Kelompok : 3
MAKALAH KONSELING KELOMPOK
TEORI ADLERIANS
MATA KULIAH KONSELING KELOMPOK
Dosen pengampu:
NOFFIYANTI S. Sos, MA
Disusun oleh:
Anita Sari 1841040304
Daziwar Fahri 1841040144
Indah Nuraini 1841040313
Ismail 1841040268
Kelas: D
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
TA. 2019/1441 H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Puji syukur atas
kehadiran Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya lah kami para pemakalah dapat
menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu ya itu makalah yang
berjudul Teori Adlerians. Dan solawat beserta salam tak lupa kita
sanjung agungkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang kita
nanti-nantikan safaatnya di yaumul kelak .
Dalam makalah ini
kami membahas tentang Teori Adlerians untuk memenuhi tugas matakuliah
komunikasi konseling. Semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para
pendengar dan pembaca. Namun kami masih menyadari bahwasanya makalah kami masih
terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kami masih mengharapan kritik dan
saran yang membangun agar dapat kami jadikan pelajaran di kedepanya karena
hakikinya manusia tidak ada yang sempurna.
Dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih sebesar-besarnya terhadap rekan-rekan yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini dan ucapan terima kasih pula terhadap Ibu
Noffiyanti yang telah membimbing, dan memberikan ilmunya terhadap kami semuah
khususnya pada mata kuliah komunikasi konseling. Akhir kata dari kami.
Wasalamualaikum.
Bandar Lampung, 25 September 2019
Penulis
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang...................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah................................................................................. 1
C.
Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Teori Adlerian.......................................................................... 2
B.
Konsep Utama Teori Adlerian.............................................................. 2
C.
Tujuan Kelompok Konseling
Adlerian................................................. 3
D.
Premis Dasar Konseling
Kelompok Adlerian....................................... 3
E. Prosedur Konseling Kelompok Adlerian.............................................. 4
F. Kelebihan dan kekurangan konseling kelompok
Adlerian................... 7
G. Psikoterapi............................................................................................ 8
H. Perbedaan Teori Freud dan Adler........................................................ 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adler merupakan salah satu teoris besar dalam psikologi
kepribadian yang telah mengembangkan Konseling Adlerian bersama para
pengikutnya berdasarkan teori psikologi individual Adler . Konsep-konsepnya
revolusioner dan menampilkan sisi kemanusiaan yang utuh dalam dialektikanya.
Adler awalnya merupakan anggota bahkan sebagai ketua Masyarakat Psikoanalisis
Wina yang merupakan organisasi pengembang teori Freud, namun kemudian
memisahkan diri karena mengambangkan ide-ide dan konsepnya sendiri.
Konsep yang dikembangkan oleh Adler memiliki perbedaan yang
substansial dengan teoris Freud. Adler yang berlatar belakang pendidikan dokter
kemudian mengembangkan suatu teori yang spesifik yang disebutnya psikologi
individual. Teori Adler ini sangat menekankan peranan ego dan kontekstualitas
sosial dalam gerak dinamika kehidupan manusia.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Sejarah Teori Adlerian?
2.
Apa Saja Konsep Utama Teori Adlerian?
3.
Apa Tujuan Kelompok Konseling Adlerian?
4. Apa Saja Premis Dasar Konseling Kelompok
Adlerian?
5. Apa Saja Perbedaan Teori Freud dan Adlerian?
C.
TUJUAN MAKALAH
1.
Untuk Mengetahui Sejarah Teori Adlerian
2.
Untuk Mengetahui Konsep Utama Teori Adlerian
3.
Untuk Mengethui Tujuan Kelompok Konseling Adlerian
4. Untuk Mengetahui Premis Dasar Konseling
Kelompok Adlerian
5. Untuk Mengetahui Perbedaan Teori Freud dan
Adlerian
BAB II
PEMBAHASAN
A Sejarah Teori Adlerian
Teori konseling Adlerian dicetuskan oleh Alferd Adler,
seorang psikolog dan fisikawan yang lahir di pinggiran kota Wina pada 7
Februari 1870[1].
Adler tumbuh dan berkembang dalam keadaan menderita rakhitis dan pneumonia.
Penyakit tersebut membuatnya lemah, tidak bias berjalan bahkan hamper
meninggal. Adler adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia tumbuh dilingkungan
yang memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Adler menghabiskan
sebagian besar masa kecilnya dengan teman-temannya yang termasuk Yahudi dan
non-Yahudi dari kelas menengah dan bawah. Pengalaman inilah yang mempengaruhi
kepeduliannya terhadap aspek sosial dan kepribadian. “The technique of treatment
must be in yourself” merupakan frase yang dikemukakan oleh Adler, hal ini
untuk menekankan pentingnya konselor sebagai pribadi.
B Konsep Utama Teori Adlerian
Teori Adlerian selalu terfokus pada kelompok.
Konsentrasi Adlerian melekat pada minat sosial (social interest) dari
individu, menekankan pada pengembangan sosial, kerja sama, dan pendidikan.
Alferd Adler pada awalnya menggunakan kelompok untuk psikoterapeutik dan
pendidikan psikologis. Ia menggunakan kelompok untuk konseling dengan para
orang tua pada tahun 1922-an. Ia selalu menggunakan
“co-therapistis” (pendamping terapis) dalam pekerjaannya.
Teori Adler memandang bahwa prilaku manusia dan
perkembangannya dipengruhi oleh tatanan minat sosial, urutan kelahiran, dan
gaya hidup. Dalam setiap proses konseling yang dilakukannya, Adler hampir
selalu bertanya pada kliennya mengenai keadaan keluarga, yakni: urutan
keluarga, jenis kelamin, dan usia saudara-saudara sekandung.
C Tujuan Kelompok Konseling Adlerian
Tujuan utama dari konseling Adlerian difokuskan pada
pertumbuhan dan tindakan-tindakan individu dalam kelompok, alih-alih pada
kelompok itu sendiri. Pada tingkat global, individu yang menjadi anggota
kelompok Adlerian memperoleh pengalaman yang lebih berorientasi social,
terintegrasi secara pribadi, dan memperoleh keterarahan tujuan. Mereka juga
mampu memperbaiki kepercayaan-kepercayaan yang salah dan menjadi lebih mampu
berhubungan dengan isu-isu yang berasal dari keluarga.
Hasil dari kelompok kerja Adlerian yaitu kelompok
kerja menyadari kembali bahwa mereka lebih mampu mengerjakan tugas bersama
daripada sendiri atau terpisah.
D Premis Dasar Konseling Kelompok Adlerian
Prinsip utama teori kepeduliannya pada minat sosial (social
interest). Minat sosial didefenisikan sebagai “not only a interest in
others but an interest of others” yang artinya bahwa minat sosial bukan
hanya satu minat dalam orang lain, tetapi suatu minat didalam
minat pada
orang lain (Ansbancher, 1977:57). Selanjutnya, Corey (2013) menyatakan konsep
utama Adlerian yaitu:
a. Pandangan tentang sifat manusia
Manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan
sosial. Adler menekankan determinan-determinan sosial kepribadian bukan
determinan-determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan
ketidaksadaran. Manusia adalah tuan, bukan korban dari nasibnya sendiri.
b. Inferioritas dasar dan kompensasi
Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi
inferioritasnya yang inheren serta untuk mencapai superioritas. Tujuan hidup
adalah kesempurnaan, bukan kesenangan.Adler menekankan bahwa setiap orang
memiliki perasaan rendah diri. Anak (karena ukuran dan ketidakberdayaannya)
merasa rendah diri. Individu berusaha mengatasi ketidakberdayaannya itu dengan
kompensasi, yakni mengembangkan gaya hidup yang memungkinkan tercapainya
keberhasilan.
c. Usaha untuk mencapai superioritas
Orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan
mencari kekuasaan, dengan berusaha untuk mencapai superioritasnya, ia ingin
mengubah kelemahan dengan kekuatan atau mencoba mencapai keunggulan pada suatu
bidang sebagai kompensasi bagi kekurangannya di bidang-bidang lain.
d. Gaya hidup
Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap
individu. Setiap individu memiliki gaya hidupnya sendiri dan tidak ada dua
orang yang memiliki gaya hidup yang persis sama. Gaya hidup individu dibentuk
pada masa kanak-kanak sebagai kompensasi bagi inferioritasnya dalam hal
tertentu.[2]
e. Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak
Adler menekankan jenis-jenis pengaruh awal yang
menyebabkan anak mengembngkan gaya hidup yang keliru. Susunan dalam keluarga
bias memperkuat perasaan rendah diri pada anak.
E
Prosedur Konseling Kelompok Adlerian
Seperti halnya dalam pendekatan
psikoanalitik, konseling kelompok dengan pendekatan Adler pun mencakup
penelitian dan penafsiran masa lampau konseli. Walaupun demikian, terdapat
perbedaan yang mendasar diantara paham Adler dan paham Freud. Hubungan lain
yang menunjukkan kelompok Adlerian dalam praktik, berlangsung melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Membangun dan Memelihara Hubungan
Terapeutik yang Tepat
Pada tahapan ini, konselor mendorong kerja
sama dan semangat yang sama kepada anggota kelompoknya. Anggota kelompok dapat
melakukan kontrak formal atau informal untuk bekerja pada wilayah yang memiliki
makna personal bagi mereka.
Tahap pertama yang dilakukan dalam Adlerian
ini ialah upaya bantuan yang ditekankan kepada pembentukan hubungan terapeutik
yang baik, didasarkan atas kerja sama dan saling menghargai. Peserta didorong
aktif dalam proses itu, karena mereka bertanggung jawab tentang partisipasinya
sendiri dalam kelompok itu. Hubungan terapeutik dalam kelompok konseling dengan
pendekatan Adler terjalin dalam bentuk hubungan antara pihak-pihak yang sama
martabatnya.
2. Mengekspresikan Dinamika-dinamika dalam
Diri Individu
Pada tahapan ini mencakup eksplorasi
tentang konstelasi-konstelasi keluarga, rekoleksi-rekoleksi awal, dan
kesalahan-kesalahan dasar. Setelah analisis-analisis ini, anggota kelompok
mulai bergerak ke arah wawasan dan tahapan reorientasi kelompok.
Ada 2 tujuan dari tahap ini, yaitu memahami
gaya hidup konseli dan mengamati bagaimana gaya hidup itu mempengaruhi prilaku
konseli yang bersangkutan dalam menjalankan tugas hidupnya yang dewasa ini.
Tujuan tahap ini adalah untuk mengarahkan konseli supaya dapat keluar dari
kekeliruannya sendiri dengan selalu memberikan syarat untuk keberhasilannya.
Ada beberapa tehnik untuk menilai dan menganalisis suatu masalah, yaitu
menyatakan kembali (paraphrasing), konfrontasi, pertanyaan, dan hipotesis
sementara.
3. Mengkomunisasikan Suatu Pemahaman Diri
kepada Individu
Pada tahapan ini, identik dengan suatu
pemahaman dan wawasan meliputi cara membantu anggota kelompok dalam memahami
alasan mereka ketika membuat pilihan-pilihan
di masa lalu.
Dalam suasana kelompok tahap wawasan itu
berfungsi dan berbuat seperti yang dilakukannya itu. Untuk mempermudah proses
peroleh wawasan dan memadukannya ke dalam gaya hidup konseli, konselor dapat
menggunakan teknik penafsiran. Penafsiran bersangkutan dengan alasan mengapa
para peserta berprilaku seperti yang dilakukannya.
4. Membuka Alternatif-alternatif dan
Pilihan-pilihan Baru
Pada tahap terakhir anggota-anggota
kelompok konseling dianjurkan untuk bertindak dan lebih menerima kehidupan
mereka yang terkontrol. Setiap prosedur dalam tahap ini berarti harus menerima
resiko, bertindak “seolah-olah/tafsiran” mereka sebagai pribadi yang bijak, dan
mengoreksi pola-pola mereka yang tidak efektif di masa lalu.[3]
Ada empat tahapan dalam konseling kelompok Adlerian yaitu:
a. Tahap membentuk dan memelihara hubungan
Dalam tahap ini, upaya bantuan ditekankan kepada
pembentukan hubungan terapeutik yang baik, didasarkan atas kerja sama dan
saling menghargai. Hubungan terapeutik dalam konseling dengan pendekata Adler
terjalin dalam hubungan antara pihak-pihak yang sama martabatnya.
b. Tahap analisis
Ada 2 tujuan dari tahap ini, yaitu memahami gaya hidup
klien dan mengamati bagaimana gaya hidup itu mempengaruhi klien yang
bersangkutan dalam menjalankan tugas hidupnya dewasa ini. Ada beberapa teknik
untuk menilai dan menganalisis suatu masalah, yaitu menyatakan kembali (paraphrasing),
konfrontsi, pertanyaan, dan hipotesis sementara.
c. Tahap wawasan
Tahap wawasan diarahkan dapat membantu klien memahami
mengapa mereka itu berfungsi dan berbuat seperti yang dilakukannya itu, untuk
mempermudah proses perolehan wawasan dan memadukannya kedalam gaya hidup klien,
konselor dapat menggunakan teknik penfsiran yaitu bersangkutan dengan alasan
mengapa para peserta berprilaku seperti dilakukannya disini dan saat ini.
d. Tahap orientasi kembali
Dalam tahap ini, peranan kelompok sangat penting
karena kelompok itu merangsang tindakan dan orientasi yang baru. Orientasi
kembali merupakan tahap pengambilan tindakan, apabila peserta menentukan
keputusan dan tujuan-tujuannya yang telah diubah.
e. Peran konselor dalam konseling kelompok
Adlerian
Konselor dapat berperan sebagai seorang peserta dlam
upaya terapeutik yang berdasarkan kerjasama antar anggotanya. Peran aktif
konselor tampak pula sebagai penerapan fungsi konselor sebagai contoh atau
model bagi para konseli[4].
F. Kelebihan dan kekurangan konseling kelompok Adlerian
1. Kelebihan:
a) Keyakinan yang optimis bahwa setiap orang
dapat berubah untuk mencapai sesuatu kearah evolusi manusia bersifat positif.
b) Penekanan hubungan konseling sebagai suatu
media untuk mengubah klien.
c) Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit
atau salah akan tetapi manusianya yang sakit atau salah.
d) Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat
pendorong prilaku.
e) Berorientsi humanistic.
f) Tingkah lakunya berarah tujuan
g) Modelnya dibangun dengan lebih
memperdulikan kesesuaiannya untuk menangani orang-orang normal yang bermasalah
daripada terhadap orang-orang yang menderita psikologis akut.
h) Lebih menekankan pada aspek-aspek psikologi
sosial.
2. Kekurangan:
a. Terlalu banyak menekankan pada tilikan
intelektual dalam upaya perubahan.
b. Meminimalkan faktor biologis dan riwayat
masa lalu.
c. Terlalu banyak menekankan tanggung jawab
pada keterampilan diagnostic konselor.
d. Ada kecendrungan untuk menyederhanakan
secara berlebihan terhadap beberapa masalah manusia yang kompleks.
e. Penekanan yang berlebihan pada pengalaman
nilai, minat subjektif sebagai penentu prilku.
f. Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes
dan validitas empiriknya pada pendekatan ini
masih lemah (kurang teliti).[5] Dua
dorongan pokok yaitu:
1) Dorongan kekuatan adalah dorongan yang
mengabdi kepada aku ( diri sendiri)
2) Dorongan kemasyarakatan adalah mendorong
manusia bertindak yang mengbdi kepada masyarakat
G. Psikoterapi
Tujuan psikoterapi menurut Adler ialah
meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, mendorong minat sosial.
Teknik-teknik terapi yaitu:
1. Menggali masa lalu dengan mempelajari masa
lalu kanak-kanak
2. Analisis mimpi yakni usaha ketidaksadaran
untuk menciptakan suasana hati atau kedaan
3. emosional sesudah bangun nanti.
H. Perbedaan Teori Freud dan Adler
Freud
|
Adler
|
Mereduksi motivasi tindakan manusia kepada seks dan agresi saja
|
Manusia kebanyakan dimotivasi oleh pengaruh-pengaruh sosial dan
perjuangan menuju keberhasilan atau kesuksesan
|
Manusia memiliki sedikit atau bahkan tidak sama sekali pilihan dalam
membentuk kepribadian mereka
|
Manusia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjadi siapa diri mereka
|
Prilaku saat ini dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu
|
Prilaku saat ini dibentuk oleh pandangan manusia mengenai masa depan
|
Sangat menekankan komponen bawah sadar prilaku
|
Manusia yang sehat secara psikologis biasanya sadar apa yang sedang
dikerjakan beserta alsannya
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alfred Adler dilahirkan di Wina pada
tanggal 7 Februari 1870 sebagai anak ketiga dari sebuah keluarga yang terdiri
dari 5 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Sewaktu kecil
Adler merupakan anak yang sakit-sakitan.
Ketika berusia 5 tahun dia nyaris tewas akibat pneumonia (radang paru-paru).
Pengalaman tidak menyenangkan berkaitan dengan kesehatan inilah yang kemudian
mendorong dirinya untuk menjadi dokter.
Adler beranggapan bahwa problem seseorang
pada hakekatnya adalah bersifat sosial, karena itu diberi kepentingan yang
besar terhadap hubungan-hubungan antara manusia, yang terjadi sebagai dinamika
psikis dari individu-individu yang biasanya merupakan kasus dalam keluarga.
Tujuan dasar dari pendekatan ini adalah
untuk mempermudah perbaikan hubungan anak-anak dan meningkatkan hubungan di
dalam keluarga. Mengajarkan anggota keluarga bagaimana cara menyesuaikan diri
yang lebih baik terhadap anggota keluarga yang lain dan bagaiman cara hidup
bersama dalam keluarga sosial yang
DAFTAR PUSTAKA
Dkk ,Drs, Rasimin, Bimbingan
dan Konseling Kelompok, Jakarta: Pt. Bumi Aksara. 2018.
Kurnnto, Edi, Bimbingan
dan Konseling Kelompok, Bandung: Alfabeta. 2013
Suryabrata, Sumardi, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Pt RajaGrapindo Persada. 2008
[2]
Ibid. hlm.123
[3]
Ibid.hlm 125
[4]Drs.Rasmidi
dkk, Bimbingan dan konseling kelompok, Jakarta, Pt bumi aksara, Jakarta) hal:
86
[5]Dr
sumardi suryabrata, ( psikologi pkepribadian, Jakarta, Pt rajagrapindo
persada,2008) hal:186
Kurang lengkap
ReplyDeleteada makalah b. indonesia gk
ReplyDeleteselain itu apa lg ya perbedaanya
ReplyDelete