BIMBINGAN KELOMPOK
Disusun Oleh:
ADI PRATIA ADMAJA 1741040009
AHMAD FAHMI 1741040013
AMIRUL WA’ASHIL 1741040001
ANNABEL PUANDINA 1741040018
DEDI PUTRA 1741040034
DIAH INDRI 1741040037
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah MIKRO KONSELING II ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada ibu Iswatun khasah, m.pd.i selaku Dosen mata kuliah medoa konseling
UIN Raden Intan Lampung, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai MIKRO KONSELING II. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Bandar Lampung, 10 februari 2020
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Rumusan masalah .......................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bimbingan
Kelompok
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu
jenis layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan disekolah adalah layanan bimbingan
kelompok. Bimbingan kelompok merupakan layanan yang diselenggarakan dalam
suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap
bidang bimbingan .Sedangkan menurut Prayitno dan Amti bimbingan kelompok
merupakan layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Sehingga
dengan dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok, siswa dapat memperoleh
pengalaman, pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan perilaku sosial
siswa di sekolah.
Menurut Gazda
sebagaimana dikutip oleh Prayitno, bahwa bimbingan kelompok di sekolah
merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka
menyusun rencana keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok memiliki nilai yang
khas, karena layanan ini memanfaatkan dinamika dalam kelompok selama proses
layanan dilaksanakan. Sedangkan menurut Prayitno bimbingan kelompok berarti
memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling.
Bimbingan
kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui
kelompok. Alasan kenapa menggunakan layanan bimbingan kelompok adalah karena
tidak dapat dipungkiri, pengaruh teman sebaya kepada seorang anak begitu
tinggi. Bahkan, sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh kedua
orang tuanya atau guru-gurunya.
Melalui
pemberian layanan bimbingan kelompok tersebut siswa diarahkan untuk mengikuti
kegiatan diskusi kelompok. Karena bimbingan kelompok merupakan sarana untuk
menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa. Layanan bimbingan kelompok
mengutamakan perkembangannya kemampuan komunikasi dan sosialisasi. Kemampuan
komunikasi dan sosialisasi sangat penting dimiliki oleh siswa agar siswa dapat
bersikap aktif dan sehingga dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.
Bimbingan kelompok mengandung unsur dinamika kelompok atau kehidupan kelompok.
Melalui
dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik secara mendalam akan
medorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, keaktifan dan sikap
yang menunjang diwujudkannya dalam tingkah laku yang lebih efektif, siswa
sebagai anggota kelompok saling berinteraksi, saling mengungkapkan pendapatnya
membahas topik yang ada dalam bimbingan kelompok sehingga keaktifan dari siswa
sangat dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok.
Melalui layanan
bimbingan kelompok keaktifan siswa dapat terbina dan berkembang. Dengan layanan
bimbingan kelompok diharapkan siswa dapat mengikuti diskusi dengan baik. Sebab
yang mendasari siswa mengalami kesulitan dalam diskusi kelompok antara lain
karena kurangnya kemampuan dalam berkomunikasi serta bersosialisasi.
B.
Rumusan masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan bimbingan kelompok?
C.
Tujuan
1.
Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan
bimbingan kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIMBINGAN KELOMPOK
Bimbingan dan
konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan social, kehidupan belajar,
dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Terdapat sembilan layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada individu di sekolah yang menunjang serta
membantu mengoptimalkan pribadi siswa.
Sembilan
layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah terdiri dari layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi. Berkaitan
dengan layanan bimbingan dan konseling, secara khusus tulisan ini membahas
layanan bimbingan kelompok.
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu
agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan,
bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada
siswa dan mengembangkan potensi diri siswa . Winkel & Hastuti, menjelaskan
bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang
perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu-individu
dalam kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka
tujuan yang bermakna bagi para partisipan.
……
Bimbingan
kelompok mengupayakan perubahan sikap dalam perilaku secara tidak langsung,
melalui penyampaian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para
peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri suatu pengolahan kognitif
tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok .
Bimbingan
kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui
situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah
individu-individu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan
diri dalam menuju perkembangan optimal. Sedangkan menurut Sukardi, bimbingan
kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (pembimbing
atau konselor) yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik sebagai
individu maupun pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk pertimbangan
dalam mengambil keputusan. Profesionalisme
guru harus didukung oleh beberapa faktor antara lain: 1) Sikap dedikasi yang
tinggi terhadap tugasnya, 2) Sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil
kerja serta 3) Sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki
dan memperbaharui metode-metode kerjanya, sesuai dengan tuntutan zaman yang
didasari oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan
generasi penerus yang akan hidup di zaman masa depan.
Layanan
bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, anggota keluarga dan masyarakat .
Bimbingan
kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan pada suasana kelompok.
Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
kepada individu untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan mendalam
yang bermanfaat bagi anggota kelompok. Sedangkan Amti menyatakan bimbingan
kelompok yang memaknai pola yang sederhana dimaksudkan sebagai bimbingan yang
diberikan kepada sekelompok individu yang mengalami masalah yang sama.
Dari beberapa
pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk kelompok untuk membahas masalah atau topik umum atau
mengalami masalah yang sama secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi
anggota kelompok. Menegaskan pendapat tersebut, Prayitno mengatakan bahwa:
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
Bimbingan
kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pemimpin kelompok menyediakan
informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih
lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama”.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok
untuk membahas topik tertentu yang dipimpin oleh pemimpin kelompok bertujuan
menunjang pemahaman, pengembangan dan pertimbangan pengambilan keputusan atau
tindakan individu.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan bimbingan
kelompok yaitu agar individu mampu memberikan informasi seluas-luasnya kepada
angota kelompok supaya mereka dapat membuat rencana yang tepat serta membuat
keputusan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa depan serta
cenderung bersifat pencegahan. Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan
kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan
pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam
yang bermanfaat bagi para anggota kelompok.
Secara umum
bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah
melalui prosedur kelompok. Selain itu bimbingan kelompok juga bertujuan untuk
mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana
yang muncul dalam kegiatan ini, baik suasana yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan. Sedangkan secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
A. melatih
siswa untuk berani mengemukakan pendapat,
B. melatih
siswa untuk bersikap terbuka,
C. melatih
siswa untuk membina keakraban dengan teman-temannya,
D. melatih
siswa untuk dapat mengendalikan diri,
E. melatih
siswa untuk bersikap tenggang rasa,
F. melatih
siswa untuk memperoleh keterampilan social, dan
G. melatih
siswa untuk mengenali dan memahami dirinya.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan kelompok adalah untuk
melatih individu bersikap terbuka, mampu berbicara dihadapan orang banyak,
melatih siswa agar dapat mengambil sikap, bertanggungjawab, mengambil
keputusan, siswa mampu mengembangkan perasaan, pikiran, serta memunculkan
tingkah laku baru yang lebih efektif sebagai fungsi pencegahan agar siswa tidak
mengalami permasalahan yang menjadi topik dalam bahasan bimbingan kelompok.
3.
FUNGSIONAL
Kelompok dalam
rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang
karna satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan unit
orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan
berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling
tergantung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari
intraksi psikologis dengan seluruh anggota kelompok, satuan tersebut disebut
dengan kelompok fungsional.
Gradasi
intraksi itu berkaitan erat dengan besar kecil nya suatu kelompok. Dalam
kelompok kecil yang terdiri atas 3-6 orang intraksi akan jauh lebih intensif
dari pada dalam kelompok besar. Dalam kelompok yang terdiri atas 7-18 orang
gradasi mungkin masih dapat cukup intensif, tergantung dari cara kelompok itu
dikelola.
Dalam
menganalisis aktivitas suatu kelompok, dapat dibedakan antara dimensi isi
dan dimensi proses. Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi focus
perhatian kelompok, berkaitan dengan tujuan yang dicapai dengan kata lain , apa
yang dikerjakan , apa yang didiskusikan dan apa yang dibahas.
Dimensi proses,
menunjuk pada bagaimana isi ditangani dengan cara yang bagaimana kelompok
menganalisis problem yang dihadapi dan mencari pemecahan bersama.
Urutan langkah
berfikir dalam proses pemecahan problem dalam model yang dikembangkan oleh
David N.Nixson dan John A. Glover dalam buku counseling a.problem solving approach (1980) dirumusakan sebagai
berikut :
a.
Perumusan problem yang dihadapi yang dapat
dilakukan dengan beberapa cara sehingga harus diputuskan perumusan manakah yang
paling tepat.
b.
Penentuan keadaan bila sudah tidak aka nada
problem, yang dapat berupa keadaan begini atau begitu, sehingga harus
diputuskan keadaan yang bagaimana akan dianggap ideal.
c.
Penentuan siasat yang akan digunakan atau jalan
yang akan ditempuh untuk sampe pada keadaan ideal itu, siasat atau jalan itu
juga memungkinkan beberapa alternative sehingga harus diputuskan siasat atau
jalan mana yang paling efektif.
d.
Implementasi dari siasat atau jalan yang telah
dipilih dan kemudian mengumpulkan data tentang efektivitas implementasi itu.
e.
Evaluasi berdasarkan implementasi sehingga
diketahui apakan problem sudah dipecahkan atau belom.
Patut dicatat
bahwa dalam model ini pada langkah a, b, c, terdapat dua sublangkah yaitu
mencari seri alternative untuk prumusan problem, penentuan keadaan yang dituju
dan penentuan siasat, serta menyeleksi dari beberapa alternative yang telah
ditemukan melalui pengambilan keputusan.
4. MACAM-MACAM
KELOMPOK
Mengenai
sistematika klasifikasi kelompok yang ada terdapat banyak variasi diantara
pengarang yang ahli dan kerap tidak jelas atas dasar apa yang diadakan klasifikasi tertentu. Banyak sistematika
bersifat dikotomis seperti yang dikemukakan dalam buku Jane Wartes.
a.
Kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer
dicirikan oleh kontak akrab yang kontinyu, seperti dalam keluarga dan kelompok
bermain pada anak dikampung. Kelompok sekunder dibentuk atas dasar minat yang
dikejar bersama, seperti satuan kelas disekolah dan kelompok pencinta alam
kalangan mahasiswa. Kelompok atau grup yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan
bimbingan bersifat kelompok sekunder, baik kelompok besar maupun kelompok
kecil.
b.
Sociogrup dan psychogroup. Dalam kelompok yang
pertama tekanannya terletak pada hal yang harus dikerjakan bersama dalam
kelompok yang kedua tekanan nya terletak pada hubungan antar pribadi. Namun,
tekanan ini dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat menjadi suatu
psychogroup dan sebaliknya. Bahkan dalam kelompok pertama tekanan nya kadang-
kadang diberikan pada tugas yang dikerjakan pada lain waktu unsure kebersamaan
lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan
kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua macam kelompok itu tidak sebegitu
tajam karna disamping pengusahaan sesuatu bersama hubungan antar pribadi juga
harus diperhatikan.
c.
Kelompok yang terorganisasi dan kelompok yang
tidak terorganisasi. Dalam kelompok yang terorganisasi terdapat diferensiasi
antara peranan-peranan yang dipegang oleh anggota atau kelompok sehingga
terdapat suatu struktur, misalnya salah seorang berperan sebagai pemimpin.
Dalam kelompok yang tidak terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu
dengan yang lain dan tidak terorganisisr dengan baik atau sistematis.
d.
In group
dan out group. Dalam kelompok yang pertama para anggota merasa terikat satu
sama lain dan menunjukan loyalitas satu sama lain. Anggota out group adalah
mereka yang bukan anggota kelompok tertentu diantara mereka tidak terdapat rasa
loyalitas, rasa simpati, rasa kerterikatan bahkan mereka terdapat rasa antipati
dan rasa benci.
e.
Kelompok yang keanggotaannya bebas serta atas
dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaannya diwajibkan. Diantara kelompok
atau group yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada yang dibentuk atas dasar
sukarela, misalnya kelompok konseling dan ada yang dibentuk atas dasar
kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di institute pendidikan tertentu,
misalnya satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karir.
f.
Kelompok tertutup dan kelompok terbuka.
Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok sejak
permulaan dan tidak menerima anggota baru sampai kegiatan kelompok berhenti.
Kelompok terbuka menginginkan ada orang keluar dan orang lain masuk selama
kegiatan kelompok berlangsung.kelompok atau group yang dibentuk dengan tujuan
khusus cenderung bersifat tertutup, seperti kelompok konseling, sedangkan
kelompok atau group bersar lebih bersifat terbuka seperti satuan kelas bila ada
siswa baru masuk.
Dibawah ini disebutkan sejumlah kelompok yang memiliki cirri khusus
dan dikenal dengan istilah tertentu :
a.
Kelompok bimbingan (a group for guidance )
istilah ini khusus digunakan di istitusi pendidikan sekolah dan menunjuk pada
sejumlah siswa dan mahasiswa yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan.
Dalam hal ini kelompok dapat terdiri atas mereka yang sudah bergabung dalam
suatu satuan untuk kegiatan pengajaran
seperti satuan kelas tertrntu, tingkat kelas tertentu yang tediri atas
beberapa satuan kelas, dan semester yang mengikuti program studi tertentu.
b.
Kelompok konseling. Istilah ini sebenernya
tidak hanya digunakan di institusi pendidikan sekolah, tetapi di Indonesia saat
berkembang hanya digunakan oleh jajaran tenaga bimbingan pada jenjang
pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Kelompok ini dibentuk untuk keperluan
konseling dibawah tanggung jawab seorang konselor professional. Kelompok ini
beranggotakan sekitar enam orang, maka termasuk kelompok kecil.
c.
Kelompok-T
(Trening group ) dalam kelompok ini perhatian difokuskan pada proses
kelompok itu sendiri dan mencakup studi tentang dinamika kelompok melalui
pengalaman konkrit dalam intraksi satu sama lain di dalam kelompok.
d.
Kelompok pertemuan. Kelompok ini dirancang
untuk menberikan pengalaman mendalam diluar komunikasi dengan orang lain.
Ungkapan perasaan dalam berintraksi dengan anggota kelompok lainnya sangat
diharapkan. Oleh karena itu kelompok semacam ini dikenal sebagai
personal-growth group.
e.
Kelompok marathon. Kelompok ini bertemu selama
satu atau dua hari dalam kontak antar pribadi yang intensif dan berlangsung
terus menerus, tanpa banyak kesempatan beristirahat. Seluruh anggota kelompok
mengadakan refleksi atas diri sendiri dengan melepaskan segala macam topeng dan
usaha pertahanan diri.
f.
Kelompok bantuan diri . kelompok ini terdiri atas orang yang menyadari telah
ketagihan obat bius atau alcohol. Meraka berkumpul bersama dengan orang lain
yang senasib saling memberikan dukungan dalam usaha melepskan diri dari
belenggu ketagihan. Kelompok ini dapat beranggotakan agar banyak orang dan pada
umumnya bersifat terbuka dan berstruktur informal. Kelompok ini bergerak diluar
pendidikan sekolah.
g.
Kelompok terapi. Kelompok ini terdiri atas
orang yang mengalami gangguan serius dalam kesehatan mental atau menunjukan
gejala prilaku neourotik, bahkan mungkin psikotik. Kelompok terapi
beranggotakan terbatas dan dibentuk atas prakasa seorang ahli psikoterapi
klinis, yang bertanggung jawab langsung terhadap proses terapi dalam kelompok.
Karna tujuan terapi tersebut adalah perubahan dalam struktur kepribadian para anggota,
kelompok atau group terapi berkumpul secara berkala selama jangka waktu yang
lama.
5.
Asas-asas Bimbingan Kelompok
Penyelenggaraan
layanan bimbingan kelompok dituntut untuk memenuhi sejumlah asas-asas bimbingan
kelompok. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan
lebih menjamin keberhasilan kegiatan. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan
dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan kelompok akan berjalan
tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali. Menurut Prayitno asas-asas
dalam bimbingan kelompok meliputi:
A. Asas
keterbukaan, asas bimbingan kelompok yang menghendaki agar anggota kelompok
untuk bersikap terbuka dalam memberikan informasi.
B. Asas
kesukarelaan, asas bimbingan kelompok yang menghendaki para peserta anggota
kelompok untuk sukarela dalam mengikuti kegiatan.
C. Asas
kekinian, yaitu segala sesuati yang terjadi dalam bimbingan kelompok topik
bahasan bersifat sekarang maupun masa terjadinya.
D. Asas
kenormatifan, yaitu asas yang menghendaki tata karma dan cara berkomunikasi
yang baik dan masih dalam batas norma yang berlaku.
Di samping itu,
terdapat beberapa asas lainnya dalam penyelenggaraan layanan bimbingan
kelompok, seperti asas keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan
dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik
dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
Asas Alih
Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian
pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan
kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga
sekolah maupun di luar sekolah.
Asas Tut Wuri
Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
6. .
Jenis Bimbingan Kelompok
Layanan
bimbingan kelompok mempunyai dua jenis layanan yaitu bimbingan kelompok topik
bebas dan bimbingan kelompok topik tugas. Ada dua jenis layanan bimbingan
kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Yang
membedakan hanya pada topic pembahasannya. Anggota kelompok dalam kelompok
bebas melakukan kegiatan tidak mendapatkan penugasan tertentu, dan dalam
pelaksanaanya tidak ada persiapan topic yang akan dibahas. Pelaksanaanya
pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk
menentukan arah dan isi kegiatan tersebut.
Dalam kelompok
tugas, anggota kelompok diberikan tugas untuk menentukan topic yang akan
dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok. Tugas tersebut dapat diberikan oleh
pihak kelompok maupun pihak luar kelompok. Dalam penyelenggaraan bimbingan
kelompok topik bebas, pemimpin kelompok memberikan kesempatan pada anggotanya
untuk menentukan bersama topik apa yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan
kelompok tersebut. Sedangkan penyelenggaraan bimbingan kelompok topik tugas,
dalam pelaksanaannya pemimpin kelompok menentukan topik yang akan dibahas dalam
kegiatan bimbingan kelompok.
Dari pendapat
di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis bimbingan kelompok
yaitu bimbingan kelompok topik tugas dan topik bebas. Dalam pelaksanaanya baik
pada topik tugas maupun topik bebas setiap anggota kelompok wajib menyelesaikan
tugasnya sebagai anggota kelompok yaitu dengan memberikan pendapat, tanggapan, dan
sanggahan. Dalam hal ini letak perbedaanya hanya pada materi yang akan dibahas
dimana kelompok tugas materi yang akan dibahas sudah disiapkan terlebih dahulu
oleh ketua kelompok.
7.
Komponen Bimbingan Kelompok
Komponen dalam
layanan bimbingan kelompok merupakan hal yang paling penting untuk menunjang
agar layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancar. Sehingga
komponen layanan bimbingan konseling terdiri dari: (1) pemimpin kelompok, (2)
anggota kelompok, dan (3) dinamika kelompok.
a. Pemimpin Kelompok
Pemimpin
kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik
konseling profesional. Dalam layanan bimbingan kelompok tugas Pemimpin kelompok
adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa”
Konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus, pemimpin
kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta
seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan
khusus tersebut di atas.
Pemimpin
kelompok merupakan komponen yang penting dalam suatu kelompok. Pemimpin sangat
berhubungan dengan aktivitas kelompok dan pemimpin kelompok juga memiliki
pengaruh yang kuat dalam proses kelompok. Peranan pemimpin kelompok dalam
bimbingan kelompok yaitu:
1. memberikan
bantuan, pengarahan atau campur tangan secara langsung terhadap kegiatan
kelompok,
2. pemimpin
kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam
kelompok itu, baik perasaan-perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan
kelompok,
3. pemimpin
kelompok mengarahkan jalannya bimbingan kelompok,
4. pemimpin
kelompok memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi dalam kegiatan
kelompok,
5. pemimpin
kelompok mengatur jalannya kegiatan kelompok, dan
6. pemimpin
kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam kegiatan
kelompok.
Untuk
menjalankan tugas dan kewajiban profesionalnya, pemimpin kelompok adalah
sesorang yang (1) mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi
dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas,
terbuka, dan demokratik, konstruktif, saling mendukung dan meringankan beban,
menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, menggembirakan, dan
membahagiakan, serta mencapai tujuan bersama kelompok, (2) berwawasan luas dan
tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas, dan
mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktifitas kelompok, dan (3)
memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar dan
memberi kesempatan, demokratis dan kompromistik dalam mengambil kesimpulan dan
keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak
berpura-pura, disiplin dan kerja keras.
Dalam
mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, pemimpin kelompok
berperan dalam pembentukan kelompok dari sekumpulan peserta (terdiri atas 8-10
orang), sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif
mengembangkan dinamika kelompok, yaitu: (1) terjadi hubungan antar-anggota
kelompok, (2) tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok, (3)
berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok, (4)
terbinanya kemadirian pada diri setiap anggota kelompok, dan (5) terbinanya
kemandirian kelompok.
b. Anggota Kelompok
Tanpa anggota
tidaklah mungkin ada kelompok. Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagian
besar didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan
terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok. Peranan
anggota kelompok agar dinamika kelompok dapat terwujud yaitu:
1. membantu
terbinanya suasana lebih akrab dalam hubungan antar anggota kelompok,
2. mencurahkan
segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok,
3. berusaha
agar apa yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama,
4. membantu
tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik,
5. benar-benar
berusaha secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok,
6. mampu
berkomunikasi secara terbuka,
7. berusaha
membantu anggota lain,
8. memberi
kesempatan kepada anggota lainnya juga untuk menjalankan peranannya, dan
9. menyadari
pentingnya kegiatan kelompok itu.
Untuk
terselenggarakannya bimbingan kelompok seorang konselor yang memiliki
persyaratan sebagaimana tersebut di atas. Besarnya kelompok (jumlah anggota
kelompok) serta homogenitas dan heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok. Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok
dalam proses kehidupan kelompok.
8 .
Dinamika kelompok
Dinamika
kelompok merupakan suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih
yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan
yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan
psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Kesimpulan pengertian dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari dua individu atau lebih yang teratur dan memiliki hubungan yang jelas
secara psikologis yang berlangsung dalam situasi bersama.
Dinamika
kelompok adalah suatu studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang
menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya
gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan. Kesimpulan dari pengertian dinamika kelompok yang telah dijelaskan
tadi, bahwa dinamika kelompok merupakan gambaran kekuatan yang menentukan
perilaku anggota kelompok yag memunculkan perubahan dalam kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Dinamika
kelompok analisis dan relasi-relasi kelompok sosial, yang berdasarkan prinsip
bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil interaksi yang dinamis
antara individu dalam situasi sosial. Kesimpulan dari pengertian dinamika
kelompok di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok mengemukakan
mengenai analisis dari relasi-relasi dalam suatu kelompok sosial dengan adanya
suatu prinsip bahwa tingkah laku manusia terbentuk dari kelompok itu karena
adanya interaksi yang dinamis antara individu dan individu lain.
Dinamika
Kelompok adalah kekuatan didalam kelompok yang menentukan perilaku kelompok dan
anggotanya, agar tercapai tujuan kelompok. Kesimpulan dari definisi dinamika
kelompok yang telah dijelaskan tadi bahwa dinamika kelompok merupakan sebuah
kekuatan di dalam kelompok yang nantinya akan menentukan perilaku para anggota
dalam rangka mencapai tujuan telah ditetapkan oleh kelompok tersebut.
Dinamika
kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok;
artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan
dalam kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jiwa yang
menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok .
Dalam bimbingan
kelompok dinamika kelompok dengan sengaja ditumbuh-kembangkan. Dinamika
kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk melakukan hubungan interpersonal
satu sama lain. Jalinan hubungan interpersonal ini merupakan wahana bagi para
anggota untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman bahkan perasaan satu sama
lain sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar di dalam kelompok.
Jadi dinamika
kelompok merupakan interaksi dan interdepensi antar anggota kelompok yang satu
dengan yang lain kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk sinergi dari semua
faktor yang ada di dalam kelompok yang menyebabkan adanya suatu gerak perubahan
dan umpan balik antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.
d. Besarnya Kelompok
Kelompok yang
terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitas bimbingan
kelompok. Disamping itu dampak layanan juga terbatas, karena hanya diperoleh
oleh 2-3 orang saja. Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang
efektif. Karena jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif
individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif. Kekurang-efektifan
kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi 10 orang.
e. Homogenitas/heterogenitas Kelompok
Perubahan yang
intensif dan mendalam memerlukan sumber-sumber yang bervariasi. Dengan
demikian, layanan bimbingan kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat
menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan
masalah tertentu. Dalam hal ini, anggota yang homogen kurang efektif dalam
bimbingan kelompok. Sebaliknya anggota yang heterogen akan menjadi sumber yang
lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan.
f. Waktu dan Tempat
Layanan
bimbingan kelompok dapat diselenggarakan kapan saja, sesuai dengan kesepakatan
antara pemimpin kelompok dan para anggota kelompok, baik terjadwal maupun tidak
terjadwal. Seiring dengan waktunya, bimbingan kelompok diselenggarakan di
tempat-tempat yang cukup nyaman bagi para peserta, baik di dalam ruang maupun
di luar ruangan. Mereka duduk dengan membentuk sebuah lingkaran di kursi atau
bersila mengikuti kondis yag ada. Waktu penyelenggaraan untuk setiap kali
penyelenggaraan (satu sesi) layanan bimbingan kelompok sekitar 1-2 jam.
Banyaknya sesi untuk penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok tergantung pada
keperluan dan kesepakatan yang tersedia.
9. Pentingnya Dinamika Kelompok
Kelompok yang
baik adalah kelompok yang memiliki semangat tinggi, terciptanya kerjasama yang
baik antar anggota kelompok, dan saling percaya antar anggota kelompok.
Beberapa faktor tersebut dipengaruhi oleh dinamika yang tumbuh didalam kelompok
tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Prayitno bahwa dinamika kelompok sebagai kekuatan yang
mendorong kehidupan kelompok itu, dengan kata lain dinamika kelompok menjadikan
kelompok berjalan dengan baik dan efektif.
Prayitno
menjelaskan perwujudan nyata dari dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok
yaitu sebagai berikut.
……
Para peserta yang secara langsung terlibat dan menjalani dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok akan mendapat tujuan ganda yaitu; mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri untuk diperolehnya kemampuan-kemampuan sosial seperti dikemukakan disatu segi, dan disegi lain diperoleh berbagai pengalaman, informasi, wawasan, pemahaman, nilai dan sikap, serta berbagai alternatif yang akan memperkaya dan mungkin bahkan dapat mereka praktikan. Perolehan yang mengandung unsur-unsur kognitif, afektif,konatif, dan kemampuan-kemampuan tertentu dapat dicapai melalui pembahasan dan pendalaman masalah-masalah atau topik yang bersifat umum.
Para peserta yang secara langsung terlibat dan menjalani dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok akan mendapat tujuan ganda yaitu; mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri untuk diperolehnya kemampuan-kemampuan sosial seperti dikemukakan disatu segi, dan disegi lain diperoleh berbagai pengalaman, informasi, wawasan, pemahaman, nilai dan sikap, serta berbagai alternatif yang akan memperkaya dan mungkin bahkan dapat mereka praktikan. Perolehan yang mengandung unsur-unsur kognitif, afektif,konatif, dan kemampuan-kemampuan tertentu dapat dicapai melalui pembahasan dan pendalaman masalah-masalah atau topik yang bersifat umum.
Dinamika
kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Proses dinamika
kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok
dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada
dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan
berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan
mulai mencair, proses ini disebut sebagai ice breaking.
Setelah saling
mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai
memanas, proses ini disebut storming. Storming akan membawa
perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu
mengalami forming. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang
disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua
anggota kelompok, proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah
individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini
disebut performing.
10.
Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Kegiatan
bimbingan kelompok berlangsung dalam beberapa tahap. Prayitno mengemukakan ada
empat tahap kegiatan yang perlu dilalui dalam kegiatan bimbingan kelompok
yaitu:
1. tahap
pembentukan, yaitu tahapan untuk membantuk kerumunan sejumlah individu menjadi
satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan
bersama,
2. tahap
peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan
berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok,
3. tahap
kegiatan, tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu, dan
4.
tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan
untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta
merencanakan kegiatan selanjutnya
Menurut
Prayitno proses kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas tahap pembentukan,
tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran:
a. Tahap Pembentukan
Tahap
pembentukan ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap
memasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pemimpin
kelompok dan para anggota kelompok saling memperkenalkan diri. Kemudian
pemimpin kelompok memberikan penjelasan tentang asas kerahasiaan, kesukarelaan,
kegiatan, keterbukaan dan kenormatifan akan membantu masing-masing anggota
kelompok untuk mengarahkan peranan diri sendiri terhadap anggota lainnya dan
pencapaian tujuan bersama.
Dalam tahap ini
pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada (1) penjelasan tentang tujuan
kegiatan, (2) penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota, (3) penumbuhan
sikap saling mempercayai dan saling menerima, dan (4) dimulainya pembahasan
tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.
b. Tahap Peralihan
Tahap yang
kedua dalam bimbingan kelompok adalah tahap peralihan. Tahap ini disebut juga
sebagai tahap transisi, yaitu masa setelah pembentukan dan sebelum masa kerja
(kegiatan). Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota
kelompok dalam “kelompok bebas” ataupun “kelompok tugas”, kemudian pemimpin
kelompok menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap untuk memulai kegiatan
selanjutnya. Tugas pemimpin kelompok dalam tahap peralihan ini adalah membantu
para anggota untuk mengenali dan mengatasi berbagai macam hambatan, rasa gelisah,
rasa enggan. Setelah itu pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok yang telah
siap untuk segera memasuki tahap kegiatan.
c. Tahap Kegiatan
Tahap ini
merupakan pusat dari kegiatan bimbingan kelompok. Dalam tahap ini suasana
interaksi antar anggota kelompok mulai tumbuh dengan baik. Para anggota
bersikap saling menerima satu sama lain, saling menghormati, saling berusaha
untuk mencapai suasana kebersamaan.
Dalam tahap kegiatan para anggota mencoba untuk membicarakan suatu
permasalahan yang nyata dialami oleh mereka. Pemimpin kelompok bertugas untuk
mengamati dan menentukan arah dan tujuan apa yag diinginkan dari permasalahan
yang mereka bicarakan.
d. Tahap Pengakhiran
Pada tahap
pengakhiran, kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan
mengenai bagaimana mentransfer apa yang telah dipelajari anggota dalam kelompok
ke dalam kehidupannya di luar lingkungan kelompok. Peranan pemimpin kelompok di
sini adalah memberikan pengetahuan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh
masing-masing anggota kelompok. Setelah itu barulah pemimpin kelompok
memberitahukan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok bersama
dengan anggota kelompok menyimpulkan hasil dari bimbingan kelompok dan
memberikan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Sementara itu,
menurut Romlah, tahap pelaksanaan bimbingan kelompok terbagi atas beberapa
tahap, yaitu tahap orientasi, tahap terminasi, tahap produktifitas, tahap
mengatasi pertentangan-pertentangan dalam kelompok dan tahap pembinaan norma
dan tujuan kelompok. Tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Tahap
orientasi atau tahap penciptaan rasa aman adalah tahap awal kelompok dimana
para anggota kelompok merasa tidak aman, cemas berada dalam situasi baru, dan
ingin mengetahui apa yang akan terjadi dalam kelompok. Tujuan utama tahap
orientasi adalah untuk saling mengenal dan mengetahui identitas masing-masing
anggota kelompok dan mengembangkan kepercayaan kelompok.
b. Tahap
pembinaan norma dan tujuan kelompok
c. Tahap
pembinaan norma dan tujuan kelompok merupakan tahap yang penting dalam
mengembangkan kelompok, karena akan memberikan arahan dan perkembangan kelompok
menjadi produktif, interaksi anggota lebih lancar.
d. Tahap
mengatasi pertentangan dalam kelompok
e. Tahap
ketiga dalam perkembangan kelompok merupakan tahap mulai timbulnya
pertentangan-pertentangan dalam kelompok yaitu adanya usaha menentang pemimpin
kelompok. Setelah anggota kelompok saling mengenal dan telah bekerja bersama
dalam komunikasi secara lebih terbuka dan langsung maka
pertentangan-pertentangan akan bertambah. Disini dituntut agar pemimpin
kelompok mampu mengatasi pertentangan-pertentangan tersebut.
f. Tahap
produktifitas dalam perkembangan kelompok adalah tahap dimana kelompok telah
tumbuh menjadi suatu tim yang produktif dan telah mempraktikan
keterampilan-keterampilan dan sikap. Sikap yang diperlukan untuk berinteraksi
secara efektif dengan orang lain. Ciri yang paling penting dalam tahap ini
adalah bahwa perhatian anggota kelompok mulai terbagi antara penyelesaian tugas-tugas
kelompok dengan meningkatkan hubungan antar pribadi. Ciri lain pada tahap ini
adalah bertambahnya keintiman hubungan antara anggota kelompok dengan pemimpin
kelompok.
g. Merupakan
tahap dimana anggota kelompok akan meninggalkan kelompok karena kegiatan
kelompok sudah berakhir, waktu dalam terminasi kelompok berbeda-beda. Pada
tahap terminasi kegiatan yang dilakukan antara lain rangkuman kegiatan, saling
bertukar pesan, pesan-pesan positif dari anggota kelompok diberikan kepada
anggota yang mempunyai permasalahan dalam kelompok tersebut.
.
11.
Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
Kegiatan
bimbingan kelompok dilaksanakan melalui beberapa tahap yang telah dijelaskan.
Tatap-tahap tersebut merupakan hal yang harus diperhatikan sehingga kegiatan
bimbingan kelompok dapat berjalan dengan baik dan teratur. Selain memperhatikan
tahap-tahap tersebut, perlu pula memperhatikan teknik-teknik dalam pelaksanaannya.
Winkel, menyatakan bahwa salah satu teknik dalam bimbingan kelompok adalah
sosiodrama sebagaimana dikutip dalam kalimat berikut “sosiodrama merupakan
salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik
bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan
sosial.
Romlah,
menyatakan bahwa beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan
bimbingan kelompok yaitu antara lain: pemberian informasi atu ekspositori,
diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan suasana
keluarga (hoomroom), permainan peranan (role playing), karya wisata ( field
trip) dan permainan simulasi (simulation games). Teknik-teknik tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut.
a. Teknik
pemberian informasi dissebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian
penjelasan oleh seseorang pembicara kepada sekelompok pendenggar.
b. Diskusi
kelompok.
c. Diskusi
kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih
dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan,
dibawah pimpinan seorang pemimpin. Didalam melaksanakan bimbingan kelompok,
diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk
memecahkan persoalan, serta untuk mengembangkan pribadi.
d. Teknik
pemecahan masalah (problem solving)
e. Teknik
pemecahan masalah merupakan suatu proses kreatif dimana individu melalui perubahan
yang ada pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru,
keputusan-keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai
hidupnya. Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana
pemecahan masalah secara sistematis.
f. Menurut
Adams dalam Romlah menyatakan bahwa permainan simulasi adalah permainan yang
dimaksudkan untuk merefleksikan situasisituasi yang terdapat dalam kehidupan
nyata. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peran dan teknik
diskusi. Cara melaksanakan permaianan simulasi, langkah pertama adalah
menentukan peserta pemain yang terdiri dari fasilitator, penulis, pemegang peran
dan penonton.
g. Menurut
Bennett dalam Romlah, permainan peranan adalah suatu alat belajar yang
menggambarkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai
hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel
denga yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Dengan teknik ini, anggota
kelompok dapat mempelajari perilaku-perilaku baru dan pada akhirnya diharapkan
mengalami perubahan perilaku menjadi lebih positif.
h. Bennett
dalam Romlah, mengemukakan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama
adalah permaianan perananan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang
timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan yang kedua, psikodrama adalah
permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh
pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya,
menyatakan kebutuhan-kebutuhan dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan
terhadap dirinya.
12.
Evaluasi dan Tindak Lanjut Bimbingan Kelompok
Penilaian
kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui
essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Penilaian dilakukan diakhir
kegiatan layanan bimbingan kelompok, dilakukan secara tertulis maupun lisan.
Penilaian secara lisan dilakukan pada setiap akhir pertemuan layanan, dengan
anggota peserta menyampaian kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan layanan
bimbingan kelompok. Sedangkan penilaian secara tertulis anggota peserta layanan
bimbingan kelompok diminta untuk mengisi laiseg/ penilaian segera. Dimana
peserta menilai jalannya suatu layanan bimbingan kelompok yang sudah
dilaksanakan.
Menurut
Prayitno penilaian terhadap kegiatan layanan bimbingan kelompok dan
hasil-hasilnya tidak bertitik tolak dari criteria “benar-salah”, namun
berorientasi pada perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta kegiatan.
Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui:
a) selama
kegiatan berlangsung dapat diamati partisipasi dan aktivitas peserta,
b) pengungkapan
peserta terhadap materi yang dibahas selama mengikuti kegiatan layanan,
c) pengungkapan
peserta layanan atas fungsi dan manfaat layanan yang telah mereka ikuti,
d) minat
dan sikap peserta untuk mengikuti kegiatan lanjutan,
e) kelancaran
proses dan suasana selama pelaksanaan kegiatan.
Hasil penilaian
kegiatan layanan perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kemajuan para peserta dan penyelenggaraan layanan. Setelah menganalisis hasil
pelaksanaan layanan perlu dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut itu
dilaksanakan melalui pertemuan bimbingan kelompok atau melalui bentuk-bentuk
layanan lainnya. Tindak lanjut berupa kegiatan layanan atau kegiatan lainnya
memerlukan perencanaan dan persiapan tersendiri dengan mengikutsertakan secara
aktif siswa yang bersangkutan dan sumber-sumber lain yang diperlukan. Adapun
arah, bentuk dan isi kegiatan tindak lanjut adala memberikan sepenuhnya
memberikan pelayanan secara tuntas kepada siswa.
Hasil dan
proses layanan bimbingan kelompok perlu di nilai. Pada tahap pengakhiran untuk
setiap sesi dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan
hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Kondisi UCA
(Understanding, Comfort, dan Action) menjadi fokus penilaian hasil-hasil
bimbingan kelompok. Penilaian dilakukan delam tiga tahap, yaitu penilaian
segera (laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian jangka panjang
(laijapan). Laiseg dilakukan pada akhir setiap sesi layanan, sedangkan laijapen
dan laijapan dilakukan pasca layanan. Penilaian ini dapat dilakukan secara
lisan (melalui pengungkapan verbal) ataupun tulisan (dengan menggunakan format
tertentu).
BAB III
PENUTUP
Layanan
bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui
situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah
individu-individu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan
diri dalam menuju perkembangan optimal.
Layanan
konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor
membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang
optimal dengan kata lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu
upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami
masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan
yang optimal. Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari
tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran. Kemudian,
dalam layanan konseling kelompok terdiri dari enam tahapan yakni,
tahap prakonseling, tahap permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap
akhir dan pascakonseling.
Dalam layanan
bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di
kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan
kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan
konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin
kelompok (pembimbing atau konselor), dan pada konseling kelompok membahas
masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara
bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan terlebih
dahulu dan seterusnya.
Gambar: UIN Raden Intan Lampung
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 2005. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok
(Seri Layanan Konseling L.6 L.7).
Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara
Sedanayasa, Gede dkk. 2010. Dasar-Dasar Bimbingan
Konseling. Singaraja: Jurusan Bimbingan Konseling
Winkel W.S dan M.M Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling
Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:Media Abadi.
Alhamdulillah dapet juga ini buat referensi
ReplyDeleteMakasih buatsi penulis