lalu dengan mempelajari masa lalu kanak-kanak
2.      Analisis mimpi yakni usaha ketidaksadaran untuk menciptakan suasana hati atau kedaan
3.      emosional sesudah bangun nanti.





H.    Perbedaan Teori Freud dan Adler
Freud
Adler
Mereduksi motivasi tindakan manusia kepada seks dan agresi saja
Manusia kebanyakan dimotivasi oleh pengaruh-pengaruh sosial dan perjuangan menuju keberhasilan atau kesuksesan
Manusia memiliki sedikit atau bahkan tidak sama sekali pilihan dalam membentuk kepribadian mereka
Manusia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjadi siapa diri mereka
Prilaku saat ini dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu
Prilaku saat ini dibentuk oleh pandangan manusia mengenai masa depan
Sangat menekankan komponen bawah sadar prilaku
Manusia yang sehat secara psikologis biasanya sadar apa yang sedang dikerjakan beserta alsannya
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada tanggal 7 Februari 1870 sebagai anak ketiga dari sebuah keluarga yang terdiri dari 5 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Sewaktu kecil Adler  merupakan anak yang sakit-sakitan. Ketika berusia 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia (radang paru-paru). Pengalaman tidak menyenangkan berkaitan dengan kesehatan inilah yang kemudian mendorong dirinya untuk menjadi dokter.
Adler beranggapan bahwa problem seseorang pada hakekatnya adalah bersifat sosial, karena itu diberi kepentingan yang besar terhadap hubungan-hubungan antara manusia, yang terjadi sebagai dinamika psikis dari individu-individu yang biasanya merupakan kasus dalam keluarga.
Tujuan dasar dari pendekatan ini adalah untuk mempermudah perbaikan hubungan anak-anak dan meningkatkan hubungan di dalam keluarga. Mengajarkan anggota keluarga bagaimana cara menyesuaikan diri yang lebih baik terhadap anggota keluarga yang lain dan bagaiman cara hidup bersama dalam keluarga sosial yang












DAFTAR PUSTAKA

Hasnida, Lubis, Lumongga, Namora, Konseling Kelompok, Jakarta: Kencana. 2016.

Dkk ,Drs, Rasimin, Bimbingan dan Konseling Kelompok, Jakarta: Pt. Bumi Aksara. 2018.

Kurnnto, Edi, Bimbingan dan Konseling Kelompok, Bandung: Alfabeta. 2013

Suryabrata, Sumardi, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Pt RajaGrapindo Persada. 2008




[1] Namora lumogga lubis hasnida, (konseling kelompok,Jakarta,kencana,2016)hal: 120
[2] Ibid. hlm.123
[3] Ibid.hlm 125

[4]Drs.Rasmidi dkk, Bimbingan dan konseling kelompok, Jakarta, Pt bumi aksara, Jakarta) hal: 86
[5]Dr sumardi suryabrata, ( psikologi pkepribadian, Jakarta, Pt rajagrapindo persada,2008) hal:186

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...