Friday, February 14, 2020

MIKRO KONSELING II BIMBINGAN KELOMPOK


BIMBINGAN KELOMPOK




Disusun Oleh:
ADI PRATIA ADMAJA       1741040009
AHMAD FAHMI                  1741040013
AMIRUL WA’ASHIL           1741040001
ANNABEL PUANDINA      1741040018
DEDI PUTRA                        1741040034
DIAH INDRI                                     1741040037


BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020 
KATA PENGANTAR

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah MIKRO KONSELING II ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Iswatun khasah, m.pd.i selaku Dosen mata kuliah medoa konseling UIN Raden Intan Lampung, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai MIKRO KONSELING II. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandar Lampung, 10 februari 2020


Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii      
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Rumusan masalah .......................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Bimbingan Kelompok
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

                      










BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan disekolah adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan layanan yang diselenggarakan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan .Sedangkan menurut Prayitno dan Amti bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Sehingga dengan dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok, siswa dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan perilaku sosial siswa di sekolah.
Menurut Gazda sebagaimana dikutip oleh Prayitno, bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana keputusan yang tepat. Bimbingan kelompok memiliki nilai yang khas, karena layanan ini memanfaatkan dinamika dalam kelompok selama proses layanan dilaksanakan. Sedangkan menurut Prayitno bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling.
Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok. Alasan kenapa menggunakan layanan bimbingan kelompok adalah karena tidak dapat dipungkiri, pengaruh teman sebaya kepada seorang anak begitu tinggi. Bahkan, sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh kedua orang tuanya atau guru-gurunya.
Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok tersebut siswa diarahkan untuk mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Karena bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa. Layanan bimbingan kelompok mengutamakan perkembangannya kemampuan komunikasi dan sosialisasi. Kemampuan komunikasi dan sosialisasi sangat penting dimiliki oleh siswa agar siswa dapat bersikap aktif dan sehingga dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Bimbingan kelompok mengandung unsur dinamika kelompok atau kehidupan kelompok.
Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik secara mendalam akan medorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, keaktifan dan sikap yang menunjang diwujudkannya dalam tingkah laku yang lebih efektif, siswa sebagai anggota kelompok saling berinteraksi, saling mengungkapkan pendapatnya membahas topik yang ada dalam bimbingan kelompok sehingga keaktifan dari siswa sangat dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok.
Melalui layanan bimbingan kelompok keaktifan siswa dapat terbina dan berkembang. Dengan layanan bimbingan kelompok diharapkan siswa dapat mengikuti diskusi dengan baik. Sebab yang mendasari siswa mengalami kesulitan dalam diskusi kelompok antara lain karena kurangnya kemampuan dalam berkomunikasi serta bersosialisasi.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok?
C.    Tujuan
1.      Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan kelompok


BAB II
PEMBAHASAN

A.    BIMBINGAN KELOMPOK
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan social, kehidupan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Terdapat sembilan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu di sekolah yang menunjang serta membantu mengoptimalkan pribadi siswa.
Sembilan layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah terdiri dari layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi. Berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling, secara khusus tulisan ini membahas layanan bimbingan kelompok.
1.     Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi diri siswa . Winkel & Hastuti, menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.
……
Bimbingan kelompok mengupayakan perubahan sikap dalam perilaku secara tidak langsung, melalui penyampaian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri suatu pengolahan kognitif tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok .
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal. Sedangkan menurut Sukardi, bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (pembimbing atau konselor) yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan. Profesionalisme guru harus didukung oleh beberapa faktor antara lain: 1) Sikap dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya, 2) Sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja serta 3) Sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui metode-metode kerjanya, sesuai dengan tuntutan zaman yang didasari oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup di zaman masa depan.
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat .
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan pada suasana kelompok. Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok. Sedangkan Amti menyatakan bimbingan kelompok yang memaknai pola yang sederhana dimaksudkan sebagai bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu yang mengalami masalah yang sama.
Dari beberapa pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa dalam bentuk kelompok untuk membahas masalah atau topik umum atau mengalami masalah yang sama secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok. Menegaskan pendapat tersebut, Prayitno mengatakan bahwa:

              Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu yang dipimpin oleh pemimpin kelompok bertujuan menunjang pemahaman, pengembangan dan pertimbangan pengambilan keputusan atau tindakan individu.

2.    Tujuan Bimbingan Kelompok
Tujuan bimbingan kelompok yaitu agar individu mampu memberikan informasi seluas-luasnya kepada angota kelompok supaya mereka dapat membuat rencana yang tepat serta membuat keputusan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masa depan serta cenderung bersifat pencegahan. Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yaitu penguasaan informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok.
Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu bimbingan kelompok juga bertujuan untuk mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan ini, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Sedangkan secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
A.    melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat,
B.     melatih siswa untuk bersikap terbuka,
C.     melatih siswa untuk membina keakraban dengan teman-temannya,
D.    melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri,
E.     melatih siswa untuk bersikap tenggang rasa,
F.      melatih siswa untuk memperoleh keterampilan social, dan
G.    melatih siswa untuk mengenali dan memahami dirinya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari bimbingan kelompok adalah untuk melatih individu bersikap terbuka, mampu berbicara dihadapan orang banyak, melatih siswa agar dapat mengambil sikap, bertanggungjawab, mengambil keputusan, siswa mampu mengembangkan perasaan, pikiran, serta memunculkan tingkah laku baru yang lebih efektif sebagai fungsi pencegahan agar siswa tidak mengalami permasalahan yang menjadi topik dalam bahasan bimbingan kelompok.

3.    FUNGSIONAL
Kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan suatu himpunan individu-individu yang karna satu atau lain alasan tergabung bersama, melainkan suatu satuan unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling tergantung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari intraksi psikologis dengan seluruh anggota kelompok, satuan tersebut disebut dengan kelompok fungsional.
Gradasi intraksi itu berkaitan erat dengan besar kecil nya suatu kelompok. Dalam kelompok kecil yang terdiri atas 3-6 orang intraksi akan jauh lebih intensif dari pada dalam kelompok besar. Dalam kelompok yang terdiri atas 7-18 orang gradasi mungkin masih dapat cukup intensif, tergantung dari cara kelompok itu dikelola.
Dalam menganalisis aktivitas suatu kelompok, dapat dibedakan antara dimensi isi dan dimensi proses. Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi focus perhatian kelompok, berkaitan dengan tujuan yang dicapai dengan kata lain , apa yang dikerjakan , apa yang didiskusikan dan apa yang dibahas.
Dimensi proses, menunjuk pada bagaimana isi ditangani dengan cara yang bagaimana kelompok menganalisis problem yang dihadapi dan mencari pemecahan bersama.
Urutan langkah berfikir dalam proses pemecahan problem dalam model yang dikembangkan oleh David N.Nixson dan John A. Glover dalam buku counseling a.problem solving approach (1980) dirumusakan sebagai berikut :
a.       Perumusan problem yang dihadapi yang dapat dilakukan dengan beberapa cara sehingga harus diputuskan perumusan manakah yang paling tepat.
b.      Penentuan keadaan bila sudah tidak aka nada problem, yang dapat berupa keadaan begini atau begitu, sehingga harus diputuskan keadaan yang bagaimana akan dianggap ideal.
c.       Penentuan siasat yang akan digunakan atau jalan yang akan ditempuh untuk sampe pada keadaan ideal itu, siasat atau jalan itu juga memungkinkan beberapa alternative sehingga harus diputuskan siasat atau jalan mana yang paling efektif.
d.      Implementasi dari siasat atau jalan yang telah dipilih dan kemudian mengumpulkan data tentang efektivitas implementasi itu.
e.       Evaluasi berdasarkan implementasi sehingga diketahui apakan problem sudah dipecahkan atau belom.
Patut dicatat bahwa dalam model ini pada langkah a, b, c, terdapat dua sublangkah yaitu mencari seri alternative untuk prumusan problem, penentuan keadaan yang dituju dan penentuan siasat, serta menyeleksi dari beberapa alternative yang telah ditemukan melalui pengambilan keputusan.

4.      MACAM-MACAM KELOMPOK
Mengenai sistematika klasifikasi kelompok yang ada terdapat banyak variasi diantara pengarang yang ahli dan kerap tidak jelas atas dasar apa yang diadakan  klasifikasi tertentu. Banyak sistematika bersifat dikotomis seperti yang dikemukakan dalam buku Jane Wartes.
a.       Kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer dicirikan oleh kontak akrab yang kontinyu, seperti dalam keluarga dan kelompok bermain pada anak dikampung. Kelompok sekunder dibentuk atas dasar minat yang dikejar bersama, seperti satuan kelas disekolah dan kelompok pencinta alam kalangan mahasiswa. Kelompok atau grup yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan bersifat kelompok sekunder, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
b.      Sociogrup dan psychogroup. Dalam kelompok yang pertama tekanannya terletak pada hal yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok yang kedua tekanan nya terletak pada hubungan antar pribadi. Namun, tekanan ini dapat bergeser sehingga suatu sociogroup dapat menjadi suatu psychogroup dan sebaliknya. Bahkan dalam kelompok pertama tekanan nya kadang- kadang diberikan pada tugas yang dikerjakan pada lain waktu unsure kebersamaan lebih diutamakan. Dalam kelompok atau group yang dibentuk untuk kepentingan kegiatan bimbingan, pembedaan antara kedua macam kelompok itu tidak sebegitu tajam karna disamping pengusahaan sesuatu bersama hubungan antar pribadi juga harus diperhatikan.
c.       Kelompok yang terorganisasi dan kelompok yang tidak terorganisasi. Dalam kelompok yang terorganisasi terdapat diferensiasi antara peranan-peranan yang dipegang oleh anggota atau kelompok sehingga terdapat suatu struktur, misalnya salah seorang berperan sebagai pemimpin. Dalam kelompok yang tidak terorganisasi setiap anggota bergerak lepas yang satu dengan yang lain dan tidak terorganisisr dengan baik atau sistematis.
d.       In group dan out group. Dalam kelompok yang pertama para anggota merasa terikat satu sama lain dan menunjukan loyalitas satu sama lain. Anggota out group adalah mereka yang bukan anggota kelompok tertentu diantara mereka tidak terdapat rasa loyalitas, rasa simpati, rasa kerterikatan bahkan mereka terdapat rasa antipati dan rasa benci.
e.       Kelompok yang keanggotaannya bebas serta atas dasar sukarela dan kelompok yang keanggotaannya diwajibkan. Diantara kelompok atau group yang dibentuk untuk kegiatan bimbingan ada yang dibentuk atas dasar sukarela, misalnya kelompok konseling dan ada yang dibentuk atas dasar kewajiban sebagai siswa yang bersekolah di institute pendidikan tertentu, misalnya satuan kelas pada waktu tertentu menerima bimbingan karir.
f.       Kelompok tertutup dan kelompok terbuka. Kelompok tertutup terdiri atas mereka yang mengikuti kegiatan kelompok sejak permulaan dan tidak menerima anggota baru sampai kegiatan kelompok berhenti. Kelompok terbuka menginginkan ada orang keluar dan orang lain masuk selama kegiatan kelompok berlangsung.kelompok atau group yang dibentuk dengan tujuan khusus cenderung bersifat tertutup, seperti kelompok konseling, sedangkan kelompok atau group bersar lebih bersifat terbuka seperti satuan kelas bila ada siswa baru masuk.

Dibawah ini disebutkan sejumlah kelompok yang memiliki cirri khusus dan dikenal dengan istilah tertentu :
a.       Kelompok bimbingan (a group for guidance ) istilah ini khusus digunakan di istitusi pendidikan sekolah dan menunjuk pada sejumlah siswa dan mahasiswa yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan bimbingan. Dalam hal ini kelompok dapat terdiri atas mereka yang sudah bergabung dalam suatu satuan untuk kegiatan pengajaran  seperti satuan kelas tertrntu, tingkat kelas tertentu yang tediri atas beberapa satuan kelas, dan semester yang mengikuti program studi tertentu.
b.      Kelompok konseling. Istilah ini sebenernya tidak hanya digunakan di institusi pendidikan sekolah, tetapi di Indonesia saat berkembang hanya digunakan oleh jajaran tenaga bimbingan pada jenjang pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Kelompok ini dibentuk untuk keperluan konseling dibawah tanggung jawab seorang konselor professional. Kelompok ini beranggotakan sekitar enam orang, maka termasuk kelompok kecil.
c.       Kelompok-T  (Trening group ) dalam kelompok ini perhatian difokuskan pada proses kelompok itu sendiri dan mencakup studi tentang dinamika kelompok melalui pengalaman konkrit dalam intraksi satu sama lain di dalam kelompok.
d.      Kelompok pertemuan. Kelompok ini dirancang untuk menberikan pengalaman mendalam diluar komunikasi dengan orang lain. Ungkapan perasaan dalam berintraksi dengan anggota kelompok lainnya sangat diharapkan. Oleh karena itu kelompok semacam ini dikenal sebagai personal-growth group.
e.       Kelompok marathon. Kelompok ini bertemu selama satu atau dua hari dalam kontak antar pribadi yang intensif dan berlangsung terus menerus, tanpa banyak kesempatan beristirahat. Seluruh anggota kelompok mengadakan refleksi atas diri sendiri dengan melepaskan segala macam topeng dan usaha pertahanan diri.
f.       Kelompok bantuan diri . kelompok ini  terdiri atas orang yang menyadari telah ketagihan obat bius atau alcohol. Meraka berkumpul bersama dengan orang lain yang senasib saling memberikan dukungan dalam usaha melepskan diri dari belenggu ketagihan. Kelompok ini dapat beranggotakan agar banyak orang dan pada umumnya bersifat terbuka dan berstruktur informal. Kelompok ini bergerak diluar pendidikan sekolah.
g.      Kelompok terapi. Kelompok ini terdiri atas orang yang mengalami gangguan serius dalam kesehatan mental atau menunjukan gejala prilaku neourotik, bahkan mungkin psikotik. Kelompok terapi beranggotakan terbatas dan dibentuk atas prakasa seorang ahli psikoterapi klinis, yang bertanggung jawab langsung terhadap proses terapi dalam kelompok. Karna tujuan terapi tersebut adalah perubahan dalam struktur kepribadian para anggota, kelompok atau group terapi berkumpul secara berkala selama jangka waktu yang lama.  

5.          Asas-asas Bimbingan Kelompok
Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dituntut untuk memenuhi sejumlah asas-asas bimbingan kelompok. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan kelompok akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali. Menurut Prayitno asas-asas dalam bimbingan kelompok meliputi:
A.    Asas keterbukaan, asas bimbingan kelompok yang menghendaki agar anggota kelompok untuk bersikap terbuka dalam memberikan informasi.
B.     Asas kesukarelaan, asas bimbingan kelompok yang menghendaki para peserta anggota kelompok untuk sukarela dalam mengikuti kegiatan.
C.     Asas kekinian, yaitu segala sesuati yang terjadi dalam bimbingan kelompok topik bahasan bersifat sekarang maupun masa terjadinya.
D.    Asas kenormatifan, yaitu asas yang menghendaki tata karma dan cara berkomunikasi yang baik dan masih dalam batas norma yang berlaku.
Di samping itu, terdapat beberapa asas lainnya dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok, seperti asas keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.  Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan   dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan  kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor),  dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik (klien) untuk maju.

6.      .    Jenis Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok mempunyai dua jenis layanan yaitu bimbingan kelompok topik bebas dan bimbingan kelompok topik tugas. Ada dua jenis layanan bimbingan kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Yang membedakan hanya pada topic pembahasannya. Anggota kelompok dalam kelompok bebas melakukan kegiatan tidak mendapatkan penugasan tertentu, dan dalam pelaksanaanya tidak ada persiapan topic yang akan dibahas. Pelaksanaanya pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi kegiatan tersebut.
Dalam kelompok tugas, anggota kelompok diberikan tugas untuk menentukan topic yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok. Tugas tersebut dapat diberikan oleh pihak kelompok maupun pihak luar kelompok. Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok topik bebas, pemimpin kelompok memberikan kesempatan pada anggotanya untuk menentukan bersama topik apa yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Sedangkan penyelenggaraan bimbingan kelompok topik tugas, dalam pelaksanaannya pemimpin kelompok menentukan topik yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis bimbingan kelompok yaitu bimbingan kelompok topik tugas dan topik bebas. Dalam pelaksanaanya baik pada topik tugas maupun topik bebas setiap anggota kelompok wajib menyelesaikan tugasnya sebagai anggota kelompok yaitu dengan memberikan pendapat, tanggapan, dan sanggahan. Dalam hal ini letak perbedaanya hanya pada materi yang akan dibahas dimana kelompok tugas materi yang akan dibahas sudah disiapkan terlebih dahulu oleh ketua kelompok.

7.        Komponen Bimbingan Kelompok
Komponen dalam layanan bimbingan kelompok merupakan hal yang paling penting untuk menunjang agar layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan lancar. Sehingga komponen layanan bimbingan konseling terdiri dari: (1) pemimpin kelompok, (2) anggota kelompok, dan (3) dinamika kelompok.
a.    Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam layanan bimbingan kelompok tugas Pemimpin kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” Konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus, pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus tersebut di atas.
Pemimpin kelompok merupakan komponen yang penting dalam suatu kelompok. Pemimpin sangat berhubungan dengan aktivitas kelompok dan pemimpin kelompok juga memiliki pengaruh yang kuat dalam proses kelompok. Peranan pemimpin kelompok dalam bimbingan kelompok yaitu:
1.      memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan secara langsung terhadap kegiatan kelompok,
2.      pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan-perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok,
3.      pemimpin kelompok mengarahkan jalannya bimbingan kelompok,
4.      pemimpin kelompok memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi dalam kegiatan kelompok,
5.      pemimpin kelompok mengatur jalannya kegiatan kelompok, dan
6.      pemimpin kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam kegiatan kelompok.
Untuk menjalankan tugas dan kewajiban profesionalnya, pemimpin kelompok adalah sesorang yang (1) mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka, dan demokratik, konstruktif, saling mendukung dan meringankan beban, menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, menggembirakan, dan membahagiakan, serta mencapai tujuan bersama kelompok, (2) berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas, dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktifitas kelompok, dan (3) memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan, demokratis dan kompromistik dalam mengambil kesimpulan dan keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura, disiplin dan kerja keras.
Dalam mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok, pemimpin kelompok berperan dalam pembentukan kelompok dari sekumpulan peserta (terdiri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu: (1) terjadi hubungan antar-anggota kelompok, (2) tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok, (3) berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok, (4) terbinanya kemadirian pada diri setiap anggota kelompok, dan (5) terbinanya kemandirian kelompok.

b.    Anggota Kelompok
Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok. Peranan anggota kelompok agar dinamika kelompok dapat terwujud yaitu:
1.      membantu terbinanya suasana lebih akrab dalam hubungan antar anggota kelompok,
2.      mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok,
3.      berusaha agar apa yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama,
4.      membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik,
5.      benar-benar berusaha secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok,
6.      mampu berkomunikasi secara terbuka,
7.      berusaha membantu anggota lain,
8.      memberi kesempatan kepada anggota lainnya juga untuk menjalankan peranannya, dan
9.      menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
Untuk terselenggarakannya bimbingan kelompok seorang konselor yang memiliki persyaratan sebagaimana tersebut di atas. Besarnya kelompok (jumlah anggota kelompok) serta homogenitas dan heterogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok. Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok.
8 .    Dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Kesimpulan pengertian dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua individu atau lebih yang teratur dan memiliki hubungan yang jelas secara psikologis yang berlangsung dalam situasi bersama.
Dinamika kelompok adalah suatu studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Kesimpulan dari pengertian dinamika kelompok yang telah dijelaskan tadi, bahwa dinamika kelompok merupakan gambaran kekuatan yang menentukan perilaku anggota kelompok yag memunculkan perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Dinamika kelompok analisis dan relasi-relasi kelompok sosial, yang berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu dalam situasi sosial. Kesimpulan dari pengertian dinamika kelompok di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok mengemukakan mengenai analisis dari relasi-relasi dalam suatu kelompok sosial dengan adanya suatu prinsip bahwa tingkah laku manusia terbentuk dari kelompok itu karena adanya interaksi yang dinamis antara individu dan individu lain.
Dinamika Kelompok adalah kekuatan didalam kelompok yang menentukan perilaku kelompok dan anggotanya, agar tercapai tujuan kelompok. Kesimpulan dari definisi dinamika kelompok yang telah dijelaskan tadi bahwa dinamika kelompok merupakan sebuah kekuatan di dalam kelompok yang nantinya akan menentukan perilaku para anggota dalam rangka mencapai tujuan telah ditetapkan oleh kelompok tersebut.
Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok; artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok .
Dalam bimbingan kelompok dinamika kelompok dengan sengaja ditumbuh-kembangkan. Dinamika kelompok mengarahkan anggota kelompok untuk melakukan hubungan interpersonal satu sama lain. Jalinan hubungan interpersonal ini merupakan wahana bagi para anggota untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman bahkan perasaan satu sama lain sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar di dalam kelompok.
Jadi dinamika kelompok merupakan interaksi dan interdepensi antar anggota kelompok yang satu dengan yang lain kekuatan-kekuatan sosial yang membentuk sinergi dari semua faktor yang ada di dalam kelompok yang menyebabkan adanya suatu gerak perubahan dan umpan balik antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan.


d.    Besarnya Kelompok
Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitas bimbingan kelompok. Disamping itu dampak layanan juga terbatas, karena hanya diperoleh oleh 2-3 orang saja. Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif. Karena jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif. Kekurang-efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi 10 orang.
e.    Homogenitas/heterogenitas Kelompok
Perubahan yang intensif dan mendalam memerlukan sumber-sumber yang bervariasi. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Dalam hal ini, anggota yang homogen kurang efektif dalam bimbingan kelompok. Sebaliknya anggota yang heterogen akan menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan.
f.     Waktu dan Tempat
Layanan bimbingan kelompok dapat diselenggarakan kapan saja, sesuai dengan kesepakatan antara pemimpin kelompok dan para anggota kelompok, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. Seiring dengan waktunya, bimbingan kelompok diselenggarakan di tempat-tempat yang cukup nyaman bagi para peserta, baik di dalam ruang maupun di luar ruangan. Mereka duduk dengan membentuk sebuah lingkaran di kursi atau bersila mengikuti kondis yag ada. Waktu penyelenggaraan untuk setiap kali penyelenggaraan (satu sesi) layanan bimbingan kelompok sekitar 1-2 jam. Banyaknya sesi untuk penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok tergantung pada keperluan dan kesepakatan yang tersedia.


9.    Pentingnya Dinamika Kelompok
Kelompok yang baik adalah kelompok yang memiliki semangat tinggi, terciptanya kerjasama yang baik antar anggota kelompok, dan saling percaya antar anggota kelompok. Beberapa faktor tersebut dipengaruhi oleh dinamika yang tumbuh didalam kelompok tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Prayitno  bahwa dinamika kelompok sebagai kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok itu, dengan kata lain dinamika kelompok menjadikan kelompok berjalan dengan baik dan efektif.
Prayitno menjelaskan perwujudan nyata dari dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok yaitu sebagai berikut.
……
Para peserta yang secara langsung terlibat dan menjalani dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok akan mendapat tujuan ganda yaitu; mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri untuk diperolehnya kemampuan-kemampuan sosial seperti dikemukakan disatu segi, dan disegi lain diperoleh berbagai pengalaman, informasi, wawasan, pemahaman, nilai dan sikap, serta berbagai alternatif yang akan memperkaya dan mungkin bahkan dapat mereka praktikan. Perolehan yang mengandung unsur-unsur kognitif, afektif,konatif, dan kemampuan-kemampuan tertentu dapat dicapai melalui pembahasan dan pendalaman masalah-masalah atau topik yang bersifat umum.
Dinamika kelompok  merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.  Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai ice breaking.
Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut storming. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami forming. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut performing.

10.    Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dalam beberapa tahap. Prayitno mengemukakan ada empat tahap kegiatan yang perlu dilalui dalam kegiatan bimbingan kelompok yaitu:
1.      tahap pembentukan, yaitu tahapan untuk membantuk kerumunan sejumlah individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama,
2.      tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok,
3.      tahap kegiatan, tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu, dan
4.      tahap pengakhiran, yaitu tahapan akhir kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok, serta merencanakan kegiatan selanjutnya

Menurut Prayitno proses kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran:
a.    Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pemimpin kelompok dan para anggota kelompok saling memperkenalkan diri. Kemudian pemimpin kelompok memberikan penjelasan tentang asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan dan kenormatifan akan membantu masing-masing anggota kelompok untuk mengarahkan peranan diri sendiri terhadap anggota lainnya dan pencapaian tujuan bersama.
Dalam tahap ini pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada (1) penjelasan tentang tujuan kegiatan, (2) penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota, (3) penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima, dan (4) dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.

b.    Tahap Peralihan
Tahap yang kedua dalam bimbingan kelompok adalah tahap peralihan. Tahap ini disebut juga sebagai tahap transisi, yaitu masa setelah pembentukan dan sebelum masa kerja (kegiatan). Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok dalam “kelompok bebas” ataupun “kelompok tugas”, kemudian pemimpin kelompok menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap untuk memulai kegiatan selanjutnya. Tugas pemimpin kelompok dalam tahap peralihan ini adalah membantu para anggota untuk mengenali dan mengatasi berbagai macam hambatan, rasa gelisah, rasa enggan. Setelah itu pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok yang telah siap untuk segera memasuki tahap kegiatan.

c.    Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan pusat dari kegiatan bimbingan kelompok. Dalam tahap ini suasana interaksi antar anggota kelompok mulai tumbuh dengan baik. Para anggota bersikap saling menerima satu sama lain, saling menghormati, saling berusaha untuk mencapai suasana kebersamaan.
Dalam tahap kegiatan para anggota mencoba untuk membicarakan suatu permasalahan yang nyata dialami oleh mereka. Pemimpin kelompok bertugas untuk mengamati dan menentukan arah dan tujuan apa yag diinginkan dari permasalahan yang mereka bicarakan.
d.   Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan mengenai bagaimana mentransfer apa yang telah dipelajari anggota dalam kelompok ke dalam kehidupannya di luar lingkungan kelompok. Peranan pemimpin kelompok di sini adalah memberikan pengetahuan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah itu barulah pemimpin kelompok memberitahukan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok bersama dengan anggota kelompok menyimpulkan hasil dari bimbingan kelompok dan memberikan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Sementara itu, menurut Romlah, tahap pelaksanaan bimbingan kelompok terbagi atas beberapa tahap, yaitu tahap orientasi, tahap terminasi, tahap produktifitas, tahap mengatasi pertentangan-pertentangan dalam kelompok dan tahap pembinaan norma dan tujuan kelompok. Tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a.       Tahap orientasi atau tahap penciptaan rasa aman adalah tahap awal kelompok dimana para anggota kelompok merasa tidak aman, cemas berada dalam situasi baru, dan ingin mengetahui apa yang akan terjadi dalam kelompok. Tujuan utama tahap orientasi adalah untuk saling mengenal dan mengetahui identitas masing-masing anggota kelompok dan mengembangkan kepercayaan kelompok.
b.      Tahap pembinaan norma dan tujuan kelompok
c.       Tahap pembinaan norma dan tujuan kelompok merupakan tahap yang penting dalam mengembangkan kelompok, karena akan memberikan arahan dan perkembangan kelompok menjadi produktif, interaksi anggota lebih lancar.
d.      Tahap mengatasi pertentangan dalam kelompok
e.       Tahap ketiga dalam perkembangan kelompok merupakan tahap mulai timbulnya pertentangan-pertentangan dalam kelompok yaitu adanya usaha menentang pemimpin kelompok. Setelah anggota kelompok saling mengenal dan telah bekerja bersama dalam komunikasi secara lebih terbuka dan langsung maka pertentangan-pertentangan akan bertambah. Disini dituntut agar pemimpin kelompok mampu mengatasi pertentangan-pertentangan tersebut.
f.       Tahap produktifitas dalam perkembangan kelompok adalah tahap dimana kelompok telah tumbuh menjadi suatu tim yang produktif dan telah mempraktikan keterampilan-keterampilan dan sikap. Sikap yang diperlukan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Ciri yang paling penting dalam tahap ini adalah bahwa perhatian anggota kelompok mulai terbagi antara penyelesaian tugas-tugas kelompok dengan meningkatkan hubungan antar pribadi. Ciri lain pada tahap ini adalah bertambahnya keintiman hubungan antara anggota kelompok dengan pemimpin kelompok.
g.      Merupakan tahap dimana anggota kelompok akan meninggalkan kelompok karena kegiatan kelompok sudah berakhir, waktu dalam terminasi kelompok berbeda-beda. Pada tahap terminasi kegiatan yang dilakukan antara lain rangkuman kegiatan, saling bertukar pesan, pesan-pesan positif dari anggota kelompok diberikan kepada anggota yang mempunyai permasalahan dalam kelompok tersebut.
.
11.    Teknik-teknik Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan melalui beberapa tahap yang telah dijelaskan. Tatap-tahap tersebut merupakan hal yang harus diperhatikan sehingga kegiatan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan baik dan teratur. Selain memperhatikan tahap-tahap tersebut, perlu pula memperhatikan teknik-teknik dalam pelaksanaannya. Winkel, menyatakan bahwa salah satu teknik dalam bimbingan kelompok adalah sosiodrama sebagaimana dikutip dalam kalimat berikut “sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.
Romlah, menyatakan bahwa beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu antara lain: pemberian informasi atu ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan suasana keluarga (hoomroom), permainan peranan (role playing), karya wisata ( field trip) dan permainan simulasi (simulation games). Teknik-teknik tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
a.       Teknik pemberian informasi dissebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seseorang pembicara kepada sekelompok pendenggar.
b.      Diskusi kelompok.
c.       Diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang pemimpin. Didalam melaksanakan bimbingan kelompok, diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk memecahkan persoalan, serta untuk mengembangkan pribadi.
d.      Teknik pemecahan masalah (problem solving)
e.       Teknik pemecahan masalah merupakan suatu proses kreatif dimana individu melalui perubahan yang ada pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya. Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis.
f.       Menurut Adams dalam Romlah menyatakan bahwa permainan simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasisituasi yang terdapat dalam kehidupan nyata. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peran dan teknik diskusi. Cara melaksanakan permaianan simulasi, langkah pertama adalah menentukan peserta pemain yang terdiri dari fasilitator, penulis, pemegang peran dan penonton.
g.      Menurut Bennett dalam Romlah, permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel denga yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. Dengan teknik ini, anggota kelompok dapat mempelajari perilaku-perilaku baru dan pada akhirnya diharapkan mengalami perubahan perilaku menjadi lebih positif.
h.      Bennett dalam Romlah, mengemukakan ada dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama adalah permaianan perananan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Sedangkan yang kedua, psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhan dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.

12.   Evaluasi dan Tindak Lanjut Bimbingan Kelompok
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Penilaian dilakukan diakhir kegiatan layanan bimbingan kelompok, dilakukan secara tertulis maupun lisan. Penilaian secara lisan dilakukan pada setiap akhir pertemuan layanan, dengan anggota peserta menyampaian kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok. Sedangkan penilaian secara tertulis anggota peserta layanan bimbingan kelompok diminta untuk mengisi laiseg/ penilaian segera. Dimana peserta menilai jalannya suatu layanan bimbingan kelompok yang sudah dilaksanakan.
Menurut Prayitno penilaian terhadap kegiatan layanan bimbingan kelompok dan hasil-hasilnya tidak bertitik tolak dari criteria “benar-salah”, namun berorientasi pada perkembangan positif yang terjadi pada diri peserta kegiatan. Penilaian tersebut dapat dilakukan melalui:
a)      selama kegiatan berlangsung dapat diamati partisipasi dan aktivitas peserta,
b)      pengungkapan peserta terhadap materi yang dibahas selama mengikuti kegiatan layanan,
c)      pengungkapan peserta layanan atas fungsi dan manfaat layanan yang telah mereka ikuti,
d)     minat dan sikap peserta untuk mengikuti kegiatan lanjutan,
e)      kelancaran proses dan suasana selama pelaksanaan kegiatan.
Hasil penilaian kegiatan layanan perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemajuan para peserta dan penyelenggaraan layanan. Setelah menganalisis hasil pelaksanaan layanan perlu dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut itu dilaksanakan melalui pertemuan bimbingan kelompok atau melalui bentuk-bentuk layanan lainnya. Tindak lanjut berupa kegiatan layanan atau kegiatan lainnya memerlukan perencanaan dan persiapan tersendiri dengan mengikutsertakan secara aktif siswa yang bersangkutan dan sumber-sumber lain yang diperlukan. Adapun arah, bentuk dan isi kegiatan tindak lanjut adala memberikan sepenuhnya memberikan pelayanan secara tuntas kepada siswa.
Hasil dan proses layanan bimbingan kelompok perlu di nilai. Pada tahap pengakhiran untuk setiap sesi dilakukan tinjauan terhadap kualitas kegiatan kelompok dan hasil-hasilnya melalui pengungkapan kesan-kesan peserta. Kondisi UCA (Understanding, Comfort, dan Action) menjadi fokus penilaian hasil-hasil bimbingan kelompok. Penilaian dilakukan delam tiga tahap, yaitu penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian jangka panjang (laijapan). Laiseg dilakukan pada akhir setiap sesi layanan, sedangkan laijapen dan laijapan dilakukan pasca layanan. Penilaian ini dapat dilakukan secara lisan (melalui pengungkapan verbal) ataupun tulisan (dengan menggunakan format tertentu).



BAB III
PENUTUP
Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.
Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal dengan kata lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya  pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran. Kemudian, dalam layanan konseling kelompok terdiri dari enam tahapan yakni, tahap prakonseling, tahap permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap akhir dan pascakonseling.
Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan  bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor), dan pada konseling kelompok membahas masalah-masalah  pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.

Gambar: UIN Raden Intan Lampung


DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 2005. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok (Seri Layanan Konseling L.6 L.7).
Santosa, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara
Sedanayasa, Gede dkk. 2010. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Singaraja: Jurusan Bimbingan Konseling
Winkel W.S dan M.M Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:Media Abadi.

 my chanel youube: https://youtu.be/xyhRcjA1khQ

1 comment:

  1. Alhamdulillah dapet juga ini buat referensi
    Makasih buatsi penulis

    ReplyDelete

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...