Saturday, October 12, 2019

Makalah sejarah Pendidikan Anak Usia Dini


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Sejarah paud”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.


Bandar lampung, 12 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.Pada saat ini banyak sekali lembaga PAUD yang ada di Indonesia. Bukan hanya sebagai taman bagi anak-anak tetapi juga sebagai tempat anak mengenal dunia luar dan bersosialisasi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi bagi perkembangan kualitas sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan PAUD sangat memegang peranan yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Arti penting mendidik anak sejak usia dini dilandasai dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah masa keemasan (the Golden Age), karena dalam rentang usia dari 0 sampai 5 tahun, perkembangan fisik, motorik dan berbahasa atau linguistik seorang anak akan tumbuh dengan pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi dengan senang bermain. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam, sehingga di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas.
Untuk itu pengembangan program PAUD harus digalakkan di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Hal ini harus dimengerti oleh setiap orang tua, dengan memberikan stimulasi yang tepat agar kemampuan anak tersebut teraktualisasi dan berkembang dengan optimal.
Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang  bermakna  bagi  anak  melalui pengalaman nyata. Hanya  pengalaman  nyatalah  yang  memungkinkan  anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity) secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak.



B.     Rumusan Masalah

A.    Bagaimanakah sejarah paud di Dunia?
B.     Bagiamanakah sejarah paud di Indonesia ?
C.     Siapakah tokoh tokoh paud di Dunia?
D.    Siapakah tokoh tokoh paud di Indonesia?


C.    Tujuan

a.       Dapat mengetahui sejarah paud di Dunia, baik dari abad ke 18, 19 hingga abad ke 20
b.      Dapat mengetahui sejarah paud di Indonesia, baik dari periode 1945-1965, periode 1965-1998, periode 1998-2003, peiode 2003-2009 dan periode 2010-sekarang
c.       Dapat mengetahui tokoh tokoh paud yang ada di Dunia, seperti Johann Heirich Pestalozzi, Jan Lighthart, Maria Montessori dan juga freadrich Wilhelm Froebel.
d.      Dapat mengetahui tokoh tokoh paud yang ada di Indonesia, seperti Ki Hajar Dewantara, Muhammad Syafei dan  juga Conny R. Semiawan.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Sejarah PAUD
a.      Abad 18

Istilah"Kindegarten” atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837 pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum itu.Beberapa tokoh penting seperti Martin Luther, Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Saguin memberi sumbangan yang tak ternilai untuk menyarankan agar anak laki-laki sebaiknya di beri pendidikan formal.Hal ini didasarkan atas penyataan bahwa anak laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Untuk itu  anak laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga menyarankan agar musik dan olahraga di masukkan dalam kurikulum (Frost dan Kissinger 1976).

1.      Abad 19
Salah satu tokoh pendiri taman kanak-kanak yang tenar pada abad ini adalah Friedrich Wilheim Froebel (1782-1852). Froebel pernah belajar pada Pertalozzi. Ia mendirikan kindergarten ( kinder = anak dan garten = taman) di Jerman pada tahun1837). Yang menarik dari sekolah Froebel ini adalah adanya gift dan occupation.Gift adalah adanya benda-benda riil untuk sarana belajar anak.Benda tersebut memiliki bangun geometris yang beragam seperti kubus, prima, bola dan kerucut sedangkan occupation adalah serentetan aktivitas yang urut. Contoh lain adalah menata balok menjadi suatu bentuk bangunan. Froebel dilahirkan dari keluarga yang religius meskipun tidak sependapat dengan ayahnya yang mengajarkan agaman secara dogmatik, konsep pendidikan anak yang ia tawarkan masih diwarnai oleh pemikiran yang religius. Ia berpendapat bahwa manusia merupakan pengejawantahan ide dari tuhan. Oleh karena itu tujuan pendidikan bagi dirinya adalah agar anak dapat memahami kesatuan antara dirinya dengan orang lain, dengan alam semesta dan dengan Tuhannya.

2.      Abad 20
Revolusi industri pada pertengahan abad 18 memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan TK baik di eropa maupun di amerika.Dengan ditemukannya mesin uap ini menyebabkan pemikiran masyarakan berubah.Aliran empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan fakta untuk memperoleh pengetahuan.Aliran ini menggunakan observasi dan eksperimen sebagai dasar memperoleh pengetahuan.
Pengalamannya mendidik anak di tulis dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Paedagogy as Applied to Child Education in The Childrens House.  Montessori menggambarkan kodrat anak sebagai makhluk yang memiliki daya serap informasi tinggi yang dikenal dengan teori The Absorbent of Mind (montessori 1984). Menurut teori ini, anak memiliki daya serap yang tinggi terhadap informasi dari lingkungannya yang dapat di alogikan sebagai daya serap kertas tisu terhadap air.Menurut pada tahap awal anak terus menerus menyerap informasi dari lingkungannya secara sadar dan tidak sadar.[1]

B.     Sejarah PAUD di Indonesia

Berdirinya perkembangan PAUD di seluruh dunia.Konsep kindergarten dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Kemudian PAUD versi lain pun bermunculan. Pada tahun 1907 di permukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria Montessori, seorang yang berlatar belakang dokter mendirikan Casa dei Bambini yang ditujukan bagi perawatan anak dari kaum miskin dan buruh. Casa dei Bambini artinya rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal sebagai rumah anak. Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Froebel School bagi anak-anaknya.
Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya Budi Utomo, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan. Froebel School yang awalnya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa dan Bangsawan, mulai dikenal oleh cendikiawan muda pribumi.Pada tahun 1919 Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan Bustanuf Athfal yang pertama di Yogyakarta.Kurikulum dan materi pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama.Bustanul Athfal ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi di Eropa. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara, sepulang dari diasingkan dari Belanda selama dua tahun (1913-1915), mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.
Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD terus berlanjut namun semakin berkurang.Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang.
Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan, periode ini terbagi menjadi lima periode:

a.      Periode 1945-1965
Periode ini ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita.Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasional dalam melawan kembalinya Belanda. Pemerintah dan swasta mulai membangun banyak TK. Pada tahun 1950 melalui UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Tepatnya tanggal 22 Mei 1950, berdiri IGTKI.Pada tahun 1951 berdiri Yayasan Bersekolah Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar keluar Jawa. Tahun 1951-1955 pemerintah berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas dan mengadakan supervise ke TK-TK. Pada periode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi pengembangannya yang terus berlanjut sehingga pengembangannya sampai ke luar Pulau Jawa. Pada tahun 1957 berdiri Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia (GOPTKI) melaksanakan kongres pertamanya pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an mulai didirikan TK yang berstatus negeri.
b.      Periode 1965-1998
Ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968. Pada bulan November 1968 pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNICEF dalam bentuk menyediakan konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan administrator pendidikan di tingkat TK. Pada tahun 1970 mulai dijamin kerjasama nyata antara pemerintah dengan GOPTKI, IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan kegiatan workshop bersama dengan tema Konsolidasi Gerakan Pra Sekolah.Pada tahun 1974 diberlakukan kurikulum baru yang merupakan pembaharuan dari kurikulum 1968.Isi kurikulum meliputi PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olahraga, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, serta pendidikan skolastik.
c.       Periode 1998-2003
Ditandai dengan otonomi daerah yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan nonformal dalam bentuk kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu. Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004 pemerintah merintis program pengembangan anak usia dini di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Bali, dan Sulawesi Selatan.
d.      Periode 2003-2009
Periode ini ditandai dengan keluarnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah perundang-undangan.Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya Nasional di IKIP Bandung.Pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMAPAUDI).Pada tahun 2004-2009 program PAUD menjadi salah satu dari 10 prioritas Depdiknas hingga PAUD menjadi salah satu program pendidikan Indonesia.


e.       Periode 2010 – Sekarang
Pada periode ini ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI) melalui PP No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dangan PP No. 67 Tahun 2010. Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya sebagai karakteristiknya yang meliputi TK, RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis serta PAUD berbasis keluarga atau lingkungan. [2]

C.    Tokoh-Tokoh Pendidikan Anak Usia Dini Di dunia

1.      Johann Heinrich Pestalozzi
Seorang ahli pendidikan Switzerland pada tahun 1747-1827. Peztalozzi mendirikan sebuah sekolah di tanah pertaniannya dengan nama “ Neuhof ”. Di Neuhof Pestalozzi mengembangkan ide tentang keterpaduan anatara kehidupan rumah tangga, pendidikan pertanian dan kejuruan.
Pendidikan yang diberikan pada anak didiknya antara lain:
·         Pendidikan harus didasarkan pada psikologi anak
·         Anak berkembang secara fisik, mental dan moral melalui pengalaman
·         Pengalaman harus meliputi pesan yang menyenangkan.
·         Guru harus mempertimbangkan hal-hal ynag disenangi anak
·         Disiplin diperlukan tapi harus bersifat membangun bukan membangun

Teori Audio Visual (AVM)
Teori ini mengandung intisari bahwa AVM dapat mengembangkan potensi lain seperti daya imajinasi, kreatifitas, bakat dan minat dari seorang anak, karena melalui pengembangan :
Auditory : Anak dapat mengoptimalkan pendengaran.
Visual : Anak dapat menggunakan penglihatan dengan baik.
Memory : anak dapat menggunakan dan melatih ingatan dengan baik.
Konsep dalam Mengasuh, Membimbing dan Mendidik.
Perlu memperhatikan 5 konsep dalam mengasuh, membimbing dan mendidik anak, yaitu:
·         Heart
·         Hand
·         Health
·         Head
·         Harmonis

Contoh implementasi teori AVM dalam pembelajaran anak usia dini pada berbagai lembaga, yaitu:
Di Play Group
Melalui konsep pendengaran ( Auditory )
·         Cara : Memberikan alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.
Melalui konsep penglihatan ( Visual )
·         Cara : Melalui pemberian warna-warna yang menarik didalam kelas dan dikamar anak.Konsep Ingatan ( Memory )
·         Cara : Melalui konsep bercerita sederhana, singkat, aktual, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak.

2.        Jan Lighthart
Ia adalah seorang kepala sekolah menengah di Den Haag Belanda dan dilahirkan di Amsterdam. Tujuan pendidikan yang diterapkan oleh Lighthart adalah menghasilkan manusia (anak) yang memiliki budi pekerti yang luhur, bukan hanya cerdas dan terdidik otaknya saja tetapi juga cerdas dalam berperilaku.
Tujuan pendidikan keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya dimana peran utama dipegang oleh seorang ibu.
5 langkah pembelajaran menurut Jan Lighthart. yaitu :
1.    Menentukan sesuatu yang menjadi pusat minat anak.
2.    Melakukan study wisata.
3.    Pembahasan hasil pengamatan.
4.    Menceritakan lingkungan yang dialami.
5.    Kegiatan ekspresi.

3.      William H. Kilpatrick
Beliau adalah seorang ahli pendidikan Amerika dan ahli filsafat pendidikan yang dilahirkan di Georgia, Amerika Serikat. Ia juga terkenal dengan “Profesor Milion Dollar” karena pendapatan yang diperoleh dari kelasnya sangat terkenal.Pembelajaran proyek ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dinamis serta bersifat fleksibel yang sangat membantu anak memahami berbagai pengetahuan secara logis, konkret dan aktif.
Pembelajaran Proyek yang diterapkan oleh Kilpatrick :


a.        Pembelajaran Proyek Total
Pembelajaran proyek total dimaksudkan untuk mengintregasikan aspek pengembangan, baik kognitif, ketrampilan, jasmani, motorik kasar dan motorik halus.
b.      Pembelajaran Proyek Parsial
Dalam bentuk ini terdapat penggabungan antara bidang studi/pengembangan yang berdiri sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang berdiri sendiri diberikan dengan model pembelajaran yang lama ( biasa ), sedangkan bidang studi yang saling berhubungan diberikan dengan bentuk proyek
c.       Pembelajaran Proyek Okasional
Dalam mendisain pembelajaran proyek harus ditentukan secara jelas pusat minat sebagai tema atau pokok masalah yang akan dikembangkan. Berdasarkan tema ini bidang studi yang lainnya. Proyak okasional dapat dilaksanakan satu bulan sekali, pertengahan semester atau satu semester sekali. Anak dibelajari untuk mengenal lingkungan hidupnya, misal dapart dimulai dari tema tema keluarga, rumah, teman bermain, sekolah, saluran air, tanah, tanaman dan sebagainya
Langkah pembelajaran proyek dilaksanakan dengan menggunakan 5 langkah, yaitu :
1.    Langkah Persiapan
2.    Kegiatan Pembelajaran : Pendahuluan
3.    Perjalanan Study Wisata atau Survai
4.    Kegiatan Pembelajaran : Pengolahan Masalah
5.    Penyelenggaraan Kegiatan Pameran

4.      Maria Montessori
Maria Montessori  lahir di Chiaravalle, Italia pada tahun 1896 . Dia sangat berminat terhadap masalah pendidikan anak yang tergolong terbelakang . Montessori membuat sekolah pertamanya di Roma ( di derah kumuh ) tahun 1907, yang disebut “casa dei bambini“ yang artinya rumah anak . Sekolah tersebut dipersiapkan untuk anak cacat mental .


Pandangan Montessori tentang anak usia dini:
·         Mereka terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungan
·         Mereka senang sekali belajar,  selalu ingin tahu dan mencoba
·         Mereka memiliki kemampuan yang besar untuk menyerap berbagai pengalaman sejak lahir sampai umur 6 tahun[3]


5.      Frederich Wilhelm Froebel
Frederich Wilhelm Froebel lahir di Jerman dikenal sebagai “The Founding Father“ karena menghasilkan suatu system disebut “Garden of Children“ atau “Kinder garten” yang berarti taman atau kebun milik anak . Di Indonesia diterjemahkan menjadi Taman Kanak-kanak .

Terdapat 3 (tiga) prinsip didaktik yang dikemukakan oleh Froebel, yaitu :
1.      Otoaktivitas, kegiatan yang dilakukan anak sendiri/bersifat individualisasi
2.       Kebebasan, tidak dibatasi dinding massif, perlu linkungan terbuka
3.      Pengamatan, terhadap alam sekitar melalui eksplorasi dan keingintahuan
Unsur 3F menurut Froebel :
1.      Fridge (perdamaian) dalam pergaulan anak, pendidik dan orang disekitar
2.      Frevde (kegembiraan) selama proses pembelajaran
3.      Frabeit (kemerdekaan) adanya kebebasan dalam situasi dan kondisi “iklim” pendidikan yang kondusif

Penerapan Pandangan Froebel
Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini dianggap baik, apabila :
1.      Hendaknya menyiapkan lingkungan yang dapat mendorong proses belajar melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan.
2.      Orangtua dan guru sebaiknya bekerja sama dalam mendukung anak memperoleh pengalaman.
3.      Anak diberi kesempatan untuk mendapat pengetahuan dan kegiatan yang lebih kompleks
4.      Anak belajar menyukai buku dan mampu berbahasa dengan caranya sendirri melalui aktivitas bercerita

D.    Tokoh pendidikan anak usia dini di indonesia

1.      Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara adalah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, beliau mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk dapat memperoleh pendidikan seperti halnya para priyayi maupun prang-prang Belanda.
ia menamatkan sekolah dasar di ELS (sekolah dasar belanda), kemudian dilanjutkan ke STOVIA (sekolah dokter bumiputera) namun tidak sampai tamat dikarenakan sakit.
a.       Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnyo menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.
Ki Hajar Dewantara sendiri dengan mengubah namanya karena ingin menunjukkan perubahan sikapnya lalam melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan negara. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutarnakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian sebagai facilitator atau pengajar.

b.      Pemahaman tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Ki Hajar Dewantara banyak mempelajari ilmu pendidikan sewaktu beliau diasingkan di Belanda.Frobel dan Montessori merupakan tokoh yang paling wring dijadikan objek belajar oleh beliau. Ciri khas dari Pendidikan Anak Usia Dini menurut aliran Ki Hajar Dewantara ialah Budi Peketi dan Sistem Among.
1.      Budi Pekerti
Materi yang paling penting diberikan kepada anak usia dini adalah pendidikan budi pekerti. Bentuknya bukan mata pelajaran budi pekerti, tetapi menanamkan nilai, harkat dan martabat kemanusiaan, nilai moral watak, dan pada akhirnya pembentukan manusia yang berkepribadian.Budi pekerti bertujuan untuk mengatui kehidupan manusia.
Ki Hajar Dewantara membagi perkembangan manusia dengan menggunakan interval tujuh tahunan usia kronologis yakni:
·         Usia 1-7 tahun dipandang sebagai masa kanak-kanak, pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara pemberian contoh dan pembiasaan.
·         Usia 7-14 tahun dipandang sebagai masa pertumbuhan jiwa pikiran, pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara pembelajaran, perintah atau hukuman.
·         Usia 14-21 tahun dipandang sebagai masa terbentuknya budi pekerti atau periode sosial, pendidikan yang cocok pada fase ini yaitu dengan cara mendisiplinkan diri sendiri dan melakukan atau merasakannya secara langsung.
2.      Sistem Among
inti dari sistem among yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Napitupulu (2001;15-16) adalah:
·         Ing ngarso sing tulodo, artinya jika pendidik berada di depan wajib memberikan teladan bagi anak didik. Posisi ini sebaliknya lebih banyak diberikan kepada anak usia dini, tidak perlu banyak nasehat, petuah dan ceramah.
·         Ing madya mangun karso, artinya jika pendidik berada di tengah-tengah harus lebih banyak membangun atau membangkitkan kemauan sehingga anak mempunyai kesempatan untuk mencoba berbuat sendiri. Anak usia dini sudah dapat mengerjakan, namun lebih tepat setelah taman kanak­kanak teladan pendidik masih diperlukan.
·         Tut wuri handayani, artinya jika pendidik di belakang wajib memberi dorongan dan memantau agar anak mampu bekerja sendiri.
c.       Penerapan dalam Pendidikan
Ki Hajar Dewantara mengutarakan tentang alat pendidikan yang dapat digunakan dalam mendorong keberhasitan proses pendidikan
·         Motivasi (dorongan), memberikan dorongan kepada anak baik dari luar maupun dari dalam agar anak memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan baik verbal maupun non verbal.
·         Reinforcement (penguatan), memberikan pengulangan kepada anak baik dari luar maupun dari dalam agar anak mengetahui dan memahami tentang sesuatu yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
·         Reward (penghargaan), ketika anak sudah mampu menyelesaikan tugas lebih dulu dengan baik, maka pendidik memberikan penghargaan kepada anak dengan memberikan acungan jempol atau memberikan tanda bintancr dan lingkaran penuh.
·         Punishment (sangsi sosial), ketika anak membuang sampah sembarangan sebagai sangsinya anak di suruh mengambil sampah dam membuangnya ke tempat sampah.


d.      Implementasi dalam Pendidikan
PendidikananakusiadiniberdasarkanpemikiranKihajarDewantaradidasarkanpadapolapengasuhanyangberasaI dari kata “asuh” artinya pemimpin, pengelola, membimbing. Maka pengasuh adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin atau mengelola.Dalam hal ini mengasuh anak maksudnya adalah memelihara dan mendidiknya dengan penuh pengertian.Ki Hajar dewantara membagi pendidikan di Indonesia menjadi tiga bagian yaitu informal yaitu dalam keluarga, formal yaitu sekolah, dan nonformal yaitu dalam masyarakat.[4]

2.      Muhammad Syafei

Muhammad Syafei seperti yang ditulis Soejono (1988: 63-76) pendiri dari INS di Kayu Tanam, lahir di Sumatera Barat 31 Oktober 1926.Lembaga INS yang didirikan oleh Syafei harus dianggap sebagai reaksi spontan terhadap corak pendidikan dimasa itu, yang hanya mementingkan intelektualisme dan bercorak verbalistic, suatu pendidikan yang hanya menghasilkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh penguasa di waktu itu.
a.       aplikasi dalam Pembudaya Anak Usia
Meyakini bahwa dasar-dasar kependidikan di Indonesia dan implikasinya pada anak usia dini haruslah dapat mengembangkan:
1.      Percaya pada diri sendiri
Pada saat bermain anak harus/ ditanamkan rasa percaya diri, bahwa dia juga mampu melakukan se­suatu tanpa harus adanya bantuan orang lain.
2.      Mampu melindungi diri sendiri dalam hal keamanan diri.
Contoh: anak tidak membiarkan dirinya teraniaya oleh orang lain, misalnya dicubit, dipukul oleh temannya.
3.      Anak didik menjadi manusia yang beriman, harmonis dalam perkembangan, berbudi luhur, kreaktif dan produktif.
4.      Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin
Anak dapat memahami norma-norma agama secara sederhar.Anak dapat memahami peraturan, antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang dilarang dan tidak dila­rang. Seperti: saling menyayangi sesama teman atau tidak mengambil milik orang lain.
5.      Mempunyai daya cipta
Anak dapat mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan kemampuan yar
dimilikinya.
Contoh: merangkai sedotan plastik menjadi kalung atau membangun rumah dari balok.

a.       Pandangan tentang Pendidikan Anak Usia dini
Sistem layanan pendidikan pada usia dini selalu berubah dari waktu ke waktu searing dengan perubahan zaman. Artinya cars yang digunakan orang dalam mendidik pada masa sekarang, dahulu dan akan datang berbeda­beda. Hal ini dikarenakan adanya berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan anak, misalnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan arus informasi yang demikian pesat.
Pendidikan anak usia dini dulu, sekarang dan akan datang sangat terkait dengan multicultural education, bukan bagian dari tetapi berasal dari. Dalam layanan pendidikan usia dini, anak harus mendapat kesempatan yang sama. Hal ini yang wring diabaikan oleh pemerintah. Pada anak usia dini masih banyak hal penting yang belum muncul yang diistilahkan oleh Dellor dengan treasure within, sedangkan Conny mengistilahkan dengan hidden excellence in person hood
b.      Pembelajaran Anak Usia Dini
Menurut Conny pendidikan bagi anak pada usia-usia ini adalah belajar sambil bermain.Bagi anak bermain adalah kegiatan yang serius, namun mengasyikkan.Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan.Dengan bermain secara bebas, anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru.Melalui permainan anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental, intelektual, dan spiritual.Bermain adalah medium, di mana anak menyatakan jati dirinya, bukan saja dalam fantasinya, tetapi juga benar nyata secara aktif
BAB III
PENUTUP



A.    Kesimpulan

Dari beberapa uraian sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini dimulai pertama kali oleh Froebel pada abad ke 18 dan berkembang hingga abad ke 20 menjadi Taman Kanak-Kanak seperti saat ini. Di Indonesia, kindergarten dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda yang menjadi tempat pendidikan untuk anak mereka. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ki Hajar Dewantara yang dinamakan Taman Lare.Adanya sekolah Taman Lare terus berlanjut sampai zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Perkembangan PAUD di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode. Masing-masing periode memiliki perkembangannya mulai dari lahirnya IGTKI, GOPTKI, PADU, PAUDNI dan lain sejenisnya hingga sekarang perkembanganya semakin jelas dengan lahirnya undang-undang dan peratuan presiden tentang Pendidikan Anak Usia Dini.


B.     Saran

Dari pembahasan mengenai sejarah PAUD di Indonesia tersebut, saran saya kepada calon pendidik PAUD adalah terus berinovasi menjadi pendidik PAUD yang peduli terhadap kesehatan dan perkembangan anak.Sebagai pendidik PAUD yang professional, kita juga harus memiliki kompetensi agar mampu bersaing dengan Lembaga PAUD yang ada di luar negeri dengan mengutamakan kualitas pendidikan tanpa melupakan tujuan dari didirikannya PAUD sejak abad 18 hingga sekang





DAFTAR PUSTAKA

Asolihin, (2013). Sejarah sekolah PAUD. indonesia
Indra, Sri Jasma.(2012) Sejarah Lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini. indonesia, Diakses
Putri, Al Mara.(2013). Perkembangan PAUD Di Indonesia. indonesia, Diakses
Pranata, diiyah.(2011). Sejarah Lahirnya PAUD. indonesia, Diakses






[1]  Indra, Sri Jasma. Sejarah Lahirnya Pendidikan Anak Usia Dini. (indonesia, Diakses.2012) vol 6 hal 21
[2] Putri, Al Mara. Perkembangan PAUD Di Indonesia. (indonesia, Diakses.2013).

[3] Asolihin. Sejarah sekolah PAUD,(indonesia. 2013) vol 5 hal 34

[4] Pranata, diiyah. Sejarah Lahirnya PAUD. (indonesia, Diakses.2011) vol 9 hal 32


No comments:

Post a Comment

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...