Kelompok:
MAKALAH LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Mata kuliah: Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Kodiran, M.Pd
Disusun Oleh:
Ajeng Rahayu 1811060438
Indri Intan Liani 1811060354
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TA. 2019/1441 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah Lembaga Pendidikan Islam.
Tugas ini telah kami susun berdasarkan beberapa sumber buku terkait
tentang lembaga pendidikan islam. Kami menghadirkan makalah yang sederhana dan
dapat dengan mudah dipahami, kami harap tugas kami dapat memberikan manfaat
yang besar bagi pembaca.
Adapun dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari
bahwasannya makalh ini memiliki kesalahan, karna pembuatan tugas ini masih
dalam proses edukasi, oleh karna itu kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan, dan mohon kritik serta sarannya yang mendukung agar kami dapat
memperbaiki kesalahan kami di lain kesempatan.
Bandar Lampung, 15 Oktober 2019
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................ 1
B.
Rumusan
masalah........................................................................ 2
C.
Tujuan
......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lembaga Pendidikan Islam....................................... 3
B.
Jenis-jenis
Lembaga pendidikan Islam........................................ 4
C.
Tugas
Lembaga Pendidikan Islam.............................................. 9
D.
Tugas
Sekolah (Madrasah).......................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................. 13
B.
Penutup....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai
corak hidup masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena
dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal
sejak zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak
Islam datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem sorongan/perorangan
dan berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal strata atau
tingkatan seperti pada pesantren dan kemudian berkembang dengan sistem kelas
seperti pada pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia,
sangatlah erat hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu
pendidikan pasti ada lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah
wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan
proses pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam
firman Allah swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah
pada keluarga. Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut,
tampaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena
itu kami akan membahas lebih mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam
makalah kami kali ini yang berjudul “Lembaga Pendidikan Islam”
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam?
2.
Apa
jenis-jenis lembaga pendidikan Islam?
3.
Apa
saja tugas-tugas lembaga pendidikan Islam?
4.
Apa
prinsip-prinsip pada lembaga pendidikan Islam?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
maksud dari lembaga pendidikan Islam.
2.
Mengetahui
jenis-jenis lembaga pendidikan Islam.
3.
Mengetahui
tugas lembaga pendidikan Islam.
4.
Mengetahui
prinsip-prinsip yang diterapkan pada lembaga pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga menurut bahasa adalah “badan” atau “organisasi” (tempat
berkumpul). (Depdikbud, 1994: 851). Badan (lembaga) pendidikan, menurut Ahmad
D. Marimba adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain
hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan badan
tersebut. (Marimba, 1987: 56)
Lembaga pendidikan Islam ialah suatu bentuk organisasi yang
diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam yang baik, yang permanen,
maupun yang berubah-ubah dan mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat
individu yang berad adalam naungannya, sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan
hokum tersendiri. (Muhaimin, 1993: 286)[1]
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga
pendidikan Islam adalah tenpat atau oganisasi yang menyelenggarakan pendidikan
Islam, yang mempunya istruktur yang jelas dan bertanggung jawab atas
terlaksananya pendidikan Islam.Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam
tersebut harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan terlaksananya
pendidikan dengan baik, menurut tugas yang diberikan kepadanya, seperti
sekolah(madrasah) yang melaksanakan proses pendidikan Islam.
Secara konsep, lembaga sosial terdiri atas tiga bagian, yaitu (1)
asosiasi, misalnya universitas atau persatuan , (2) organisasi khusus misalnya
sekolah, rumah sakit, (3) pola tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan. Dalam
Islam, pola tingkah laku yang telah melembaga pada jiwa setiap individu muslim
mempunyai dua bagian, yaitu lembaga yang tidak dapat berubah dan lembaga yang
dapat berubah.
B.
Jenis-jenis Lembaga pendidikan Islam
Menurut
Sidi Gazalba, lembaga yang berkewajiban melaksanakan pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:[2]
1.
Rumah
tangga, yaitu pendidikan primer untuk fase bayi dan fase kanak-kanak sampai
usia sekolah. Pendidikannya adalah orangtua, sanak kerabat, family,
saudara-saudara, teman sepermainan,dan kenalan pergaulan.
2.
Sekolah,
yaitu pendidik sekunder yang mendidik anak mulai dari usia masuks ekolah sampai
ia keluar dari sekolah tersebut. Pendidikannya adalah guru yang professional.
3.
Kesatuan
sosial, yaitu pendidikan terakhir yang merupakan pendidikan yang terakhir
tetapi bersifat permanen. Pendidikanya adalah kebudayaan, adat istiadat, dan
suasana masyarakat setempat. (Gazalba, 1970: 26-27).
Di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits secara eksplisit tidak disebutkan
secara khusus mengenai adanya lembaga pendidikan, sekolah atau madrasah.
Lembaga-lembaga pendidikan selengkapnya akan dikemukakan sebagai berikut:
1.
Keluaga
MenurutHammudahAbd Al-Ati, definisi keluarga secra operasional
adalah suatu struktur yang bersifat khusus, satu sama lain dalam keluarga
mempunyai ikatan melalui hubungan darah atau pernikahan.[3]
Sistem kekeluargaan menurut Islam adalah “al-usrat az-zawjiyyah” (suami istri)
yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak yang belum cukup
umur atau berumah tangga. Anak yang telah menikah dipandang telah membuat
keluarga pula.
Keluarga merupakaan lembaga pendidikan yang pertama, tempat peserta
didik perta kali menerima pendidikan dan bimbingan dari orangtua atau anggota
keluarga lain. Keluargalah yang meletakkan dasar-dasar kepribadian anak, karena
pada masa ini, anak lebih peka terhadap pengaruh pendidik (orangtua).
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah
tangga. Rumah sebagai lembaga pendidikan dalam Islam sudah diisyaratkan oleh
Al-Qur’an, seperti yang terkandung dalam Asy-Syura (26)
2.
Sekolah (Madrasah)
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah
keluarga. Semakin besar anak, semakin banyak kebutuhannya. Kerana
keterbatasannya, orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh
karena itu, orangtua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada sekolah. Masa sekolah bukan
satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar. Namun disadari bahwa sekolah
merupakan tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk
membina peserta didik dalam menghadapi kehidupan masa depan.
Tugas guru dan pemimpin sekolah, di samping memberikan pendidikan
budi pekerti dan keagamaan, juga memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Pendidikan budi pekerti dan keagamaan di sekolah haruslah merupakan lanjutan,
setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
3.
Masyarakat
Masyarakat turut serta dalam memikul tanggung jawab pendidikan.
Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat
oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama setiap masyarakat. masyarakat
memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin
masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya.
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah keluarga
dan sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak, berlangsung beberapa
jam dalam satu hari selepas dari pendidikan keluarga dan sekolah. Corak
pendidikan yang diterima peserta didik dalam masyarakat ini banyak sekali,
yaitu meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan, pengetahuan, sikap
dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Aktivitas dan interaksi antar sesama manusia dalam badan pendidikan
tersebut banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anggotanya cenderung
berwarna islami pula. Sebaliknya, jika aktivitas dan interaksi di dalamnya
bercorak sekuler maka kepribadian anggotanya akan cenderung seperti itu pula.
4.
Masjid
Peran masjid dalam pendidikan Islam antara lain adalah, pertama,
peran masjid sebagia lembaga pendidikan informal dapat dilihat dari segi
fungsinya sebagai tempat ibadah, sedangkan peran masjid sebagai lembaga
nonformal dapat dilihat dari sejumlah kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam
bentuk halaqah(lingkungan studi) yang dipimpin oleh seorang ulama. Kedua, peran
masjid sebagai lembaga pendidikan sosial kemasyarakatan dan kepemimpinan. Hal
ini berkaitan dengan kepentingan mesyarakat dapat dipelajari di masjid dengan
cara melibatkan diri dalam kegiatan yang bersifat amaliyah.[4]
5.
Al-Kuttab, Surau dan TPA
Munculnya lembaga pendidikan al-kuttab dapat ditelusuri sampai
kepada zaman Rasulullah SAW. al-kuttab pernah memaiankan peranan yang cukup
besar dalam bidang pendidikan, khususnya permulaan sejarah Islam, ketika Nabi
SAW memerintahkan para tawanan perang Badar yang dapat menulis dan membaca
untuk mengajar sepuluh anak Madinah. Keberadaan al-kuttab mirip dengan
keberadaan surau termasuk lembaga pendidikan dasar yang tertua di Sumatera
Barat. Di Surau ini anak-anak diajarkan tentang membaca Al-Qur’an, praktek
ibadah shalat, dasar-dasar agama, akidah dan akhlak.
Selanjutnya, TPA atau Taman Pendidikan Anak-anak adalah lembaga
pendidikan Islam yang membimbing anak-anak untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah,
mengucapkan kata-kata atau kalimat huruf Arab, dan selanjutnya membaca dan
menghafal surat dan ayat-ayat pendek.
6.
Al-Zawiyah
Kata zawiyah secara harfiah berasal dari kata inzawa, yanzawi, yang
berarti mengambil tempat tertentu dari sudt masjid yang digunakan untuk i’tikaf
(diam) dan beribadah. Kaitannya sebagai lembaga pendidikan adalah zawiyah
merupakan tenpat berlangsungnya pengajian-pengajian yang mempelajari dan
membahasa dalil-dalil yang berkaitan dengan aspek-aspek agama serta digunakan
para kaum sufi sebagai tempat untuk halaqah berdzikir dan tafakkur untuk
meningkatkan keagungan Allah SWT.
7.
Al-Maristan
Al-Maristan dikenal sebagai lembaga ilmiah yang paling penting dan
sebagai tempat penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan Islam. di lembaga
ini, para dokter mengajarkan ilmu kedokteran dan mereka mengadakan studi dan
penelitian secara menyeluruh.
8.
Al-Ribath
Secara harfiah, al-ribath artinya ikatan. Al-ribath adalah ikatan
yang mudah dibuka, seperti ikatan rambut seorang wanita. Al-ribath selanjutnya
menjadi lembaga pendidikan yang secara khusus dibangun untuk mendidik para
calon sufi atau guru spiritual.
9.
Al-Qushur (istana)
Istana tempat kediaman khalifah, raja, sultan, dan keluarganya,
selain berfungsi sebagai pusat pengendalian kegiatan pemerintah, juga digunakan
sebagai tempat bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan bagi para putra
khalifah, raja dan sultan tersebut. Mata pelajaran yang diberikan antara lain
ilmu pengetahuan, peradaban, bahasa, sastra, ketrampilan pidato, sejarah
kehidupan pehlawan, memanah, mengendarai kuda dan berenang.
10.
Huwanit al-Waraqin
Tentang peranan toko buku sebagai tempat kegiatan belajar sudah ada
sejak zaman klasik Islam. toko buku yang ada di pasar digunakan sebagai tempat
berkumpul mengemukakan sebagai karakter pedagang, namun mereka juga berusaha
untuk menggunakan untuk melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran, seperti
membaca syair, debat ilmiah, dan menyampaikan ceramah.
11.
Al-Shalunat Al-Adabiyah (sanggar sastra)
Sanggar sastra ini mulai tumbuh pada zaman pemerintah Bani Umayyah.
Sanggar sastra pada mulanya merupakan perkembangan dari balai pertemuan
khalifah, para khalifah dalam Islam banyak berurusan denagn aktivitas keduniaan
dalam hubungannya dengan urusan keagamaan, dan atas dasar ini, maka dipandang
perlu adanya persyaratan ilmiah yang memungkinkan bagi berlangsungnya kegiatan
ijtihad dalam pengambilan keputusan.
12.
Al-Badiyah
Al-Badiyah secara harfiyah dapat diartikan sebagai tempat
mengajarkan bahasa Arab asli, yakni bahasa Arab yang belum tercampur oleh
pengaruh berbagai dialek bahasa asing.
13.
Al-Maktabat
Sejarah mencatat, bahwa perhatian kaum muslimin di zaman
klasikterhadap pendidikan, bukan hanya dengan membangun gedung-gedung sekolah,
melainkan juga disertai dengan membangun perpustakaan. Perpustakaan didirikan
dengan maksud menyebarluaskan ilmu di kalangan orang-orang yang kurang mampu
dan haus akan ilmu pengetahuan, sehingga ia merupakan suatu institute agama,
sastra dan ilmiah.
C.
Tugas Lembaga Pendidikan Islam
1.
Tugas
Keluarga
Orang tua dituntut untuk
menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan pada anak-anaknya dan memberikan
sikap serta keterampilan yang memadai, memimpin keluarga dan mengatur
kehidupannya, memberikan contoh sebagai keluarga yang ideal, bertanggung jawab
dalam kehhidupan keluarga, baik yang bersifat jasmani maupun ruhani.[5]
Tugas di atas wajib dilaksanakan oleh orang tua berdasarkan
nash-nash Al-Qur’an, diantaranya:
1.
Firman
Allah surat at-Tahrim ayat 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
2.
Firman
Allah surat an-Nisa ayat 9
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
D.
Tugas Sekolah (Madrasah)
An-Nahlawi
mengemukakan bahwa sekolah (madrasah) sebagai lembaga pendidikan harus mengemban
tugas sebagai berikut:
a.
Merealisasikan
pendidikan yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang
diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk realisasi itu adalah agar
peserta didik beribadah, mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah
dan syari’at Nya.
b.Memelihara fitrah peserta didik sebagai insan yang mulia, agar ia
tidak menyimpang dari tujuan Allah menciptakannya.
c.
Memberikan
kepada peserta didik seperangkat peradaban dan kebudayaan Islami, dengan cara
mengintegrasikan antara ilmu alam, ilmu sosial, ilmu ekstra dengan landasan
ilmu agama.
d.
Membersihkan
pikiran dan jiwa peserta didik dari pengaruh subjektivitas (emosi) karena
pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitrah manusia.
e.
Memberikan
wawasan nilai dan moralsserta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran
peserta didik menjadi berkembang.
f.
Menciptakan
suasana kesatuan dan kesamaan antara peserta didik.
g.Tugas mengoordinasikan dan membenahi kegiatan pendidikan
lembaga-lembaga pendidikan keluarga, masjid, dan pesantren mempunyai saham
sendiri dalam merealisasikan tujuan pendidikan, tetapi pemberian saham itu
belum cukup. Oleh karena itu, madrasah hadir untuk melengkapi dan membenahi
kegiatan pendidikan yang berlangsung.
h.Menyempurnakan tugas-tugas pendidikan keluarga, masjid dan
pesantren.
3. Tugas Lembaga Pendidikan Masyarakat
a. Tugas Masjid
Pada masa permulaan Islam, masjid memiliki fungsi yang sangat
angung. Dahulu, masjid berfungsi sebagai pangkalan angkatan perang dan gerakan
kemerdekaan, pembebasan umat dari penyembahan terhadap manusia, berhala dan
taghut, agarmereka beribadah kepada Allah SWT semata. Di samping itu, masjid
berfungsi sebagai markas pendidikan. Di situlah manusia dididik supaya memegang
teguh keutamaan, cinta kepada ilmu pengetahuan, mempunyai kesadaran sosial, serta
menyadari hak dan kewajiban mereka dalam negara Islam yang didirikan guna
merelisasikan ketaatan kepada Allah. Pengajaran baca tulis sebagai gerakan
pemberantasan buta huruf dimulai dari masjid Rasulullah SAW.
b. Tugas Pesantren
Dari tujuan pesantren seperti yang dikemukakan oleh Yusuf Amir
Feisal, dapat dilihat tugas yang diemban pesantren adalah sebagai berikut.
1.
Mencetak
ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama. Sesuai dengan firman Allah dalam surat
at-Taubah ayat 122:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/3138-surat-at-taubah-ayat-122.html
Referensi: https://tafsirweb.com/3138-surat-at-taubah-ayat-122.html
Artinya:
Dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.
2.
Mendidik
muslim yang dapat melaksanakan syariat agama. Lulusan pesantren, walaupun
mereka tidak sampai ke tingkat ulama, adalah mereka yang harus mempunyai
kemampuan melaksanakan syariat agama secara nyata dalam rangka mengisi,
membina, dan mengembangkan suatu peradaban dalam perspektif islami.
3.
Mendidik
agar objek memiliki kemampuan dasar yang relevan dengan terbentuknya masyarakat
yang beragama. Selain dari kedua kelompok di atas, kenyataan membuktikan bahwa
setiap kelompok msyarakat dalam bentuk kultur dan peradaban apapun, ada
sekelompok manusia terakhir ini yang tidak memiliki komitmen (keterkaitan yang
erat) dengan nilai-nilai dan cita-cita yang relevan dengan agama.
E.
Prinsip-prinsip Lembaga Pendidikan Islam
Bentuk
lembaga pedidikan Islam apapun dalam Islam harus berpijak pada prinsip-prinsip
tertentu yang telah disepakati sebelumnya, sehingga antara lembaga satu dengan
lembaga lainnya tidak terjadi semacam tumpang tindih. Prinsip-prinsip
pembentukan lembaga pendidikan Islam itu adalah:
1.
Prinsip
pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia pada api
neraka (QS. At-Thamrin:6)
2.
Prinsip
pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan
keseimbangan hidup bahagia dunia dan akherak (QS. Al-Baqarah: 201; al-Qashash:
77)
3.
Prinsip
pembentukan kepribadian manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya
dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain
mengembangkan hidupnya untuk menghambakan diri pada Khaliknya (QS.
Al-Mujadilah: 11)
4.
Prinsip
amar ma’ruf nahi dan munkar dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu
kenistaan (QS. Ali-Imran: 104, 110)
5.
Prinsip
pengembangan daya pikir , daya nalar, dan daya rasa sehingga dapat menciptakan
anak didik yang kreatif dan dapat memfungsikan daya cipta, rasa dan karsa.
GAMBAR: UIN RADEN INTAN LAMPUNG
BAB III
KESIMPULAN
A.
kesimpulan
Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut
pandangan Islam adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga
macam tuntan hidup seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari ancaman api
neraka, pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan
dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi
manusia yang memancarkan sinar keimanan. Salah satu pendukung untuk
mengsukseskan pendidikan adalah lembaga pendidikan, lembaga pendidikan harus
menjalankan perannya sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Mujib, Jusuf Mudzakir. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Abdul
Mujib. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Abuddin
Nata. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Bukhori
Umar. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
[1] Bukhori Umar,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 149
[2] Abdul Mujib,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 221
[3] Bukhori Umar,
Op. Cit., hlm. 150.
[4] Abuddin Nata,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 189
[5] Ibid., hlm.
199.
No comments:
Post a Comment