Wednesday, October 21, 2020

MAKALAH KONSEP DASAR MEDIA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

 

MAKALAH  MEDIA KONSELING

KONSEP DASAR MEDIA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

 

Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada

mata kuliah Media Konseling

Dosen Pengampu:

Hammi Latifah M.A

 


Disusun oleh:

BKI D Kelompok 1


Dela Vranciska                      (18410402**)

Dwi Rizki Hendrawan          (18410403**)

Heni Tia Anisa                       (18410401**)

Hidayah Wiji Hastuti            (18410402**)

Isma Hasanah                        (18410403**)

Tyana Hagiany                      (18410402**)

 

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TA 2020/1441 H









KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Asma Allah SWT yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Atas berkat limpahan berkah dan  hidayah-Nya beserta ilmu yang selalu diberikan kepada hambanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Adapun makalah ini membahas tentang Konsep Dasar Media dalam Bimbingan dan Konseling. Makalah ini telah kami kerjakan dengan semaksimal mungkin, dan tentu dengan bantuan oleh pihak lain, sehingga terbentuklah makalah ini. Tentu saja kami ucapkan banyak terimakasih atas bantuan para pihak lain atas bantuanya sehingga terlaksanalah sampai tuntas tugas kami ini. Namun tak luput dari itu manusia adalah tempatnya salah dan dosa kami menyadari dalam makalah kami ini masih terdapat banyak sekali kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami selaku penyusun berlapang dada  dan membuka tangan kepada Ibu dosen atau pun teman-teman sekalian sekiranya dapat memberikan kritik atau pun saran yang membangun, agar dapat menjadi bahan pengalaman kami untuk kedepannya agar menjadi lebih baik.

Dan kami berharap makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan dapat menambah illmu pengetahuan tentang struktur hadis.

 

Bandar lampung,   19  Oktober 2020


 




















DAFTAR ISI

 

Halaman Judul................................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

Bab I  Pendahuluan

A.  Latar Belakang....................................................................................... 1

B.  Rumusan Masalah................................................................................... 2

C.  Tujuan Penulisan..................................................................................... 2

Bab II Pembahasan

A. Hakikat Media dalam Bimbingan dan Konseling................................... 3....

B. Pengertian Media Bimbingan dan Konseling.......................................... 6

C.                                             Manfaat dan Fungsi Media dalam Konseling.... 10

Bab III Penutup

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13

Daftar Pustaka







BAB I

                                                                    PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Bimbingan konseling dimaksudkan untuk membantu merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa atau peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan yang dimiliki pada masing-masing siswa, serta sesuai dengan tuntutan yang positif di lingkunganya khususnnya di sekolah. Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling membantu siswa untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya.

Bimbingan konseling mempunyai beberapa layanan, layanan tersebut akan optimal biladitunjang dengan sebuah layanan pendukung atau fasilitas yang mendukung contohnya media BK. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Definisi tersebut mengarahkan kita untuk menarik suatu simpulan bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada orang yang membutuhkan informasi.[1]

Media dalam pembelajaran itu terutama Bimbingan dan konseling dapat menggunakan media cetak seperti pamflet, postest, banner, dan elektronik seperti pemanfaatan teknologi internet (blog, facebook, dan jejaring sosial lainnya).  Media adalah sesuatu berupa peralatan yang dapat di pakai dan dimanfaatkan untuk merangsang perkembangan dari berbagai aspek baik itu fisik, motorik, sosial, emosi kognitif, kreativitas dan bahasa sehingga mampu mendorong dan memudahkan terjadinya proses belajar mengajar pada Guru BK atau konselor dan peserta didik. Banyak sekali pendapat bahwa Guru BK atau konselor tidak perlu menggunakan media baik cetak maupun elektronik sebagai alat untuk pembelajaran. 

Perlu diketahui setiap para pendidik atau Guru BK atau konselor sebaiknya dapat menggunakan media yang ada agar dapat mempermudah dalam pemberian informasi kepada para peserta didik yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami informasi atau pengetahuan secara baik.[2]

Produksi media merupakan segala upaya yang dilakukan nuntuk menciptakan dan mengolah media (benda visual maupun non visual) dengan cara mempergunakan segala sumberdaya (tenaga, pikiran, dana). Dengan upaya memanfaatkan media elektronik diharapkan dapat digunakan sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik maupun konseli untuk dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapinya.[3]

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa hakikat media dalam bimbingan dan konseling?

2.      Apa pengertian dari media dalam bimbingan dan konseling?

3.      Apa saja manfaat serta fungsi dari media dalam bimbingan dan konseling?

 

C.    Tujuan Penulisan

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1.      Untuk mengetahui seperti apa hakikat media dalam bimbingan dan konseling.

2.      Untuk mengetahui pengertian dari media dalam bimbingan dan konseling.

3.      Untuk mengetahui apa saja manfaat serta fungsi dari media dalam bimbingan dan konseling.


 






BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Hakikat Media dalam Bimbingan dan Konseling

1.      Bimbingan dan Konseling sebagai Proses Komunikasi

Manusia selalu berkomunikasi satu dengan lainnya, karena sesungguhnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antara satu dengan lainnya. Individu menghabiskan 70 persen waktunya untuk berkomunikasi, baik melalui tulisan maupun perkacapan.

Komunikasi adalah proses penerimaan dan penyampaian pesan dan pemahaman pada waktu yang sama tanpa ada awal dan akhir. Semua berkomunikasi melibatkan pengiriman simbol dengan makna tertentu. Simbol ini dapat berupa simbol verbal dan non verbal. Ketepatan penyampaian simbol-simbol dalam komunikasi tergantung pada seberapa jauh ketepatan penerimaan dalam menafsirkan informasi yang diberikan pengirim pesan.

Dengan adanya ketepatan informasi ini maka terjadilah apa yang dinamakan dengan “penerima” mengetahui apa yang diketahui pengirim, penerima menilai sebagaimana pengirim menilai, penerima merasakan sebagaimana yang dirasakan pengirim, dan memutuskan apa yang ingin diputuskan oleh pengirim.[4]

Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seorang guru BK maupun konselor dalam upaya memandirikan peserta didik atau klien. Bimbingan dan konseling yang memandirikan mengamanatkan kepada guru BK atau konselor untuk memahami tiap konseli secara utuh.

Dengan bermodalkan kesadaran diri dan kemampuan interpesonalnya untuk memahami konseli secara empati, konselor melakukan interaksi bimbingan dan konseling yang peduli terhadap kebaikan. Dalam proses bimbingan dan konseling itu, konselor memfasilitasi konseli untuk menyadari dirinya, mengeksplorasi permasalahan yang dihadapi serta kemungkinan-kemungkinan yang terbuka. Dari situ, selanjutnya konseli difasilitasi untuk menetapkan pilihan atau mengambil keputusan yang baik untuk dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.[5]

Proses bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi, artinya di dalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber pesan). Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya.

Melalui saluran (channel) seperti powerpoint, OHP, film, pesan diterima oleh si penerima pesan melalui indra (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan.

Komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feedback, dan noise/barrier. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komunikan sebegai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan.

Feedback positif menunjukkan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukkan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise dan barrier atau hambatan dan gangguan. Noise ini dapat dipahami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan, pada pesan juga pada channel.

Sebagai bentuk komuikasi, layanan bimbingan konseling manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapain tujuan. Menurut Berlo (1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya “area of experience” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.[6]

2.      Kedudukan Media dalam Sistem Bimbingan dan Konseling

Sebelum membahas tentang sistem bimbingan dan konseling, kita pahami terlebih dahulu kata “sistem”. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Bimbingan dan konseling dikatakan sebagai sistem karena di dalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan komponen-komponen tersebut meliputi: masalah, tujuan, teknik, media dan evaluasi. Masing-masing komponen saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan. [7]

Proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selalu diawali identifikasi masalah atau tugas perkembangan yang akan dicapai. Selanjutnya akan dirumuskan tujuan yang akan dicapai, dilanjutkan menentukan masalah/materi yang akan dibahas.

Media bimbingan konseling merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa maupun konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi.[8] Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa atau konseli tertarik pada layanan bimbingan dan konseling, serta untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik,  dan meningkatkan penampilan dalam keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling. Pemberian layanan menggunakan media memberikan contoh konkret dan memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk turut berinteraksi dalam pemberian layanan.

Peranan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling sangatlah banyak, diantaranya mempermudah dalam merencanakan dan merancang pelayanan bimbingan dan konseling, memproses data terkait pelayanan bimbingan dan konseling menciptakan aplikasi dalam membantu pelayanan bimbingan dan konseling, mengolah data pelayanan bimbingan dan konseling, dan masih banyak hal yang bermanfaat bagi terlaksananya bimbingan dan konseling yang efektif. Media dengan memanfaatkan teknologi dalam layanan bimbingan konseling memungkinkan guru dan siswa untuk dapat berinteraksi tanpa batas dengan tetap memperhatikan asas dan kode etik bimbingan konseling.[9]

 

B.     Pengertian Media dalam Bimbingan dan Konseling

Istilah media berasal dari bahasa Latin “medius” dan merupakan  bentuk  jamak  dari  kata  medium  yang  secara harfiah  berarti  tengah”,  “perantara”  atau  “pengantar”.  Kata media dalam Bahasa Arab juga bermakna perantara dari kata  wasaailu” atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[10]

National Education Association mendefinisikan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual dan peralatannya, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat,   didengar,   dan  dibaca.  Media  selain   berupa   segala bentuk komunikasi menurut Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan Amerika (AECT: Association of Education and Communication Technology), juga merupakan segenap saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Media dalam aplikasinya di bidang pendidikan menurut Gagne berkaitan dengan berbagai jenis komponen dalam lingkungan belajar peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.[11]

Briggs juga berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar, contohnya buku, film, rekaman dan lain sebagainya. Gagne dan Briggs secara mendalam mengatakan bahwa media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan  isi  materi  pengajaran,  yang  terdiri  dari  buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer serta apa saja yang dapat dijadikan alat bantu dalam pembelajaran.

Oleh sebab itu, media dapat dikatakan sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik  yang  mengandung  materi  instruksional  di  lingkungan peserta didik yang dapat memberikan menstimulus untuk belajar.[12]

Menurut Sertzer dan Stoure bimbingan atau guidance berasal dari kata guide yang berarti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur atau mengemudikan). Sementara konseling menurut Shertzer dan Stone didefinisikan sebagai sebuah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.

Kedua kata bimbingan dan konseling tersebut memiliki arti istilah yang tidak jauh berbeda. Bimbingan dari kata “guidance” yang bermakna menunjukkan  atau  membimbing.  Kemudian  konseling  berasal dari kata “counselingl” yang mengandung arti menasehati atau mengarahkan. Maka dari itu, kedua   kata tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mengisi sebagai sebuah proses bantuan. Hubungan dan kedudukan keduanya dipandang bermacam-macam   oleh   para   ahli.   Ada   yang   memandang konseling  sebagai  teknik  dari  bimbingan,  artinya  konseling berada di dalam atau menjadi bagian dari bimbingan. Sedangkan ahli yang lain memandang bimbingan lebih mengutamakan pada proses pencegahan (preventif) munculnya masalah, sementara konseling lebih mengutamakan pada penanganan (kuratif atau korektif) dari masalah yang dihadapi manusia.

Menurut Mochamad Nursalim media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan klien untuk memahami diri, mengarahkan diri. Mengambil keputusan serta memecahan masalah yang dihadapi. Di  dalam  bimbingan  dan  konseling  metode  komunikasi yang digunakan ada komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.[13]  

Metode  langsung  berarti  proses  komunikasi  dalam bimbingan dan konseling tersebut terjadi secara langsung tatap muka. Sedangkan metode komunikasi tidak langsung adalah metode bimbingan dan konseling yang dilakukan melalui media komunikasi.

Jadi, Media bimbingan dan konseling adalah segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  untuk menyalurkan  pesan  bimbingan  dan  konseling yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian   dan kemauan siswa/ konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa maupun klien  tertarik  pada  layanan  bimbingan dan konseling, serta untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan  meningkatkan  penampilan  dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling.

Ciri-ciri umum yang terkandung dalam pengertian media adalah: (1) Media memiliki pengertian fisik (hardware), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba panca indera; (2) Media memiliki pengertian non fisik (software), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa; (3) Penekanan media terdapat pada visual dan audio; (4) Media merupakan alat bantu pada proses belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas; (5) Digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi pembimbing dan siswa dalam proses layanan; (6) Dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video), atau perorangan (misalnya: komputer, modul, radio tape, video recorder).[14]

Potensi  penggunaan  teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konseling menurut   Cabanis   (1999)   yaitu,   terdapat   8 potensi teknologi komputer berbasis internet yang  dapat  digunakan  untuk  Bimbingan  dan Konselling yaitu :

1. Email/Surat elektronik, yang berpotensi untuk terapi, screening, client/therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji,   monitoring   inter-sessions,   dan   tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan,  pekerjaan  rumah,  penelitian dan colegial professional,

2.   Website/Homepages, berpotensi   untuk informasi, dan publikasi,

3.  Komputer konfrensi video, berpotensi  penggunaan  oleh  konselor  antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi,

4.    Sistem bulletin board/listservs/newsgroup, untuk konsultasi, referal/alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi professional,

5.    Simulasi terkomputerisasi, untuk supervisi dan pelatihan kompetensi,  

6.    Pangkalan   data/FTP   Sites, untuk  penelitian,  sumber  informasi  bagi terapis,  sumber  informasi  perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis,

7.  Chat Rooms/Electronic Discussion Groups, untuk terapi kelompok, membantu dirisendiri dan asesmen/pengukuran,

8.  Software berbasis internet,  berpotensi untuk  pelatihan keterampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.[15]

 

C.    Manfaat serta Fungsi Media dalam Bimbingan dan Konseling

Perolehan pengetahuan siswa berarti seperti yang digambarkan dalam Kerucut Pengalaman Edgar Dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa atau konseli hanya mengetauhi tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa.

Oleh sebab itu, sebaiknya siswa atau konseli memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaika benar-benar dapat mencapai sasaran tujuan.[16] Secara umum media mempunyai kegunaan:

1.  Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalis,

2.  Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra,

3. Menimbulkan garah/minat siswa, interaksi lebih langsung antar siswa dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK),

4. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama,

5.  Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik,

6.  Proses layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih interaktif,

7.  Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan,

8. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi layanan bimbingan dan konseling.[17]

Manfaat media dalam bimbingan dan konseling sangatlah banyak, diantaranyamempermudah dalam merencanakandan merancang pelayanan bimbingandan konseling, memproses data terkait pelayanan bimbingan dan konseling, menciptakan aplikasi dalam membantu pelayanan bimbingan dan konseling, mengolah data pelayanan bimbingan dan konseling, dan masih banyak hal yang bermanfaat bagi terlaksananya bimbingan dan konseling yang efektif. Menurut Zamroni keuntungan Konselor dari penyelenggaraan bimbingan dan konseling berbantuan media, yaitu:

1.  Menjadikan konselor sebagai pribadi yang terlatih, efektif dan efisisen dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Menjadikan konselor sebagai pendidik yang memiliki kepedulian  terhadap pendidikan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

3.    Menjadikan konselor lebih terampil terhadap tren penggunaan teknologi dalam bimbingan dan konseling.

4. Menjadikan konselor memiliki kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber teknologi lain yang dapat dimanfaatkan dalam proses bimbingan dan konseling. Menjadikan konselor lebih tertarik untuk mengembangkan perencanaan penggunaan teknologi dalam bimbingan dan konseling.

5.  Meningkatkan kemampuan evaluasi (assesment) terhadap efektifitas penggunaan media komputer dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling.[18]

Dalam kaitannya dengan fungsi media bimbingan dan konseling, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini.

1.         Penggunaan media bimbingan dan koseling bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantuan untuk mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif.

2.         Media bimbingan dan konseling merupakan bagian internal dari keseluruhan proses layanan bimbingan dan konseling. Hal ini mengandung pengertian bahwa media bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptkan situasi yang diharapkan.

3.         Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa pemilihan dan penggunaan media dalam bimbingan konselingsebagai harus selalu melihat pada kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi bimbingan dan konseling.

4.         Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa/klien.

5.         Media bimbingan dan konseling bisa berfungsi untuk mempelancar proses bimbingan dan konseling. Fungsi ini mengandung arti bahwa melalui media bimbingan dan konseling siswa dapat lebih mudah memahami masalah yang dialami atau menangkap bahan disajikan lebih mudah dan lebih cepat.

6.         Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling. Pada umumnya hasil bimbingan konseling yang diperoleh siswa dengan menggunakan media bimbingan dan konseling akan tahan lama mengendap.[19]

 

 


KAMPUS UIN RADEN INTAN LAMPUNG








BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Penggunaan   media   dalam   bimbingan   dan   konseling islam sangat dibutuhkan, karena media dapat memperjelas penyajian  pesan  dan  informasi  sehingga  dapat  memperlancar dan  meningkatkan  proses  dan  hasil  belajar,    dan  agar  tidak terlalu bersifat verbalistik.  Media dapat juga meningkatkan dan mengarahkan perhatian audiens sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. Di samping itu, media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Ukuran objek yang terlalu besar atau kecil dapat digantikan dengan visualisasi gambar film atau model. Gerak yang terlalu lambat atau cepat, atau kejadian di  masa  lalu  juga  bisa  dihadirkan  lewat  video,  objek  yang terlalu kompleks serta konsep yang terlalu luas, dapat dengan mudah disajikan melalui media. Selain itu, media juga dapat memberikan kesamaan persepsi dan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungannya, walaupun kondisi siswa heterogen.

Berbagai  manfaat  penggunaan  media  tersebut  di  atas, dapat ditarik  kesimpulan bahwa media sebagai  sarana  dalam bimbingan dan konseling sangat besar perannya dalam membantu pelaksanaan layanan bimbingan dan koseling. Peran  media  ini  tidak  hanya  sebatas  pada  penggunaan  alat-alat media semata, tetapi juga dapat difungsikan sebagai satu kesatuan program bimbingan dan konseling di sekolah.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Winarno, P.M (Penerjemah). 2019. Konseling: Profesi yang  Menyeluruh. Edisi ke-6. Jakarta: Permata Puri Media.

Rahmawati, Pudji. 2014. Media Bimbingan dan Konseling. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

Sadiman, Arief S. dkk. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajagrafindo.

A. Said Hasan Basri. 2010. Peran Media Dalam Layanan BKI di Sekolah. Jurnal Dakwah. Vol. XI No. 1: 23-40.

Edy Kusnadi. 2017. Instrumen dan Media dalam Bimbingan dan Konseling. Journal of Islamic Guidance  and Counselling. Vol. 1 No. 1: 1-13.

Hardi Prasetiawan. 2017. Media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling. The 5th Urecol Proceeding. ISBN 978-979-3812-42-7: 1529-1536.

Hardi Prasetiawan dan Said Alhadi. 2018. Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling 3(2): 87-98.

Luhur Wicaksono. Bimbingan dan Konseling Menjawab Tantangan Abad XXI. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan: 40-51.

Nurita Br Bangun dan Abdul Hasan Saragih. 2015. Pengembangan Media Web dalam Bimbingan Konseling. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2 No. 1: 2407-7488.

Putra Setiawan dkk. 2018. Media Pembelajaran yang Digunakan guru BK dalam pelaksanaan layanan Peminatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Vol. 3 No. 4: 33-42.

Rima Hazrati dkk. Pengaruh Media dalam Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Pengaturan Diri Siswa Kelas XI di SMAN 56 Jakarta, Jurnal Bimbingan Konseling: 94-98.

Sally Evans. 2014. The Challenge and Potential of the Digital Age: Young People and the Internet. Transactional Analysis Journal. 2014. Vol. 44(2): 153-166.

S. Goss dan K. Anthony. 2009. Developments in the Use of Technology in Counselling and Psychotherapy. British Journal of Guidance and Counselling. Vol. 37 No.3: 223-230.

Triyono dan Rahmi Dwi Febriani. 2018. Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Guru Bimbingan dan Konseling. Jurnal Wahana Konseling Vol. 1. No. 2: 74-82.

 

 


 

 


 

 



 



[1] Winarno. P.M, Konseling: Profesi yang  Menyeluruh, Terj. Counselling: a Comprehensive Profession, hal. 27

[2] S. Goss dan K. Anthony, Developments in the Use of Technology in Counselling and Psychotherapy, British Journal of Guidance and Counselling, Vol. 37 No.3, hal. 224

[3] Sally Evans, The Challenge and Potential of the Digital Age: Young People and the Internet, Transactional Analysis Journal, 2014, Vol. 44(2), hal. 157

[4] Luhur Wicaksono. Bimbingan dan Konseling Menjawab Tantangan Abad XXI, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, hal. 46

[5] Pudji Rahmawati, Media Bimbingan dan Konseling, hal. 5

[6] Ibid., hal.6

[7] A. Said hasan basri, Peran Media Dalam Layanan BKI di Sekolah, Jurnal Dakwah, Vol. XI no. 1, hal. 31

[8] Putra Setiawan dkk, Media Pembelajaran yang Digunakan guru BK dalam pelaksanaan layanan Peminatan, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Vol. 3 No. 4 (2018), hal. 35

[9]  Pudji Rahmawati, Op.Cit., hal. 7

[10]Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatan, hal. 6

 

[11] Edy Kusnadi, Instrumen dan Media dalam Bimbingan dan Konseling, Journal of Islamic Guidance  and Counselling, Vol. 1 No. 1 Desember 2017, hal. 3

[12]    Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hal. 3

[13] Rima Hazrati, dkk, Pengaruh Media dalam Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Pengaturan Diri Siswa Kelas XI di SMAN 56 Jakarta, Jurnal Bimbingan Konseling, hal. 96

 

[14]  Hardi Prasetiawan&Said Alhadi, Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta, jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling 3(2),  hal. 89

[15]  Nurita Br Bangun dan Abdul Hasan Saragih, Pengembangan Media Web dalam Bimbingan Konseling, Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 2 No. 1 Juni 2015, hal. 101

[16]  Hardi Prasetiawan, Media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling, The 5th Urecol Proceeding, hal. 1534

[17]  Eka Heriyani dan Cici Yulia, Media dalam Pelayanan Konseling, hal. 15

[18] Triyono dan Rahmi Dwi Febriani, Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Guru Bimbingan dan Konseling, Jurnal Wahana Konseling (Vol. 1, No. 2, September 2018, hal. 79

 

[19] Eka Heriyani, Op.Cit., hal. 17

No comments:

Post a Comment

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...