KATA PENGANTAR
Puja dan puji serta syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memeberikan rahmat, hidayah, kesehatan serta akal yang
sehat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah yang berjudul terapi
rasional emotif untuk memenuhi tugas mata kuliah konseling kelompok.
Terimakasih
kepada teman-teman yang berkenan saling bekerja sama dalam menyelesaikan
makalah ini, dan terkhusus kepada orang tua yang selalu menggemakan doa serta
dukungan kepada kami, yang tak pernah kenal kata lelah dalam membantu kami
dalam melangkah, kami sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka
lakukan untuk kami.
Terakhir ucapan maaf kepada para pembaca apabila
banyak kesalahan kata, tanda, keterangan yang ada pada makalah ini, karena
sesungguhnya manusia itu adalah tempat dosa dan kesalahan serta jauh dari kata
sempurna, sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bisa membantu
dan bermanfaat kepada para pembaca, akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Bandar lampung, 23 oktober 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA
PENGANTAR …………………………………………………...........I
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………….......II
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang ……………………………………………………..……….1
2. Rumusan
Masalah …………………………...……………………...………1
3. Tujuan
……………………………………………….……………….……...1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian pendekatan rasional emotif
........................................................2
2. Peran dan fungsi konselor
............................................................................4
3. Teknik-teknik terapi rasional
emotif.............................................................4
4. Kelebihan dan kekurangan
...........................................................................7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
………………………………………………………………...8
2. Saran .............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Kelompok merupakan
sebuah tempat dimana terdapat beberapa orang yang berkontribusi dalam
sosialisasinya. Dalam penanganan psikologis ada banyak teknik yang dipakai
diantara terapi rasional emotif yang lebih berfokus merubah sifat irasional ke
rasionalisme.
2. Rumuan
Masalah
a.
Apa
pengertian dari pendekatan rasional emotif?
b.
Apa
peran dan fungsi konselor dalam pendekatan rasional emotif?
c.
Bagaimana
teknik yang dipakai dalam pendekatan rasional emotif?
d.
Apa
saja kelebihan dan kekurangan pendekatan rasional emotif?
3. Tujuan
Membantu mahasiswa
memahami apa yang dinamakan dengan pendekatan rasional memberi pemahaman
tentang tujuab apa saja yang di akan dicapai dalam pendekatan rasional emotif.
Membantu mahasiswa
dalam memahami peranan dan fungsi konselor dalam menjalani konseling dengan
teknik rasional emotif.
Membantu mahasiswa
dalam memahami teknik apa saja ynag dipakai dalam pendekatan rasional emotif.
Memahamai apa saja
kekurangan dan kelebihan terapi rasional emotif sehingga mahasiswa dapat
menyesuaikan terapi apa yang akan dipakai dalam pelaksanaan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan Rasional Emotif
Teori ini diperkenalkan oleh Albert Ellis pada 1985, dia
merupakan ahli yang sangat rajin dalam bekerja sekaligus dalam memberi
pelayanan psikoterapi, baik secara individual maupun situasi kelompok. Pada
rational emotive memandang bahwa kerja kelompok berdaya guna dan ekonomis. RET
menekankan pada proses berfikir, menimbang, membuat keputusan dan menganalis
serta kurang menekankan dengan perasaan.[1]
1. Dinamika
Kepribadian Manusia
Rasional emotif pada hakikatnya memandang manusia
dilahirkan dengan keadaan baik dan buruk. Manusia memilki pemikiran rasional
dan irasional. Selain itu manusia juga memiliki kecendrungan mempertahankan perilaku
yang deskrutif dan melakukan berbagai cara agar tidak terlibat dengan orang
lain. Selain itu menutut Ellis juga dia menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi
individu akan direaksi sesuai dengan cara berpikir atau sistem kepercayaannya.[2]
2. Prosuder
Konseling Kelompok Rational Emotif
Konsep-konsep dasar dalam terapi rasional emotif
mengikuti pola yang di dasarkan pada pada teori A,B,C yaitu:
a.
A=
activating exprence (pengalaman aktif) ialah suatu keadaan, fakta peristiwa,
atau tingkah laku yang dialami individu.
b.
B=
belief system (cara individu memandang suatu hal) ialah pandangan dan
penghayatan individu terhadap A.
c.
C=
emotional consequence (akibat emosional) ialah reaksi individu positif atau
negatif.[3]
Menurut Ellis bahwa A (pengalaman aktif) tidak langsung
menyebabkan timbulnya C (akibat emosional), namun bergantung pada B (cara
individu memandang suatu hal). Sasaran utama yang harus diubah adalah aspek B
(belief system). Menurutnya bentuk pikiran terbagi menjadi empat, positif,
negatif, netral dan campuran.[4]
3. Asal
Mula Gangguan Emosional
Perasaan cemas, tertekan, ditolak, marah dan dikucilkan,
dan di abaikan oleh sistem keyakinan yang cenderung mengalahkan diri sendiri
didasarkan atas gagasan-gagasan irasional yang didekapnya tanpa kritik pada
masa kanak-kanak. Apanila orang memiliki cara berfikir rasional maka dia akan
bahagia, santai, dan sekurangkurannya tenang dan kebalikannya jika dia
pesimistik, putus asa, maka dia akan merasa sedih, tertekan dan merasa
khawatir.[5]
4. Tujuan
Terapi Rasional Emotif
a.
Mengahpuskan
pandangan hidup klien yang melemahkan diri.
b.
Membantu
klien memperoleh pandangan hidup yang lebih toleran dan rasioanal.
Konselor
bertindak sebagai guru dan klien adalah muridnya. Hubungan pribadi antara
konselor dan klien tidak esensial. Klien memperoleh pemahaman atas masalahnya dirinya
dan kemudia harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku yang
mengalahkan diri.[6]
B. Peran
Dan Fungsi Konselor
1. Peran
Kegiatan dalam pendekatan ini memiliki tujuan utama yaitu
untuk membantu peserta menginternalisasi suatu filsafat rasional kehidupan,
sama seperti mereka diinternalisasi dengan seperangkat keyakinan dogmatis dan
extrem yang berasal dari sosial budaya mereka, lingkungan, dan dari penemuan
mereka sendiri.[7]
2. Fungsi
Tujuan utama, pemimpin kelompok memiliki fungsi sfesifik
dan tugas. Tugas konselor yaitu untuk menunjukan anggota kelompok bagaimana
mereka sebagian besar telah menciptakan emosi mereka sendiri dan gangguan
perilaku. Pemimpin membantu anggota kelompok untuk mengidentifikasi dan
menentang keyakinan irasional mereka, menunjukan bagaimana mereka
mengdoktrinasi diri dengan keyakinan ini. Dan mengajarkan mereka untuk mengubah
pemikiran mereka dengan mengembangkan cara dari lingkaran setan dalam dari
proses menyalahkan dan lainnya yang menyalahkan.[8]
C. Teknik-Teknik
Pendekatan Rasional Emotif
1. Teknik-Teknik
Emotif
Teknik
yang digunakan untuk mengubah emosi konseli.
a. Teknik
Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong, dan mebiasakan dengan
pola perilaku tertentu yang diinginkan.[9]
b. Teknik
Sosiodrama
Memberi peluang mengekspresikan berbagai perasaan yang
menekan anggota kelompok melalui suasana yang didramatiskan sehingga klien
dapat secara mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan atau melalui
gerakan dramatis.
c. Teknik
Self Modeling
Digunakan dengan klien diminta berjanji dengan konselor
untuk menghilangkan perasaan yang menimpanya. Dia diminta taat pada janjinya.
d. Teknik
Imitasi
Digunakan dengan meminta klien menirukan model perilaku
secara terus menerus yang menghilangkan perilakunya yang negatif.[10]
2. Teknik-Teknik
Behavioristik
Terapi rasional emotif banyak menggunakan teknik
behavioristik terutama dalam hal upaya modifikasi negatif klien, dengan
mengubah akar-akar keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis, menurut
oemarjoedi:
a. Teknik
Reorforcement (penguatan)
Yaitu untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang
lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun
hukuman (panishment). Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar nilai-nilai dan
keyakinan yang irasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang
rasional atau lebih positif.
b. Teknik
Social Modeling (pemodelan sosial)
Teknik untuk membentuk perilaku-perilaku baru pada klien.
Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang
diharapkan dengan cara mutasi (meniru), mengobservasi dan menyesuaikan dirinya
serta menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah
tertentu yang disiapkan konselor.
c. Teknik
Live Models (model kehidupan nyata)
Yaitu teknik yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku-perilaku tertentu. Khususnya situasi-situasi interpersonal yang
kompleks dalam bentuk percakapan-percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan
masalah-masalah.[11]
3. Teknik-Teknik
Kognitif
Teknik
yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.
a. Tahap
Pengajaran
Dalam rasional emotif konselor memiliki peran lebih aktif
dibanding konseli. Tahap ini memberikan keluasan terhadap konselor untuk
berbicara dan menunjukan sesuatu kepada anggota terutama menunjukan
ketodaklogikaan berfikir itu secara langsung menimbulkan emosi kepada klien
tersebut.
b. Tahap
Persuasif
Meyakinkan anggota kelompok untuk mengubah pandangannya
karena pandangan yang ia kemukakan itu tidak benar. Konselor juga mencoba
meyakinkan berbagai argumentasi untuk menunjukan apa yang dianggap oleh klien itu
adlah tidak benar.
c. Tahap
Konfrontasi
Konselor megubah ketoidaklogikaan berfikir klien dan
membawa anggota kearah berfikir lebih logika.
d. Tahap
Pemberian Tugas
Konselor memberikan tugas kepada anggota untuk mencoba
melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata.[12]
D. Kelebihan
Dan Kekurangan
1. Kelebihan
a.
Dapat
mengubah keyakina irasional (irrational beliefs) dengan cara menentang pola
pemikiran yang salah atau negatif.
b.
Berfokus
pada bagaimana individu menafsirkan dan bereaksi terhadap peristiwa yang
terjadi pada dirinya.
c.
Mengajarkan
anggota kelompok cara untuk melakukan terapi sendiri tanpa tergantung pada
konselor.
d.
Memilki
strategi intervensi yang lengkap, mencakup teknik kognitif, emotif dan
behavioral.
e.
Meyakinkan
klien bahwa pola pikir yang baru akan menghasilkan keehidupan yang lebih baik.
2. Kekurangan
a.
Terlau
konfrontatif dan mengabikan masa lalu
b.
Kurangnya
pengakuan terhadapa perasaan emosi yang merupakan faktor yang sangat dominan
dalam kehidupan manusia, yang tidak mudah untuk mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan tindakan dan cara berpikir.
c.
Melibatkan
tugas-tugas yang banyak dan rumit sehingga memerlukan dukungan dan partisipasi
klien dan keluarganya.
d.
Klien
harus rajin dan melakukan banyak laporan pekerjaan rumah.
e.
Klien
dengan kapasitas intelektual yang lebih rendah mungkin memerlukan waktu yang
lebih banyak.[13]
GAMBAR: UIN RADEN INTAN LAMPUNG
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi rasional emotif merupakan terapi dengan mengubah
pikiran irasional menjadi rasional, dengan, menanamkan dan mendorong klien
untuk berubah menjadi pribadi yang baik.
Konselor menjadi pmeran utama dalam konseling karena
konselor berperan aktif dibanding konseli, konselor menjadi guru dan konseli menjadi
murid, konselor menunjukan jalan menuju pribadi yang rasional.
Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam konseling yaitu
yang teknik penyelesaiannya lengkap dengan memakai teknik kognitif, behavioral,
dan emotif.
Setiap sesuatu didunia ini tak ada yang sempurna
melainkan Tuhan yang Maha Esa, begitupun dengan terapi rasional inpun memiliki
kelebihan sekaligus kekurangan yang menjadi tolak ukur pemaikaian teknik
konseling yang sesuai dengan masalah dan pribadi klien.
B. Saran
Inilah makalah yang kami buat, kami memohon kepada anda
semua pembaca agar memberikan saran kepada kami sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah kami, dan berubah dari kesalahan yang dulu. Terimakasih
kepada pembaca yang telah membaca dan maaf jika banyak kesalahan kata, tanda baca,
maupun kesalahan lainnya, karena semua disini kita belajar, qodzma shoffa
wadzamakadzar, ambil yang baik dan buang yang buruknya.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnanto, M. Edi. 2013. Konseling Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Lubis, Namora Lumongga. 2016. Konseling
Kelompok. Jakarta: Kencana.
Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori
dan Praktek. Jakarta: Kencana.
No comments:
Post a Comment