Friday, November 29, 2019

Apa Itu Anxiety.


Apa Itu Anxiety.?
Anxiety Disorder adalah suatu gangguan kesehatan mental yang menyebabkan seorang penderitanya merasakan kecemasan berlebih, khawatir dan takut akan sesuatu yang dapat mengganggu kehidupanya. Gangguan ini dianggap terlalu berlebihan bagi orang tidak menderita gangguan anxeity. Namun berbeda pada orang yang mengalami gangguan ini.


Apa Penyebab Anxiety Disorder?
            Sampai saat ini penyebab anxiety disorder belum diketahui secara pasti menurut para ahli gangguan axiety ini di sebabkan karena genetik/keturunan. Namun dari sebagian kasus yang pernah saya temui gangguan anxiety ini muncul di keranakan rasa tauma akibat kepergian orang terdekan seperti ayah, ibu atau sodara kandung, dan dari beberapa kasus, juga anxiety ini di derita oleh orang-orang yang juga mengalami maag akut.










Monday, November 18, 2019

MAKALAH FI’IL MADHI DAN FI’IL MUDHORE


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata yang menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il (kata kerja) dan  kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimah itu di masuki ‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut,dan pula ada yang tetap.
Dalam bahasa Arab terdapat pula Kalimat Fi’il yaitu kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
Fi’il Madhi itu menunjukkan kata kerja di masa lampau, Fi’il Mudhore itu menunjukkan kata kerja di masa sekarang atau masa yang akan datang, sedangkan Fi’il Amr itu menunjukkan kata kerja bentuk perintah. Dalam makalah ini akan kita bahas tentang pengertian, ciri-ciri, bentuk-bentuk, pembagian dan contoh dari Fi’il Madhi dan Fi’il Mudhore.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan fi’il madhi?
2.      Apakah yang dimaksud dengan fi’il muhore?
C.    Manfaat
1.      Untuk mengetahui apa itu fi’il madhi.
2.      Untuk mengetahui apa itu fi’il mudhore.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    FI’IL MADHI
1.      Pengertian Fi’il Madhi
Secara terpisah fi’il berarti kata kerja. Sedangkan madhi  berarti yang telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.
2.      Tanda-tanda / Ciri-ciri Fi’il Madhi
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya كَـتَـب (telah menulis) قَــرَأَ (telah membaca) karena dia berharakat fathah. Secara lebih jelasnya di sini akan dikemukakan ciri-ciri dari fi’il madhi yaitu:
(a)    Bersambung dengan Ta’ fa’il yang berharakat fathah, dhammah, atau kasrah. Ta’ tersebut diletakkan di belakang fi’il dan berfungsi sebagai fa’il (pelaku perbuatan). Seperti (نَصَرْتُ, نَصَرْتُنَّ, نَصَرْتُمَا, نَصَرْتِ, نَصَرْتُمْ, نَصَرْتُمَا, نَصَرْتَ ) seperti نَصَرْتُ الْوَلَدَ  (Aku telah menolong seorang anak laki-laki).
(b)   Diakhiri dengan Ta’ ta’nits  yang mati (Ta’ yang berharakat sukun, untuk menunjukkan bahwa pelaku perbuatan itu adalah muannats / perempuan), seperti: نَصَرْنَا الْوَلَدَ   )kami telah menolong seorang anak laki-laki)
(c)    Didahului dengan قد yang berarti sungguh. Contoh: نَصَرْنَا الْوَلَدَ    )kami telah menolong seorang anak laki-laki).
(d)   Didahului dengan قد   yang berarti sungguh. Contoh: قَدْ قَامَةِ الصَّلاَةُ  (Sungguh telah didirikan shalat)
(e)    Secara bentuk dapat diketahui berdasarkan seluruh wazan fi’il madhi.
3.      Hukum Fi’il Madhi
Di dalam kitab jurumiyyah disebutkan bahwa fi’il madhi difathahkan huruf akhirnya selamanya atau dengan kata lain ia mabni ‘alal fath, contohnya  نَصَرَ, ضَرَبَ, كَرُمَ . Namun,  fathah yang ada pada akhir fi’il madhi ini adalah fathah lafzhy seperti contoh di atas dan fathah taqdiry (dikira-kirakan) seperti نَهَى, دَعَى, رَمَى dan dikira-kirakan juga bilamana bertemu dengan dhamir marfu’ (dhamir muttasil marfu’) karena dhamir itu menjadi fa’ilnya, seperti فَعَلتُ, كَتَبْتُ, نَصَرْتُ dan ia dimabnikan sukun.        Jika ia bertemu dengan wawu jamak maka ia menjadi mabni dhommah seperti فَعَلوْا
إذا لم يتصل بأخره شيئ
Ketika huruf akhirnya tidak
disambung dengan sesuatu.
مَبْنِيْ عَلَى الْفَتْحِ 
إذاتصل بألف التثنية
Ketika huruf akhirnya disam-
bung dengan alif tatsniah.
أَقْسَامُ بِنَائُهُ

إذاتصل بواو الجمع
Ketika huruf akhirnya disambung dengan wa jama.
مَبْنِيْ عَلَى السُّكُوْنِ

إذا تصل بتاء الفاعل او بنا لفاعلين
Ketika bersambung dengan Ta’ atau نا Fail.
مَبْنِيْ عَلَى الضَّمِّ



4.      Bentuk Fi’il Madhi
Fi’il madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَتَبَ maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
No
Dhamir
Fi’il Madhi
Arti
Keterangan
1
هُوَ
كَتَبَ
Dia (lk) telah menulis
Bentuk asli tanpa perubahan
2
هُمَا
كَتَبَـا
Keduanya (lk) telah menulis
+  ا pada huruf terakhir
3
هُمْ
كَتَبُـوْاْ
Mereka (lk) telah menulis
+ ـــُوْا pada huruf terakhir
4   
هِـيَ
كَتَبَـتْ
Dia (pr) telah menulis
+ ـتْ pada huruf terakhir
5
هُمَـا
كَتَبَـتَا
Keduanya (pr) telah menulis
+ ـتـَا pada huruf terakhir
6
هُنَّ
كَتَبْـنَ
Mereka (pr) telah menulis
+ ـْــنَ pada huruf terakhir
7
اَنْـتَ
كَتَبْـتَ
Kamu (lk) telah menulis
+ ـْــتَ pada huruf terakhir
8
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمـَا
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمَـا pada huruf terakhir
9
اَنْتُـمْ
كَتَبْتُـمْ
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمْ pada huruf terakhir
10
اَنْـتِ

كَتَبْـتِ
Kamu (pr) telah menulis
+ ـْـتِ pada huruf terakhir
11
اَنْتُمَـا

كَتَبْتُمَا

Kalian (pr) telah menulis
+ ـْتُمَـا pada huruf terakhir
12
انْتُـنَّ
كَتَبْتُـنَّ
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir
13
اَنَـا
كَتَبْـتُ
Saya telah menulis
+ ـْــتُ pada huruf terakhir
14
نَحْنُ
كَتَبْـنَا
Kami, kita telah menulis
+ ــْـنَـا  pada huruf terakhir.

5.      Pembagian Fi’il Madhi
Pembagian Fi’il Mādi terbagi kepada dua bagian;
a.       Mādhi Ma’lum (bentuk aktif), contoh:
                   كتب        ; Telah menulis                فتح          ; Telah membuka
                   سأ ل       ; Telah bertanya              شرب         ; Telah minum
                   قرأ          ; Telah membaca              فهم           ; Telah faham
b.      Mādi Majhul (bentuk Pasif), contoh:
                   كُتِبَ       ; Telah ditulis                    فتح          ; Telah dibuka
                   سءل      ; Telah ditanya                شرب        ; Telah diminum
                   قرأ         ; Telah dibaca                   فهم          ; Telah difaham
Perbedaan bentuk keduanya yaitu;
1.      Mādhi Ma’lum adalah fi’il yang berawalan fathah.
2.      Mādhi Majhul adalah fi’il yang berawalan dhammah sedang huruf sebelum akhirnya berbaris kasrah.
3.      Fi’il Madhi Ma’lum hendaklah diterjemahkan  telah me…”, sedangkan fi’il Mādhi Majhul hendaklah diterjemahkan “telah di...
Adakalanya kata kerja lampau paling sedikit terdiri dari tiga huruf dan paling banyak terdiri dari enam huruf
(a)     Kata kerja lampau yang terdiri dari tiga huruf, Pola-polanya adalah:
          نصر      ضرب    كفر        فَعَلَ
فهم        شهد       علم        فَعِلَ       
       حرم     كرم       بعد        فَعُلَ
(b)   Kata kerja lampau yang terdiri dari empat huruf, Pola-polanya adalah:
علم  نزل                    سلم   فَعَّلَ 
أرسل      أسلم       أنزل      أَفْعَلَ
سا فر  خا صم      قا تل      فَاعَلَ
(c)    Kata kerja lampau yang terdiri dari lima huruf, Pola-polanya adalah:
انقلب      انطلق       انقطع   انْفَعَلَ 
اقترب     اجتمع       اجتنب اِفْتَعَلَ  
تعلم        تأ خر       تقدم      نَفَعَّلَ   
تعلم    تسا هل    تجا هل      تجا هل
(d)   Kata kerja lampau yang terdiri dari enam huruf, Pola-polanya adalah:
اِسْتَفْعَلَ        استخرج    استغفر       استحوذ
6.      Pola Fi’il Madhi
a.       Fi’il Madhi Tsulatsy, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari tiga huruf. Polanya
فَــعَـلَ
فَــعِـل
ضَرَبَ, نَصَـرَ, كَـفَـرَ
فَهِــمَ، شَـهِـدَ، عَـلِـمَ
فَـعُــل
حَــرُمَ، كَــرُمَ ،بَـعُـدَ
b.      Fi’il Madhi Ruba’i, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari empat huruf. Antara lain bentuknya yaitu:
1
فَعَّــلَ
نَــزَّلَ, عَـلَّمَ, سَــلَّمَ
2
أ َفْـعَـلَ
أَرْسَــلَ, أَسْــلَمَ, أَنْــزَلَ
3
فَـاعَـلَ
سَــافَرَ, خَـاسَمَ, قَـاتَـلَ

c.       Fi’il Madhi Sudasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari enam huruf. Contoh polanya di antaranya yaitu:
Pola
contoh
اِسْتَفْعَـــلَ
اِسْتَحْــوَذَ, اِسْتَغْفَــــرَ, اِسْتَخْــرَجَ

Contoh Perubahan Fi’il madhi, rubai, khumasi, dan sudasi
Sudasi





Dhomir
اِسْتَفْعَـــلَ
تَفــعَّـلَ
اِفْتَعَـــلَ
اِنْفَـعَــلَ
أ َفْـعَـلَ
فَعَّــلَ

اِسْتَغْفَــرَ
تَقَــدَّمَ
اِجْتَمَــعَ
اِنْقَطَـعَ
أَرْسَــلَ
نَــزَّلَ
هُوَ
اِسْتَغْفَــرَتْ
تَقَــدَّمَتْ
اِجْتَمَــعَتْ
اِنْقَطَـعَتْ
أَرْسَــلَتْ
نَــزَّلَتْ
هِيَ
اِسْتَغْفَــرْتَ
تَقَــدَّمْتَ
اِجْتَمَــعْتَ
اِنْقَطَـعْتَ
أَرْسَــلْتَ
نَــزَّلْتَ
اَنْتَ
اِسْتَغْفَــرْتِ
تَقَــدَّمْتِ
اِجْتَمَــعْتِ
اِنْقَطَـعْتَ
أَرْسَــلْتِ
نَــزَّلْتِ
اَنْتِ

B.     FI’IL MUDHORE
1.      Pengertian Fi’il Mudhore
Fi’il Mudhore – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung. Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi.
Fiil Mudhari secara terminologi adalah kata kerja  yang menunjukan kepada tercapainya suatu perbuatan pada zaman sekarang maupun zaman yang akan datang dan setiap Fiil mudhari wajib di awali dengan huruf –huruf mudhari seperti hamzah (ء ) , nun (ن) , ya (ي) dan ta (ت) . Contoh seperti:


قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub: sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku...
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
2.      Ciri/ Tandanya
Dapat dipastikan kejadian diatas itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya :
س, سوف, لن, أن, ان.
SYIN, SAUFA, LAN, AN dan IN.
Seperti contoh:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي
Berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.”Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh:
لَمْ يَقْرَأْ
artinya: tidak membaca.
Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ ن ي ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. Contoh:
أضرب
ADHRIBU = aku akan memukul
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/ pembicara/ orang pertama jamak/Kami. contoh
نــضرب
NADHRIBU = kami akan memukul
3.      Bentuk Fi’il Mudhore
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh
يــضرب
YADHRIBU = dia (pr) akan memukul
يــضربان
YADHRIBAANI = dia berdua (lk-pr) akan memukul
يــضربون
YADHRIBUUNA = mereka (lk) akan memukul
يــضربن
YADHRIBNA = mereka (pr) akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh
تــضرب
TADHRIBU = kamu (lk)/dia (pr) akan memukul
تــضربا
TADHRIBAA = kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul
تــضربون
TADHRIBUUNA = kamu sekalian (lk) akan memukul
تــضربين
TADHRIBIINA = kamu (pr) akan memukul
تــضربن
TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara terpisah fi’il berarti kata kerja. Sedangkan madhi  berarti yang telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.
Fiil Mudhari secara terminologi adalah kata kerja yang menunjukan kepada tercapainya suatu perbuatan pada zaman sekarang maupun zaman yang akan datang dan setiap Fiil mudhari wajib di awali dengan huruf –huruf mudhari seperti hamzah (ء ) , nun (ن) , ya (ي) dan ta (ت) .

B.     Saran
Penulis dapat mengetahui pengetahuan tentang fi’il madhi dan mudhore. Kepada semua pembaca mohon saran dan kritik untuk dapat menyempurnakan makalah ini, diharapkan pembaca dan penulis dapat memahami isi makalah ini.






DAFTAR PUSTAKA

Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro: CV. Laduni Alifatama, 2018), Cetakan Kedua


  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...