Monday, October 28, 2019

Pendekatan Rasional Emotif


KATA PENGANTAR

Puja dan puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memeberikan rahmat, hidayah, kesehatan serta akal yang sehat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang berjudul terapi rasional emotif untuk memenuhi tugas mata kuliah konseling kelompok.
Terimakasih kepada teman-teman yang berkenan saling bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini, dan terkhusus kepada orang tua yang selalu menggemakan doa serta dukungan kepada kami, yang tak pernah kenal kata lelah dalam membantu kami dalam melangkah, kami sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan untuk kami.
Terakhir ucapan maaf kepada para pembaca apabila banyak kesalahan kata, tanda, keterangan yang ada pada makalah ini, karena sesungguhnya manusia itu adalah tempat dosa dan kesalahan serta jauh dari kata sempurna, sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bisa membantu dan bermanfaat kepada para pembaca, akhir kata kami ucapkan terima kasih.


                                                               Bandar lampung, 23 oktober 2019


                                                                             Penyusun


DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………………...........I 
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….......II
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang ……………………………………………………..……….1
2.      Rumusan Masalah …………………………...……………………...………1
3.      Tujuan ……………………………………………….……………….……...1
BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian pendekatan rasional emotif ........................................................2
2.      Peran dan fungsi konselor ............................................................................4
3.      Teknik-teknik terapi rasional emotif.............................................................4
4.      Kelebihan dan kekurangan ...........................................................................7
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan ………………………………………………………………...8
2.      Saran .............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Kelompok merupakan sebuah tempat dimana terdapat beberapa orang yang berkontribusi dalam sosialisasinya. Dalam penanganan psikologis ada banyak teknik yang dipakai diantara terapi rasional emotif yang lebih berfokus merubah sifat irasional ke rasionalisme.
2.      Rumuan Masalah
a.       Apa pengertian dari pendekatan rasional emotif?
b.      Apa peran dan fungsi konselor dalam pendekatan rasional emotif?
c.       Bagaimana teknik yang dipakai dalam pendekatan rasional emotif?
d.      Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan rasional emotif?
3.      Tujuan
Membantu mahasiswa memahami apa yang dinamakan dengan pendekatan rasional memberi pemahaman tentang tujuab apa saja yang di akan dicapai dalam pendekatan rasional emotif.
Membantu mahasiswa dalam memahami peranan dan fungsi konselor dalam menjalani konseling dengan teknik rasional emotif.
Membantu mahasiswa dalam memahami teknik apa saja ynag dipakai dalam pendekatan rasional emotif.
Memahamai apa saja kekurangan dan kelebihan terapi rasional emotif sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan terapi apa yang akan dipakai dalam pelaksanaan konseling.  


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan Rasional Emotif
Teori ini diperkenalkan oleh Albert Ellis pada 1985, dia merupakan ahli yang sangat rajin dalam bekerja sekaligus dalam memberi pelayanan psikoterapi, baik secara individual maupun situasi kelompok. Pada rational emotive memandang bahwa kerja kelompok berdaya guna dan ekonomis. RET menekankan pada proses berfikir, menimbang, membuat keputusan dan menganalis serta kurang menekankan dengan perasaan.[1]
1.      Dinamika Kepribadian Manusia
Rasional emotif pada hakikatnya memandang manusia dilahirkan dengan keadaan baik dan buruk. Manusia memilki pemikiran rasional dan irasional. Selain itu manusia juga memiliki kecendrungan mempertahankan perilaku yang deskrutif dan melakukan berbagai cara agar tidak terlibat dengan orang lain. Selain itu menutut Ellis juga dia menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi individu akan direaksi sesuai dengan cara berpikir atau sistem kepercayaannya.[2]
2.      Prosuder Konseling Kelompok Rational Emotif
Konsep-konsep dasar dalam terapi rasional emotif mengikuti pola yang di dasarkan pada pada teori A,B,C yaitu:
a.       A= activating exprence (pengalaman aktif) ialah suatu keadaan, fakta peristiwa, atau tingkah laku yang dialami individu.
b.      B= belief system (cara individu memandang suatu hal) ialah pandangan dan penghayatan individu terhadap A.
c.       C= emotional consequence (akibat emosional) ialah reaksi individu positif atau negatif.[3]
Menurut Ellis bahwa A (pengalaman aktif) tidak langsung menyebabkan timbulnya C (akibat emosional), namun bergantung pada B (cara individu memandang suatu hal). Sasaran utama yang harus diubah adalah aspek B (belief system). Menurutnya bentuk pikiran terbagi menjadi empat, positif, negatif, netral dan campuran.[4]
3.      Asal Mula Gangguan Emosional
Perasaan cemas, tertekan, ditolak, marah dan dikucilkan, dan di abaikan oleh sistem keyakinan yang cenderung mengalahkan diri sendiri didasarkan atas gagasan-gagasan irasional yang didekapnya tanpa kritik pada masa kanak-kanak. Apanila orang memiliki cara berfikir rasional maka dia akan bahagia, santai, dan sekurangkurannya tenang dan kebalikannya jika dia pesimistik, putus asa, maka dia akan merasa sedih, tertekan dan merasa khawatir.[5]
4.      Tujuan Terapi Rasional Emotif   
a.       Mengahpuskan pandangan hidup klien yang melemahkan diri.
b.      Membantu klien memperoleh pandangan hidup yang lebih toleran dan rasioanal. 
Konselor bertindak sebagai guru dan klien adalah muridnya. Hubungan pribadi antara konselor dan klien tidak esensial. Klien memperoleh pemahaman atas masalahnya dirinya dan kemudia harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku yang mengalahkan diri.[6]
B.     Peran Dan Fungsi Konselor
1.      Peran
Kegiatan dalam pendekatan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk membantu peserta menginternalisasi suatu filsafat rasional kehidupan, sama seperti mereka diinternalisasi dengan seperangkat keyakinan dogmatis dan extrem yang berasal dari sosial budaya mereka, lingkungan, dan dari penemuan mereka sendiri.[7]
2.      Fungsi
Tujuan utama, pemimpin kelompok memiliki fungsi sfesifik dan tugas. Tugas konselor yaitu untuk menunjukan anggota kelompok bagaimana mereka sebagian besar telah menciptakan emosi mereka sendiri dan gangguan perilaku. Pemimpin membantu anggota kelompok untuk mengidentifikasi dan menentang keyakinan irasional mereka, menunjukan bagaimana mereka mengdoktrinasi diri dengan keyakinan ini. Dan mengajarkan mereka untuk mengubah pemikiran mereka dengan mengembangkan cara dari lingkaran setan dalam dari proses menyalahkan dan lainnya yang menyalahkan.[8]
C.    Teknik-Teknik Pendekatan Rasional Emotif
1.      Teknik-Teknik Emotif
Teknik yang digunakan untuk mengubah emosi konseli.
a.      Teknik Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong, dan mebiasakan dengan pola perilaku tertentu yang diinginkan.[9]
b.      Teknik Sosiodrama
Memberi peluang mengekspresikan berbagai perasaan yang menekan anggota kelompok melalui suasana yang didramatiskan sehingga klien dapat secara mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan atau melalui gerakan dramatis.
c.       Teknik Self Modeling
Digunakan dengan klien diminta berjanji dengan konselor untuk menghilangkan perasaan yang menimpanya. Dia diminta taat pada janjinya.
d.      Teknik Imitasi
Digunakan dengan meminta klien menirukan model perilaku secara terus menerus yang menghilangkan perilakunya yang negatif.[10]
2.      Teknik-Teknik Behavioristik
Terapi rasional emotif banyak menggunakan teknik behavioristik terutama dalam hal upaya modifikasi negatif klien, dengan mengubah akar-akar keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis, menurut oemarjoedi:
a.      Teknik Reorforcement (penguatan)
Yaitu untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (panishment). Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar nilai-nilai dan keyakinan yang irasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang rasional atau lebih positif.
b.      Teknik Social Modeling (pemodelan sosial)
Teknik untuk membentuk perilaku-perilaku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara mutasi (meniru), mengobservasi dan menyesuaikan dirinya serta menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang disiapkan konselor.
c.       Teknik Live Models (model kehidupan nyata)
Yaitu teknik yang digunakan untuk menggambarkan perilaku-perilaku tertentu. Khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan-percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-masalah.[11]
3.      Teknik-Teknik Kognitif
Teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.
a.      Tahap Pengajaran
Dalam rasional emotif konselor memiliki peran lebih aktif dibanding konseli. Tahap ini memberikan keluasan terhadap konselor untuk berbicara dan menunjukan sesuatu kepada anggota terutama menunjukan ketodaklogikaan berfikir itu secara langsung menimbulkan emosi kepada klien tersebut.
b.      Tahap Persuasif
Meyakinkan anggota kelompok untuk mengubah pandangannya karena pandangan yang ia kemukakan itu tidak benar. Konselor juga mencoba meyakinkan berbagai argumentasi untuk menunjukan apa yang dianggap oleh klien itu adlah tidak benar.
c.       Tahap Konfrontasi
Konselor megubah ketoidaklogikaan berfikir klien dan membawa anggota kearah berfikir lebih logika.



d.      Tahap Pemberian Tugas
Konselor memberikan tugas kepada anggota untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata.[12]  
D.    Kelebihan Dan Kekurangan
1.      Kelebihan
a.       Dapat mengubah keyakina irasional (irrational beliefs) dengan cara menentang pola pemikiran yang salah atau negatif.
b.      Berfokus pada bagaimana individu menafsirkan dan bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi pada dirinya.
c.       Mengajarkan anggota kelompok cara untuk melakukan terapi sendiri tanpa tergantung pada konselor.
d.      Memilki strategi intervensi yang lengkap, mencakup teknik kognitif, emotif dan behavioral.
e.       Meyakinkan klien bahwa pola pikir yang baru akan menghasilkan keehidupan yang lebih baik.
2.      Kekurangan
a.       Terlau konfrontatif dan mengabikan masa lalu
b.      Kurangnya pengakuan terhadapa perasaan emosi yang merupakan faktor yang sangat dominan dalam kehidupan manusia, yang tidak mudah untuk mengalami perubahan jika dibandingkan dengan tindakan dan cara berpikir.
c.       Melibatkan tugas-tugas yang banyak dan rumit sehingga memerlukan dukungan dan partisipasi klien dan keluarganya.
d.      Klien harus rajin dan melakukan banyak laporan pekerjaan rumah.
e.       Klien dengan kapasitas intelektual yang lebih rendah mungkin memerlukan waktu yang lebih banyak.[13]

 GAMBAR: UIN RADEN INTAN LAMPUNG
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Terapi rasional emotif merupakan terapi dengan mengubah pikiran irasional menjadi rasional, dengan, menanamkan dan mendorong klien untuk berubah menjadi pribadi yang baik.
Konselor menjadi pmeran utama dalam konseling karena konselor berperan aktif dibanding konseli, konselor menjadi guru dan konseli menjadi murid, konselor menunjukan jalan menuju pribadi yang rasional.
Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam konseling yaitu yang teknik penyelesaiannya lengkap dengan memakai teknik kognitif, behavioral, dan emotif.
Setiap sesuatu didunia ini tak ada yang sempurna melainkan Tuhan yang Maha Esa, begitupun dengan terapi rasional inpun memiliki kelebihan sekaligus kekurangan yang menjadi tolak ukur pemaikaian teknik konseling yang sesuai dengan masalah dan pribadi klien.

B.     Saran
Inilah makalah yang kami buat, kami memohon kepada anda semua pembaca agar memberikan saran kepada kami sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami, dan berubah dari kesalahan yang dulu. Terimakasih kepada pembaca yang telah membaca dan maaf jika banyak kesalahan kata, tanda baca, maupun kesalahan lainnya, karena semua disini kita belajar, qodzma shoffa wadzamakadzar, ambil yang baik dan buang yang buruknya.   


DAFTAR PUSTAKA

Kurnanto, M. Edi. 2013. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lubis, Namora Lumongga. 2016. Konseling Kelompok. Jakarta: Kencana.

Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Kencana.



[1] Lubis, Namora Lumongga. Konseling Kelompok. hal 147
[2] Lubis, Namora Lumongga. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktek. Hal 177
[3] Lubis. Op.cit. Hal 149 
[4] Lubis. Ibid.Hal 150
[5] Kurnanto, M. Edi. Konseling Kelompok. Hal 69
[6] Lubis. 2011. Op.cit. Hal 68
[7] lubis.2016. Ibid. Hal 153
[8] Lubis. 2011. Op.cit. Hal 179

[10] Lubis.2016. op.cit. Hal 151
[11] Lubis. Ibid. Hal 152
[12] Ibid. Hal 153
[13] Ibid. Hal 156

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...