Sunday, November 3, 2019

MAKALAH KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELING (QUESTION, PERCAKAPAN MEMBUKA, PHARAPRASE)


MAKALAH KOMUNIKASI KONSELING
TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELING (QUESTION, PERCAKAPAN MEMBUKA, PHARAPRASE)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Konseling Pada Prodi Bimbingan Dan Konseling Islam
Disusun oleh :
KELOMPOK 9 (BKI D)

SEPTIANA SURYAMITA SUKARTI                      (1841040307)
DWI RACHMAN APRYAN SACHPUTRA              (1841040285)
DELA VRANCISKA                                                   (1841040257)
PUTRI RAHMAWATI                                                 (1841040275)
ISMAIL                                                                           (1841040268)
Dosen Pengampu :
PERMATA SARI, M.Pd


BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1441H /2019M
KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT berkat karunia-Nya dan kelancaran yang diberikan akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul keterampilan komunikasi konseling (question, percakapan membuka, pharaprase).
    Makalah ini membahas tentang keterampilan komunikasi konseling (question, percakapan membuka, pharaprase) sehingga dapat memberikan pengetahuan serta pembelajaran untuk kehidupan umat manusia di zaman dahulu hingga sekarang.
    Tidak lupa Penulis haturkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, serta orang tua maupun teman-teman yang tiada hentinya mendukung dan memberikan pemikiran yang positif kepada penulis.
    Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya pembaca dan juga dapat dijadikan motivasi menemukan ide yang lebih bermanfaat.



Bandar Lampung, 30 Oktober 2019





DAFTAR ISI
                                                                                                                     Halaman
KATA PENGANTAR………….................………………………………………i
DAFTAR ISI………………………….............………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.     Latar Belakang............................................................................................1
B.      Rumusan Masalah.......................................................................................1
C.      Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A.     Teknik Opening Dalam Keterampilan Komunikasi Konseling..................2
B.      Teknik Question Dalam Keterampilan Komunikasi Konseling.................5
C.      Teknik Pharaprase Dalam Keterampilan Komunikasi Konseling.............6
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A.     Kesimpulan.................................................................................................9
B.      Saran...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA








ВАB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Komunikasi sebagai proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain agar saling memengaruhi di antara keduanya. Dalam relasi konselor konseli terjadi komunikasi verbal (bahasa lisan), di dalamnya terlibat perilaku non verbal. Sebagai suatu proses komunikasi, konseling melibatkan keterampilan dalam menangkap atau konselor peryataan konseli dan merespon mengkomunikasikannya kembali kepada konseli. Walgito (2013:8) mendefinisikan konseling sebagai suatu bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Sehingga, kegiatan konseling tidak dapat berjalan bila seorang konselor tidak mempunyai keterampilan, sebab hubungan personal antara konselor dengan konseli merupakan inti yang perlu diciptakan dan dikembangkan dalam proses konseling.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi teknik opening dalam keterampilan komunikasi konseling?
2.      Apa definisi teknik question dalam keterampilan komunikasi konseling?
3.      Apa definisi teknik pharaprase dalam keterampilan komunikasi konseling?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari teknik opening dalam keterampilan komunikasi konseling.
2.      Untuk mengetahui definisi dari teknik question dalam keterampilan komunikasi konseling.
3.      Untuk mengetahui definisi dari teknik pharaprase dalam keterampilan komunikasi konseling.

BAB II
PEMBAHASAN
Teknik-teknik Konseling ada beberapa istilah yang digunakan untuk menamakan teknik konseling, yaitu keterampilan konseling, strategi konseling, dan teknik-teknik konseling. Semua istilah tersebut mengandung pengertian yang sama, yakni cara yang digunakan oleh seorang konselor dalam hubungan konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan, yakni nilai-nilai sosial, budaya, dan agama. Bagi seorang konselor, mengatasi teknik konseling adalah hal yang mutlak diperlukan. Sebab, dalam proses konseling, penguasaan teknik merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan konseling. Seorang konselor yang efektif harus mampu merespons klien dengan teknik yang benar, sesuai dengan keadaan klien saat ini Berbicara masalah teknik konseling, maka kita tidak akan luput dari respons yang ditampilkan oleh klien di hadapan konselor. Respons tersebut dapat berupa ucapan atau bahasa tubuh. Barbara F. Okun (1987) membagi respons klien dalam dua hal, yaitu:
1.      Verbal message, yaitu pesan verbal atau ucapan yang berisi muatan kognitif dan afektif.
2.      Non-Verbal Message merupakan pesan dengan muatan afektif dan psikomotor.[1]
A.    Teknik opening (percakapan pembuka).
a.       Definisi Opening
Opening adalah teknik dasar untuk mengawali hubungan atau melakukan wawancara konseling. Supriyo dan Mulawarman (2006:21) menjelaskan bahwa opening (pembukaan) adalah keterampilan untuk membuka atau memulai, atau mengkomunikasi hubungan konseling. Opening merupakan bentuk verbal dari keterampilan attending.[2] Jika seorang konseli tidak mampu menyatakan isi hati dan perasaannya, maka konselor saatnya menggunakan pertanyaan terbuka agar percakapan bisa dilakukan oleh konseli. Namun, kebanyakan calon konselor sulit untuk membuka percakapan dengan konseli. Hal ini karena sulit menduga apa yang dipikirkan konseli sehingga pertanyaan menjadi pas. Untuk memudahkan membuka percakapan, seorang calon konselor dilatih keterampilan bertanya dalam bentuk open-ended yang memungkinkan munculnya pernyataan-pernyataan baru dari konseli. Pernyataan-pernyataan terbuka (open-ended) yang baik dimulai dengan kata-kata: apakah, bagaimana, adakah, bolehkah, dapatkah. Untuk memulai bertanya, sebaiknya dengan menggunakan kata-kata yang membuka, bukan menutup seperti mengapa, apa sebabnya dan kenapa. Pertanyaan seperti itu akan menyulitkan konseli membuka wawasannya. Disamping itu akan menyulitkan konseli jika dia tidak tahu apa sebab suatu kejadian, atau sengaja dia tutupi karena malu. Akibatnya bisa diduga, yaitu konseli akan tertutup dan akhirnya tujuan konseling tidak tercapai. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh konselor dalam menggunakan teknik opening antara lain adalah penyambutan dengan non-verbal seperti menghentikan aktivitas, membuka pintu, jabat tangan atau senyum, dan isyarat mempersilahkan duduk, maupun penyambutan secara verbal seperti menjawab salam, menyambut nama dan menanyakan kabar. Setelah penyambutan adalah pembicaraan topik netral, yaitu bahan pembicaraan yang bersifat umum dan tidak menyinggung perasaan konseli seperti menanyakan hobi konseli. Terakhir adalah pemindahan topik netral ke permulaan konseling yang dibagi menjadi dua, yaitu: menggunakan kalimat jembatan (barangkali, sepertinya, kelihatannya, nampaknya, dan lain-lain), serta mengembangkan sebagian isi topik netral.
b.      Tujuan Opening
Menurut Willis (2013: 190) teknik bertanya untuk membuka percakapan bertujuan agar calon konselor terampil menggunakan pertanyaan yang memungkinkan munculnya pernyataan-pernyataan baru (open-ended question). Dari pengertian ter sebut dapat di simpulkan bahwa teknik opening merupakan teknik untuk membuka hubungan konseling, sehingga terbentuk suatu kondisi yang saling memahami dan mengenal tujuan bersama.
c.       Fungsi Opening
Opening berfungsi untuk membuka proses konseling, serta berfungsi juga untuk menciptakan rasa nyaman bagi konseli, sehingga konseli akan merasa tenang dan percaya bahwa konselor dapat membantu dan menangani masalahnya. Dengan demikian, opening sangat diperlukan oleh seorang konselor agar dapat mempererat hubungan antara konseli dengan konselor saat proses konseling berlangsung.[3]
d.      Contoh Aplikasi Teknik Opening
Konseli                      : Assalamualaikum, selamat siang bu.
Konselor       : “Waalaikumsalam Agung, silahkan masuk, silahkan duduk(Dengan tersenyum konselor menghampiri konseli dan berjabat tangan serta mengantarkan konseli ketempat duduk).
Konseli                      :terimakasih bu, maaf sebelumnya kalau saya sudah mengganggu waktu ibu.
Konselor       : enggak papa kok Gung, ibu lagi nggak sibuk ko..(sembari tersenyum)
Setelah berbincang mengenai kegiatan konseli konselor menggunakan topik netral untuk permulaan konseling.
Konselor       : Setelah kita membicarakan mengenai kegiatan Agung sehari-hari, barangkali ada sesuatu hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam konseling kali ini
B.     Teknik question (pertanyaan pembuka dan penutup)
a.       Bertanya untuk Membuka Percakapan (Open Question).
Pertanyaan-pertanyaan terbuka (open question) sangat diperlukan untuk memunculkan pernyataan-pernyataan baru dari klien. Untuk memulai bertanya sebaiknya jangan menggunakan kata mengapadan apa sebabnya. Sebaiknya gunakanlah kata-kata berikut untuk mengawali pertanyaan: apakah, bagaimana, adakah, bolehkah, atau dapatkah.
Contoh:
-          "Bagaimana perasaan Ibu ketika melihat dia benar-benar kecanduan obat terlarang itu?"
-          "Usaha apa yang telah Ibu lakukan untuk mengatasi ketergantungan pada obat terlarang itu?"
b.      Bertanya Tertutup (Closed Questions).
Selain pertanyaan terbuka (open questions), ada pula bentuk pertanyaan tertutup (closed questions), yaitu bentuk-bentuk pertanyaan yang sering dijawab dengan singkat oleh klien seperti "ya" atau "tidak". Pertanyaan tertutup dapat dimulai dengan kata-kata berikut: apakah, “adakah”.
Adapun tujuannya adalah:
(1) untuk mengumpulkan informasi;
(2) untuk menjernihkan atau memperjelas sesuatu; dan
(3) menghentikan omongan klien yang melantur atau menyimpang jauh.
Contoh:
Konselor        : Apakah Anda sulit menerima kematian istri Anda?
Klien              :Ya.
Konselor        : Apakah Anda mencintainya?
Klien              : Ya pak.
C.    Teknik pharaprase (menangkap pesan utama)
Sering terjadi klien sulit mengarahkan pembicaraan dan menekan tentang pokok-pokok permasalahannya. Hal ini sangat penting dan diperlukan karena terkadang klien mengemukakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara berbelit-belit, berputar-putar, atau terlalu panjang. Hal ini karena klien terlampau emosional atau memang kurang pengetahuan tentang bagaimana memecahkan masalahnya sendiri. Untuk mengatasi hal ini perlu ada upaya konselor agar inti pembicaraan klien bisa di tangkap dan dibahasakan dengan sederhana serta mudah dimengerti oleh klien karena itu konselor perlu dilatih untuk menangkap pesan utama klien atau disebut juga dengan pharaprasing. Intinya adalah konselor dapat menyampaikan kembali inti pernyataan klien secara lebih sederhana.[4]
Tujuan pharaprase adalah:
1.      Klien mengetahui bahwa konselor benar-benar memperhatikan dan mengetahui apa yang dibicarakan.
2.      Mengendapkan apa yang disampaikan klien dalam bentuk ringkasan.
3.      Memberi arah terhadap pembicaraan klien.
4.      Pengecekan kembali tentang persepsi konselor mengenai apa yang disampaikan oleh klien.
Pharaprase yang baik adalah yang menyatakan kembali pesan utama klien secara sama dan dengan kalimat yang sederhana.
Contoh:
-          adakah yang anda katakan bahwa..
-          nampaknya yang anda katakan adalah.
-          Jadi anda berpikiran bahwa...




 
                            GAMBAR: UIN RADEN INTAN LAMPUNG  






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang konselor tidak akan lepas dari komunikasi antara konselor dan konseli, sebab komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya konseling. Everett Rogress dan Lawrence (dalam Wiryanto, 2004: 6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi pengertian yang mendalam. Selain melalui komunikasi verbal dengan melakukan wawancara, ada komunikasi  dalam bentuk lain, yaitu komuikasi non verbal yang juga memegang peran penting dalam kegiatan konseling.
B.     Saran
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah komunikasi konseling. Materi ini berisi tentang keterampilan atau teknik-teknik yang harus dimiliki konselor dalam proses konseling. Jika dalam makalah ini terdapat materi yang belum sempurna kami atas nama penulis mohon maaf sebesar-besarnya dan mengharapkan untuk pembaca memberikan koreksi terhadap kelengkapan serta kebenaran dari isi makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta. Prenadamedia Group.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang: Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNNES.


sahabat foto copy





[1] Namora Lumongga Lubis. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Hal. 91
[2] Supriyo dan Mulawarman. Keterampilan Dasar Konseling. Hal. 20
[3] Supriyo dan Mulawarman. Op. Cit., hal. 22
[4] Namora Lumongga Lubis. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik., hal.94

7 comments:

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...