Tuesday, October 1, 2019

MAKALAH TEORI GESTALT


MAKALAH KONSELING INDIVIDU
TEORI GESTALT
Dosen Pengampu : Noffi Yanti, S.Sos, M.A











Kelas D
Disusun oleh: Kelompok 3
Anita Sari                    1841040304
Heni Tia Anisa            1841040126
Indah Nuraini              1841040313
Ismail                          1841040268


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TA 2019/1441 H






KATA PENGANTAR

Assalamualaikum
                  Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya lah kami para pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu ya itu makalah yang berjudul Teori Gestalt. Dan solawat beserta salam tak lupa kita sanjung agungkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan safaatnya di yaumul kelak .
                  Dalam makalah ini kami membahas tentang Teori Gestalt untuk memenuhi tugas matakuliah komunikasi konseling. Semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para pendengar dan pembaca. Namun kami masih menyadari bahwasanya makalah kami masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kami masih mengharapan kritik dan saran yang membangun agar dapat kami jadikan pelajaran di kedepanya karena hakikinya manusia tidak ada yang sempurna.
                  Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya terhadap rekan-rekan yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini dan ucapan terima kasih pula terhadap Ibu Noffiyanti yang telah membimbing, dan memberikan ilmunya terhadap kami semuah khususnya pada mata kuliah komunikasi konseling. Akhir kata dari kami.
Wasalamualaikum.
Bandar Lampung, 25 September 2019          


            Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A.      TERAPI GESTALT............................................................................. 3
B.     Dinamika Kepribadian Manusia........................................................... 3
C.     Peran dan Fungsi Konselor................................................................... 4
D.    Tujuan Terapi Gestalt........................................................................... 5
E.     Teknik Terapi Gestalt........................................................................... 5

BAB III PENUTUP
A.    Latar Belakang..................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN





A. Latar Belakang
Psikologi Gestalt, yang didirikan oleh Max Wertheimer, merupakan kelanjutan dari pemberontakan terhadap molekularisme program Wundt terhadap psikologi, yang menuai simpati banyak orang pada waktu itu, termasuk di dalamnya William James.  Kata  Gestalt  bermakna  keseluruhan  yang  bersatu  atau  penuh  makna, yang malah fokus pada kajian psikologis.
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Karena bekerja terutama di atas prinsip kesadaran, terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana tingkah laku dan pengalaman di sini-dan-sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan) bagian-bagian kepribadian yang terpecah dan tak diketahui.
Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif. Tugas utama terapis adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya di sini dan sekarang dengan menyadarkannya atas tindakannya mencegah diri sendiri merasakan dan mengalami saat sekarang. Oleh karena itu, terapi Gestalt pada dasarnya noninterpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi sendiri. Mereka membuat penafsiran-penafsirannya sendiri, menciptakan pernyataan-pernyataannya sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Akhirnya, klien didorong untuk langsung mengalami perjuangan di sini-dan sekarang terhadap urusan yang tak selesai di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik, meskipun hanya membicarakannya, klien lambat laun bisa memperluas kesdarannya.


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, berikut beberapa hal yang akan di bahas:
1. Apa tujuan terapi Gestalt?
2. Bagaimana dinamika kepribadian manusia Gestalt
3. Bagaimana teknik-teknik terapi Gestalt

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dinamika kepribadian manusia dalam terapi Gestalt
2. Untuk memahami tujuan dari terapi Gestalt
3. Untuk memahami teknik-teknik terapi Gestalt





















BAB II
PENDAHULUAN



A.TERAPI GESTALT
            Terapi Gestalt merupakan bentuk terapi perpaduan antara sistensial-humanistis dan fenomenologi, yaitu memfokuskan diri pada pengalaman klien “here and now” dan memadukannya dengan bagian-bagian di masalalu. Kemunculan terapi Gestalt dipelopori oleh Federick Perls, dan dalam perkembangannya terdapat sejumlah nama tokoh yang turut menyumbangkan pemikirannya dalam terapi Gestalt seperti Koffa, Kohler, Wertheirmer.
            Menurut pandangan Gestalt, untuk mengetahui sesuatu hal kita harus mengetahuinnya secara keseluruhan. Karena bila hanya melihat pada bagian tertentu, kita akan kehilangan karakteristik penting lainnya. Hal ini juga berlaku pada tingkah laku manusia, untuk menjadi pribadi yang sehat, individu harus merasakan dan menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa berusaha menghilangkan bagian-bagian tertentu.Ini dilakukan untuk mencapai keseimbangan. Tetapi pada individu yang tidak sehat sehingga mengalami ketidakseimbangan, maka akan muncul ketakutan dan ketegangan sehingga melakukan reaksi penghindaran untuk menyadarinya secara nyata (Gunarsa, 1996).
            Mempelajari terapi Gestalt akan memberikan pemahaman pada pembaca mengenai tekhnik pendekatan yang menempatkan manusia sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk berkembang.

1.      Dinamika Kepribadian Manusia
Gestalt memandang manusia secara positif yang memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu.
Passons (dikutip dari Gunarsa, 1966) mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menyadari pikiran, perasaan dan tindakannya, sehingga mampu memilih dan menguasai kehidupannya secara efektif. Konsep yang hamper sama juga dikemukakan oleh Ivey, et al. (dikutip dari Gunarsa, 1966) yang mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menentukan arah kehidupannya.
Timbulnya perilaku bermasalah menurut pandangan Gestalt adalah karena ketidakmampuan individu untuk mengatasi masalah sehingga cenderung melakukan penghindaran.Hal inilah yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pribadi individu. Sementara itu, menurut Perls (dikuti dari Gunarsa, 1966) munculnya perilaku bermasalah pada individu juga disebabkan oleh hal-hal berikut:
a.       Kurang berinteraksi atau menutup diri dengan lingkungan.
b.      Terlalu banyak member atau menyerap dari pengaruh oranglain.
c.       Kebutuhan atau perasaan tidak terpenuhi.
d.      Kebutuhan mendasar yang ingin dipenuhi individu mendapat penolakan dari masyarakat.
e.       Pertentangan dalam diri manusia.

Dalam terapi Gestalt, ada istilah yang dikenal sebagai “urusan yang tidak selesai”.
Hal ini mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, rasa berdosa dangdut rasa diabaikan. Untuk menangani urusan yang tidak selesai tersebut, individu harus membawanya kedalam proses kesadaran dan mengakuinya secara bertanggungjawab (Corey, 2009).

2.      Peran dan Fungsi Konselor
Ajaran Perls yang sering di ucapkan adalah “Kosongkan pikiran anda dan capailah kesadaran”.Kesimpulannya adalah, pada dasarnya seorang konselor menantang klien agar menggunakan kesadarannya secara penuh.Konselor harus menghindari penafsiran dan pemikiran serta ucapan berlebih.Yang utama adalah bagaumana seorang konselor mampu membuat klien berkembang kesadarannya sehingga mampu mengatasu hambatan pertumbuhan kepribadiannya (Corey, 2009).
Tugas yang di emban konselor adalah menghapuskan hambatan-hambatan yang selama ini menghalangi klien untuk menembus “jalan buntu”.  Tugas seorang konselor selanjutnya adalah mengonfrontasikan klien pada pembuat keputusan apakah ia bersedia atau tidak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara utuh. Yang artinya klien harus membuat keputusan tentang apa yang mereka ingin dan lakukan, serta bagaimana mereka ingin menyelesaikan masalah, karena klien adalah orang yang paling menentukan apa yang akan atau tidak akan dijalankan dalam terapi.

3.      Tujuan Terapi Gestalt
Tujuan utama terapi Gestalt membantu klien untuk dapat mengembangkan kepribadiannya secara menyeluruh dan memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahannya sendiri.Sasaran utama Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Yontef (Gunarsa, 1996) menyatakan bahwa poses pencapaian kesadaran yang terus-menerus akan menghasilkan sebuah pemahaman. Klien dapat memahami keadaan dirinya secara utuh tentu saja akan semakin berani mengambil tanggung jawab baik dalam membuat pilihan atau menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.

4.      Teknik Terapi Gestalt
Terapi Gestalt memiliki cukup banyak tekhnik dalam pencapaian kesadaran.Bahkan, dalam penggunaannya klien tidak menyadari bahwa teknik tersebut telah diterapkan karena dibuat dalam bentuk permainan.
Gunarsa mengemukakan tekhnik terapi Gestalt, antara lain:


a.       Pengalaman Sekarang: klien diarahkan untuk merasakan dan melakukan pengalaman masalalu atau masa yang akan dating sehingga dijadikan pengalaman sekarang. Contohnya kien diminta merasakan menjadi ibu padahal kondisi klien saat ini belum menikah.

b.      Pengarahan Langsung: konselor mengarhkan secara terus-menerus hal-hal yang dilakukan klien berdasarkan pernyataan yang diberikan klien. Contohnya klie mengatakan bahwa dulu pernah diputuskan oleh pacarnya dan sakit hati, kemudian konselor akan meminta klien melakukan tindakan bila hal itu terjadi sekarang.


c.       Perubahan Bahasa: klien didorong untuk mengubah bentuk pertanyaan menjadi pernyataan. Contohnya “Dapatkah saya bahagia?” diganti menjadi “Sebenarnya saya tidak bahagia”.

d.      Tekhnik Kursi Kosong: klien diarahkan untuk berbicara dengan oranglain yang dibayangkan sedang duduk di kursi kosong yang ada disamping atau didepnn klien. Setelah itu, klien diminta untuk berganti tempat duduk dan menjawab pertanyaannya tadi seolah-olah sebelumnya klien adalah oranglain tersebut. Tekhnik ini disebut juga permainan peran (role playing).


e.       Berbicara Dengan Bagian Dari Dirinya: tekhnik ini adalah variasai dari tekhnik kursi kosong. Intinya adalah klien melangsungkan percakapan antara bagian-bagian yang ada didalam dirinya yang menimbulkan konflik.

Selain kelima tekhnik tadi, Levitsky dan Perls juga menjelaskan sejumlah tekhnik permainan yang dapat digunakan dalam terapi Gestalt, yaitu:
a.       Permainan Dialog: merupakan istilah lain dari tekhnik kusi kosong.
b.      Membuat Lingkaran: klien diminta untuk mengelilingi anggota kelompoknya dan berbicara atau melakukan sesuatu terhadap anggota kelompoknya tersebut. Contohnya konselor mengarahkan klien untuk menggunakan pernyataan didepan anggota kelompok “Saya tidak menyuki anda karena anda menyebalkan, dll”.

c.       Saya Memikul Tnggung Jawab: klien diminta untuk membuat pernyataan dan menambahkan kalimat “Dan saya bertanggung jawab untuk itu”, misalnya “Saya merasa sedih, dan saya bertanggung jawab untuk itu”. Tujuannya adalah agar klien mau mengakui dan menerima perasan-perasaannya.


d.      Saya Memiliki Suatu Rahasia: klien diminta untuk menghayal tentang rahasia pribadi mereka. Serta membayangkan bagaimana perasaan mereka serta perasaan oranglain jika mereka mengetahui dan membuka rahasia tersebut. Tekhnik ini digunakan untuk membentuk kepercayaanterhadap oranglain.

e.       Bermain Proyeksi: klien diminta untuk memainkan peran sesuai dengan perasaan yang dialami. Contohnya klien yang menyatakan bahwa dirinya pemalu maka disuruh melakukan peran pemalu.


f.       Tekhnik Pembalikan: klien diminta untuk memainkan peran yang bertolak belakang dengan pernyataan klien tentang kepibadiannya. Contohnya seorang klien yang lemah lembut disuruh memainkan peran yang kasar dan melanggar aturan.

g.      Permainan Ulangan: klien dan anggota kelompoknya diminta untuk melakukan permainan berbagi pengulangan satu sama lain. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran klien bahwa selama ini klien hanya melakukan tindakan untuk memenuhi harapan oranglain dan sadar sejauh mana mereka memperoleh penerimaan dari oranglain.
h.      Melebih-lebihkan: klien diminta untuk melakukan gerakan atau mimik wajah secara berlebihan dan terus-menerus.tekhnik ini dapat membantu klien belajar mendengar dan didengar oleh dirinya sendiri. Selain itu tekhnik ini dapat membantu klien meningkatkan kesadaran atas isyarat halus yang dikirimkan seseorang melalui bahasa tubuhnya. Contohnya klien diminta tertawa sambil menggoyangkan pundak dan menghentakkan kaki berulang-ulang.
i.        Bisakah Anda Tetap Dengan Perasaan Ini?: tekhnik ini digunakan pada saat klien berada pada perasaan yang tidak mengenakan atau ingin dihindarinya. Klien diminta untuk tetap bertahan dan tidak melarikan diri dari perasaan tersebut. Hal ini akan membuka dan membuat jalan menuju taraf pertumbuhan baru.

Menurut Shepherd, tekhnik-tekhnik terapi Gestalt terutama tekhnik konfrontatif dan melakonkan dialogtidak cocok diberikan pada klien psikotik. Hal ini dikarenakan pada klien yang mengalami gangguan berat lebih membutuhkan dukungan dan sugesti yang kuat dibandingkan dengan menghidupkan kembali pengalaman yang tidak menyenangkan. Tekhnik yang membantu pemulihan kebebasan klien dengan menggunakan mata, telinga, dan tubuh secara keseluruhan akan meningkatkan kemampuan mendukung diri sendiri kearh yang lebih positif.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Pandangan Gestalt tentang Sifat Manusia bahwa individu memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. Bagi Perls tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat sekaranglah yang penting. Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya.

Tujuan dari terapi ini adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada orang lain, menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melakukan banyak hal,membantu klien agar menemukan pusat dirinya.

Fungsi Konselor yaitu membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan jalan buntu, membantu klien untuk menembus jalan buntu sehingga pertumbuhan bisa terjadi, menyajikan situasi yang menunjang pertumbuhan, memberikan perhatian pada bahasa tubuh kliennya.

Teknik-Teknik terapinya antara lain, permainan-permainan dialog, membuat lingkaran, urusan yang tak selesai, “Saya memikul tanggung jawab”, bermain proyeksi, pembalikan, irama kontak dan penarikan, “Ulangan” dan masih banyak yang lainnya.


 Gambar: UIN  Raden Intan lampung


DAFTAR PUSTAKA

Safaria, Triantoro. 2005. Terapi & Konseling Gestalt. Yogyakarta : Graha Ilmu

Lubis, Lumongga Namora. 2014. Memahami Dasar-Dasar Konseling. Jakarta : Kencana




















1 comment:

  Nilai, Norma dan Etika dalam Komunikasi Antar Pribadi KATA PENGANTAR          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang saat ini ma...